Jumat, 17 Juli 2020

MENGENAL MODEL-MODEL PEMBELAJARAN 01

HALO SAHABAT SURYA CREATIVE, kali ini kita membahas tentang model-model pembelajaran. lalu apakah model pembelajaran itu? Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar. berikut kita bahas beberapa model pembelajaran ya



Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Group Investigation (GI)

 

A.    Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI)

Pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) adalah model pembelajaran kooperatif yang melibatkan kelompok kecil di mana siswa bekerja menggunakan inquiri kooperatif, perencanaan, proyek, dan diskusi kelompok, serta mempresentasikan penemuan mereka kepada kelas (Nur dan Wikandari dalam Suartawan, 2010). Santyasa (2007) mengungkapkan Pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) didasari oleh gagasan John Dewey tentang pendidikan, bahwa kelas seharusnya merupakan cermin masyarakat dan berfungsi sebagai laboratorium untuk belajar tentang kehidupan di dunia nyata yang bertujuan mengkaji masalah-masalah sosial dan antar pribadi”. Selain itu John Dewey merekomendasikan bahwa sekolah hendaknya diorganisir sebagai sebuah demokrasi mini (a miniature democracy) yang mana para siswa dapat berpartispasi dalam pengembangan sistem sosial dan melalui partisipasi ini mereka lambat laun dapat belajar bagaimana menerapkan metode ilmiah untuk kesempurnaan masyarakat manusia. John Dewey merasakan bahwa kegiatan pembelajaran  ini merupakan persiapan terbaik untuk menjadi warga negara yang baik didalam negara demokratis. Dasar metode pengajarannya adalah menciptakan sebuah kelompok demokratis yang membahas tentang masalah-masalah sosial antar pribadi. Model ini dikembangkan pertama kali oleh Herbert Thelen. Selanjutnya Herbert Thelen mengembangkan metode-metode yang direkomendasikan oleh John Dewey dengan tujuan pembelajaran bukanlah mempraktekkan dan mempelajari proses demokrasi, tetapi berupaya memadukan bentuk dan dinamika proses demokrasi dan proses inquiri akademik ke dalam satu strategi pembelajaran. Herbert Thelen berupaya mencapai situasi pembelajaran yang berdasarkan pengalaman (an experienced – based learning situational) yang kondusif terhadap metode ilmiah dan sangat memungkinkan dapat dipindahkan  kedalam situasi-situasi kehidupan di masa depan.

Konsepsi Herbert Thelen tentang proses demokratis yang menjadi dasar strategi pembelajarannya berasal dari the social image of man. Pendidikan berasal dari sebuah konsepsi tentang seorang manusia social  (a conception of a social man). Seorang manusia dengan manusia-manusia lain membuat aturan dan kesepakatan untuk menciptakan realitas sosial (Rasana,2009: 25-26).

Menurut Winataputra dalam Wardani (2010) model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) atau investigasi kelompok telah digunakan dalam berbagai situasi dan dalam berbagai bidang studi dan berbagai tingkat usia. Pada dasarnya model ini dirancang untuk membimbing para siswa mendefinisikan masalah, mengeksplorasi berbagai cakrawala mengenai masalah itu, mengumpulkan data yang relevan, mengembangkan dan mengetes hipotesis.

 “Investigasi kelompok merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling kompleks dan paling sulit diterapkan” (Trianto, 2009: 78). Dalam perkembanganya model ini di perluas dan dipertajam oleh Sharan dari universitas Tel Aviv. Berbeda dengan STAD dan Jigsaw, siswa terlibat dalam perancanaan baik topik yang dipelajari dan bagaimana jalanya  penyelidikan mereka. Pendekatan ini memerlukan norma dan struktur kelas yang lebih rumit dari pada pendekatan yang lebih terpusat pada guru. Dimana peranan guru dalam pembelajaran ini adalah sebagai konselor, konsultan, dan kritikus. Guru hendaknya membimbing siswa untuk memperoleh pengalaman yang meliputi: pemecahan masalah, pengaturan kelompok, dan membangun pengetahuan sendiri. 

“Strategi pembelajaran kooperatif tipe GI atau kelompok penyelidikan, merupakan strategi kooperatif yang paling kompleks. Strategi ini cocok digunakan untuk proyek yang terintregrasi dalam memecahkan suatu masalah” (Dibia, dkk. 2007: 143). Strategi pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) siswa merencanakan sendiri topik yang akan diselidiki dari tema umum yang diberikan oleh guru dan selanjutnya menentukan sendiri cara melakukan penyeledikan. Komunikasi dan kerjasama yang baik antar anggota kelompok sangat dipentingkan. Peranan guru disini adalah sebagai fasilitator dan nara sumber. Kooperatif tipe Group Investigation (GI) digunakan untuk melatih berbagai kemampuan siswa antara lain, sintesis, analisis, dan mengumpulkan informasi untuk  memecahkan suatu permasalahan.

Trianto (2009:78-79) menyatakan ”Dalam kooperatif tipe Group Investigation (GI) guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5 atau 6 siswa heterogen dengan mempertimbangkan keakraban dan minat yang sama dalam topik tertentu”. Siswa memilih sendiri topik yang akan dipelajari, dan kelompok merumuskan penyelidikan dan menyepakati pembagian kerja untuk menangani konsep-konsep penyelidikan yang telah dirumuskan. Dalam diskusi kelas ini diutamakan keterlibatan pertukaran pemikiran para siswa.

Menurut Zingaro dalam Pande (2009) menyatakan model pembelajaran kooperatif tipe Group  Investigation (GI) memilikin empat komponen penting yaitu penyelidikan, interaksi, penafsiran, dan motivasi intrinsik. Penyelidikan mengacu pada fakta bahwa dalam pembelajaran siswa bersama kelompoknya fokus untuk menyelesaikan tentang masalah yang dibahas dalam topik tersebut. Interaksi adalah suatu tanda dari semua metoda-metoda pembelajaran kooperatif, yang diperlukan para siswa untuk mengeksplorasi gagasan-gagasan dan saling membantu satu sama lain dalam belajar. Penafsiran terjadi ketika anggota kelompok mengkontruksi dan mengelaborasi pengetahuan sehingga setiap anggota terhadap kejelasaan gagasan-gagasan materi yang disampaikan. Motivasi intrinsik diperlukan oleh para siswa dalam proses investigasi materi pembelajaran.

Menurut Masitoh dalam Hendra (2010) menyatakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dalam prosedur pelaksanaanya sudah lebih kompleks dibandingkan dengan model belajar kooperatif lainya. Pelaksanaan pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) melibatkan siswa secara langsung dalam perencanaan, baik dalam memilih topik maupun prosedur atau pun langkah-langkah yang diikuti siswa dalam proses investigasi mereka.

        Ada pun keunggulan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI). Model pembelajaran kooperatif  tipe Group Investigation (GI) melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Model pembelajaran ini menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (group process skills). Berdasarkan paparan di atas,  dapat ditarik simpulan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) merupakan suatu model pembelajaran yang sangat baik  digunakan untuk melatih berbagai kemampuan siswa antara lain, sintesis, analisi, dan mengumpulkan informasi/data untuk memecahkan suatu permasalahan.  

B.     Analisis berdasarkan syarat-syarat model, pendekatan dan metode pembelajaran yang digunakan dalam model pembelajaran kooperatif tipe GI

a.      Sintak Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI)

“Dalam setting Group Investigation (GI) siswa dikelompokkan dengan anggota 5-6 orang siswa yang secara heterogen atas jenis kelamin dan etnik” (Trianto, 2009: 79). Selanjutnya siswa memilih sendiri topik yang akan dipelajari, dan kelompok merumuskan penyelidikan dan menyepakati pembagian kerja untuk menangani konsep-konsep penyelidikan yang telah dirumuskan.

Peran guru dalam pembelajaran ini adalah sebagai konselor, konsultan, kritikus, fasilitator dan narasumber. Guru hendaknya membimbing siswa untuk memperoleh pengalaman-pengalaman yang meliputi: pemecahan masalah, pengaturan kelompok, dan membangun pengetahuan sendiri. Slavin (1995) dalam Astawan menyebutkan enam tahapan GI, yaitu grouping, planning, investigation, organizing, presenting, dan evaluating. Tahapan-tahapan secara detail adalah sebagai berikut.

1)      Pengelompokkan (grouping), yaitu tahap mengidentifikasi topik dan mengelompokkan siswa dalam kelompok-kelompok investigasi. Kegiatan siswa dan guru pada tahap ini adalah sebagai berikut.

a)      Siswa mengamati sumber, memilih topik, dan memutuskan kategori-kategori topik permasalahan.

b)      Siswa bergabung dalam kelompok untuk mempelajari topik yang mereka pilih.

c)      Guru membantu dalam mengumpulkan data dan mengatur pembentukan kelompok.

2)      Perencanaan (planning), yaitu tahap-tahap pelaksanaan tugas-tugas pembelajaran. Pada tahap ini, seluruh siswa bersama-sama merencanakan tentang:

a)      Apa yang akan mereka pelajari?

b)      Bagaimana mereka belajar?

c)      Bagaimana pembagian tugas dalam kelompok?

d)     Untuk tujuan apa mereka menyelidiki topik tersebut?

3)      Penyelidikan (investigation), yaitu tahap pelaksanaan penyelidikan. Pada tahap ini siswa melakukan kegiatan sebagai berikut.

a)      Siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan membuat kesimpulan terkait dengan permasalahan yang diselidiki.

b)      Masing-masing anggota kelompok memberikan masukan pada setiap kegiatan kelompok.

c)      Siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan mempersatukan ide dan pendapat.

4)      Pengorganisasian (organizing), yaitu tahap persiapan laporan. Pada tahap ini, kegiatan siswa adalah sebagai berikut.

a)      Anggota kelompok menentukan pesan-pesan penting dalam projeknya masing-masing.

b)      Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan bagaimana cara mempresentasikannya.

c)      Wakil dari masing-masing kelompok membentuk perencanaan panitia diskusi kelas (menentukan siswa sebagai pemimpin, moderator, dan notulis) dalam presentasi hasil investigasi.

5)      Presentasi (presenting), yaitu tahap penyajian laporan akhir. Kegiatan belajar di kelas pada tahap ini adalah sebagai berikut.

a)      Penyajian kelompok pada keseluruhan kelas dalam berbagai variasi bentuk penyajian.

b)      Kelompok yang tidak sebagai penyaji terlibat secara aktif sebagai pendengar (audiens).

c)      Pendengar mengevaluasi, mengklarifikasi, dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan terhadap topik yang disajikan.

6)      Penilaian (evaluating), yaitu penilaian proses kerja dan hasil projek siswa. Pada tahap ini, kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran adalah sebagai berikut.

a)      Siswa menggabungkan masukan-masukan tentang topiknya, pekerjaan yang telah mereka lakukan, dan tentang pengalaman-pengalaman efektifnya.

b)      Guru dan siswa berkolaborasi mengevaluasi tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan.

c)      Penilaian prestasi belajar haruslah mengevaluasi tingkat pemahaman siswa.

 

b.  Sistem Sosial Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation (GI)

Sistem sosial dimulai dari keputusan-keputusan yang dikembangkan dari pengalaman-pengalaman tiap anggota kelompok didalam batasan-batasan dan hubungan fenomena yang diidentifikasi oleh guru sebagai objek-objek penelitian. Guru dan siswa memiliki status yang sama kecuali dalam perbedaan-perbedaan peran. Karena guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa apabila menemukan kesulitan dalam kelompok.

c. Prinsip-Prinsip Reaksi Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation (GI)

Guru berfungsi sebagai seorang konselor akademik. Ia berupaya membuat kondisi belajar, agar para siswa benar-benar belajar sesuai dengan tuntutan inkuiri; yaitu perumusan dan pemecahan masalah, kesadaran terhadap metode, menejemen kelompok, makna pribadi, dan refleksi.

d. Sistem Dukungan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation (GI)

Sistem dukung dalam pembelajaran ini perlu disesuaikan denga kebutuhan belajar. Sistem dukung yang diperlukan bisa berupa buku-buku yang tersedia di perpustakaan dan tidak tertutup kemungkinan untuk mengajak para siswa ke luar sekolah untuk melakukan investigasi.

 

e. Dampak instruksional Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation (GI)

Dampak intruksional adalah  hasil belajar yang dicapai atau yang berkaitan langsung dengan materi pembelajaran. Adapun dampak intruksional dari model pembelajaran kooperatif tipe GI adalah:

·         Pandangan kontruksionis tentang pengetahuan

·         Penelitian yang berdisiplin

·         Proses dan keteraturan kelompok yang efektif

Dampak pengiring adalah hasil belajar iringan yang dicapai sebagai akibat dari penggunaan model pembelajaran tertentu. Adapun dampak pengiring dari model pembelajaran kooperatif tipe GI  yaitu:

·         Kehangatan dan keterikatanantara manusia

·         Komitment terhadap penelitian social

·         Kemerdekaan sebagai pelajar

·         Menghormati hak azasi manusia dan komitmen terhadap keanekaragaman

 

  

Dampak instruksional dan pengiring dari model pembelajaran investigasi kelompok (Suherman, 1992: 64 dalam pande), dapat dilukiskan dalam Gambar  berikut:


 

 Tabel 1. Ringkasan Orientasi Model Group Investigation (GI)

(Rasana, 2009: 28-29)

Sintaks

Fase pertama: dipertemukan dengan situasi yang membingungkan (dirancang atau tidak). Fase kedua: eksplorasi reaksi-reaksi terhadap situasi.

Fase ketiga: merumuskan dan mengorganisasikan tugas dalam pembelajaran (definisi masalah, peran, dan sebagainya).

Fase keempat: kebebasan dan studi kelompok.

Fase kelima: analisis kemajuan dan proses. Fase keenam: perputaran kegiatan kembali.

Prinsip-Prinsip Reaksi

Guru berperan sebagai fasilitator (membantu siswa dalam merumuskan rancangan, tindakan, mengelola kelompok) dan persyaratan inkuiri (kesadaran terhadap metode). Berfungsi sebagai konselor akademik.

 

Sistem Sosial

Proses demokratis, misalnya keputusan kelompok. Struktur eksternal rendah. Kebingungan harus adil. Pertukaran otentik adalah esensial. Suasana berdasarkan alasan dan negosiasi.

Sistem Dukungan

Lingkungan harus mampu memberikan respons terhadap berbagai tuntutan siswa. Guru dan siswa harus mampu mengumpulkan apa yang mereka perlukan ketika mereka memerlukannya.

 

C.     Pendekatan yang sesuai digunakan didalam model pembelajaran kooperatif tipe GI

Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang berujuk pada pandangan tertentu terjadinya suatu proses yang bersifat masih sangat umum, didalamnya mewadahi, menginspirasikan, menguatkan dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu (Sanjaya, 2006:127). Pendekatan yang digunakan pada model pembelajaran kooperatif tipe GI adalah pendekatan inquiri, pendekatan kontekstual, dan pendekatan kelompok.

 

1.      Pendekatan Inquiri

Pendekatan inquiri adalah suatu pendekatan pembelajaran yang cara penyajian pelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru. Aktivitas belajar mengajar berpusat pada siswa. Peranan guru hanya menyiapkan bagi siswa bahan stimulus dalam bentuk kata, gambar, atau suara untuk dipikirkan dengan minimal bimbingan guru proses belajar mengajar seperti ini lebih menekankan proses berpikir dari pada menghafal. Pendekatan ini dapat menstimulasi kreatifitas siswa. Pendekatan inquiri dapat melibatkan peserta didik dalam proses-proses mental dalam rangka penemuan informasi.Dengan pendekatan inquiri siswa dimotivasi untuk aktif berpikir, melibatkan diri dalam kegiatan dan mampu menyelesaikan tugas sendiri.

2.      Pendekatan Kontekstual

Pendekatan kontekstual adalah suatu pandekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkan dengan situasi kehiduoan nyata.

3.      Pendekatan Kelompok

Pendekatan kelompok adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan cara mengelompokkan anak didiknya sesuai dengan criteria demi tercapainya kegiatan belajar mengajar. Guru dapat memanfaatkan pendekatan kelompok demi kepentingan pengajaran pada umunnya dan pengelolaan kelas pada khususnya.

  

D.    Metode yang sesuai  digunakan  didalam model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI)

Berdasarkan dari analisis yang saya lakukan, adapun metode-metode yang digunakan pada model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI), yaitu sebagai berikut.

 1. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa –siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematic untuk dibahas dan dipecahkan bersama. Didalam diskusi ini proses belajar mengajar terjadi, dimana interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah (Syaiful Bahri dan Aswan, 2010:87-88).

Adapun kelebihan dan kelemahan dari metode penugasan adalah sebagai berikut:

a. Kelebihan metode diskusi

-          Merangsang kreatifitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan, prakarsa, dan trobosan baru dalam pemecahan suatu masalah.

-          Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain.

-          Memperluas wawasan.

-          Membina untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam memecahkan suatu masalah.

b.   Kekurangan metode diskusi

-          Pembicaraan terkadang menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang panjang.

-          Tidak dapat dipakai pada kelompok besar.

-          Peserta mendapatkan informasi yang terbatas.

-          Mungkin dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri.

 

2.      Metode Pengamatan (observasi)

Metode observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis, dengan prosedur yang terstandar Metode observasi dilakukan dengan melaksanakan pengamatan langsung terhadap cara guru mengajar dan perilaku siswa dalam pembelajaran (Arikunto, 1989:177 dalam Pande).

3.      Metode Penugasan

Metode Penugasan adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Misalnya tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan didalam kelas, dihalaman sekolah, dilaboratorium, diperpustakaan, dirumah, atau dimana saja asal tugas itu dapat dikerjakan. Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak, sementara waktu sedikit. Metode penugasan biasanya merangsang anak untuk aktif dalam belajar, baik secara individu maupun kelompok. Karena itu, tugas dapat diberikan secara individual atau secara kelompok. (Saiful Bahri dan Aswan,2010:85).

Adapun kelebihan dan kelemahan dari metode penugasan adalah sebagai berikut:

a.       Kelebihan dari metode penugasan

-       Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktifitas belajar individual atau kelompok.

-          Dapat mengembangkan kemandirian siswa diluar pengawasan guru.

-          Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa.

-          Dapat mengembangkan kreatifitas siswa.

b.      Kekurangan dari metode penugasan

-          Siswa sulit dikontrol, apakah benar dia yang mengerjakan tugas ataukah orang lain.

-          Khusus untuk tugas kelompok tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikannya adalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota lainya tidak berfartisipasi dengan baik.

-          Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa.

-          Sering memberikan tugas yang monotun (tidak bervariasi) dapat menimbulkan kebosanan siswa.

4.      Metode Tanya Jawab

Metode Tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Metode Tanya jawab adalah yang tertua dan banyak digunakan dalam proses pendidikan baik dilingkungan keluarga, masyarakat maupun sekolah (Saiful Bahri dan Aswan 2010).

Adapun kelebihan dan kelemahana dari metode tanya jawab anatara lain :

a.       Kelebihan dari metode tanya jawab

-          Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun ketika siswa sedang ribut.

-          Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir.

-          Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.

b.      Kekurangan dari metode tanya jawab

-          Siswa merasa takut apa bila guru kurang dapat mendorong siswa untuk berani, dengan menciptakan sesuatu yang tidak tegang melainkan suasana keakraban.

-          Tidak mundah pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan mudah dipahami siswa.

-          Waktu sering banyak terbuang terutama apa bila siswa tidak dapat menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga orang.

-          Dalam jumlah siswa yang banyak tidak mungkin cukup waktu untuk memberikan pertanyaan kepada setia siswa.

5.      Metode Kerja Kelompok

Metode kerja kelompok adalah metode mengajar dengan mengkondisikan peserta didik dalam suatu kelompok sebagai suatu kesatuan dan diberikan tugas untuk dibahas dalam kelompok tersebut (Sriyono, 1992:121). Pada model pembelajaran GI, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5-6 orang untuk menyelesaikan permasalahan tertentu.

 

E.     Simpulan

Dari pembahasan diatas maka dapat ditarik beberapa simpulan, yaitu sebagai berikut.

1.      Model pembelajaran Pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) adalah model pembelajaran kooperatif yang melibatkan kelompok kecil di mana siswa bekerja menggunakan inquiri kooperatif, perencanaan, proyek, dan diskusi kelompok, serta mempresentasikan penemuan mereka kepada kelas (Nur dan Wikandari dalam Suartawan, 2010). Model pembelajaran Pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI)  merupakan suatu model pembelajaran yang sangat baik  digunakan untuk melatih berbagai kemampuan siswa antara lain, sintesis, analisi, dan mengumpulkan informasi/data untuk memecahkan suatu permasalahan.  

2.     Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) merupakan sebuah model pembelajaran karena di dalamnya mengandung unsur-unsur, sebagai berikut.

a.       Langkah-langkah penerapan Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI)

b.      Prinsip reaksi Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI)

c.       Sistem sosial Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI)

d.      Sistem pendukung Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI)

e.       Memiliki dampak instruksional dan dampak pengiring Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI)

3.    Pendekatan yang digunakan dalam Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI), yaitu pendekatan kontekstual, pendekatan inquiri dan pendekatan kelompok. Karena pendekatan ini dapat mengaktifkan siswa.

4.    Metode-metode yang digunakan pada model pembelajaran kooperatif  tipe group investigation (GI), yaitu sebagai berikut.

a.       Metode Diskusi.                                   d. Metode Penugasan

b.      Metode Tanya jawab.                           e. Metode Kerja Kelompok

c.       Metode Pengamatan/Observasi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

0 komentar:

Posting Komentar