Pembelajaran Menyenangkan dan Berpusat pada Siswa dengan Mengadakan Pendekatan Personal Mencegah Bullying
Oleh
I Wayan Suriasa
Sekolah merupakan suatu rumah yang aman, nyaman dan bermakna bagi seluruh warga sekolah. Di sini mereka melakukan kegiatan pembelajaran dengn rileks, bahagia, tanpa dibebani pencapaian skor dan mencapai ketuntasan kurikulum sekolah. Setiap peserta didik memiliki potensi positif dalam setiap kodrat mereka baik menyangkut kodrat alam maupun kodrat zaman. Selanjutnya melalui pembelajaran yang inovatif, kreatif dan menyenangkan diharapkan dapat membuat peserta didik lebih menikmati dalam mengeksplorasi pengetahuan dan keterampilan serta sikap yang mereka miliki. Pendidikan adalah usaha untuk menuntun anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Untuk dapat mewujudkan ini peran guru sangat penting. Guru harus menyadari bahwa anak-anak tidak bisa disamaratakan. Setiap anak memiliki keunikan masing-masing seperti memiliki potensi, minat, dan bakat yang khusus. Peran pendidik atau guru adalah menuntun anak-anak tersebut sesuai dengan minat, bakat, dan potensinya, sehingga nantinya dapat membentuk anak-anak yang memiliki profil pelajar Pancasila dan cerdas berkarakter.
Paradigma pembelajaran telah berubah dari teacher center ke student center. Pada student center ini guru dituntut untuk dapat menyajikan pembelajaran yang berpusat pada siswa atau yang lebih menekankan keterlibatan, keaktifan, dan interaksi siswa yang lebih banyak sedangkan guru berperan sebagai fasilitator. Dengan pembelajaran yang berpusat pada siswa maka pembelajaran akan menjadi lebih bermakna dan diharapkan perundungan atau bullying antar siswa juga tidak ada. Selain melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada siswa, guru juga harus mampu mencegah terjadinya kasus bullying pada siswa dan mampu mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan bagi mereka. Apalagi kita ketahui bersama bahwa negara kita dan seluruh dunia sedang mengalami pamdemi covid-19 yang sudah berlangsung kurang lebih selama 9 bulan. Tentunya ini membuat para siswa bosan dalam menjalani proses pembelajaran, karena yang biasanya mereka belajar secara tatap muka bertemu dengan teman-temannya, dapat bermain dengan teman-temannya, berganti menjadi pembelajaran dari rumah tanpa bisa bertemu dan bermain dengan teman-temannya. Video berikut menjelaskan bagimana siswa belajar jarak jauh di rumah.
Dalam kondisi seperti ini diperlukan strategi, metode, cara kreatif yang dilakukan oleh guru di dalam merancang pembelajarannya agar para siswa tidak bosan dan mengalami kejenuhan di dalam mengikuti pembelajaran. Untuk bisa merancang pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa tentunya guru harus terlebih dahulu mengetahui profil siswanya dengan cara melakukan asessmen diagnostik awal. Dengan melakukan ini maka guru akan mudah dapat merancang pembelajaran sesuai yang dibutuhkan siswa.
Tujuan
Adapun tujuan dari rancangan aksi nyata ini yaitu sebagai berikut.
- Mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak pada siswa, sehingga materi yang mereka pelajari akan menjadi lebih bermakna.
- Mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center oriented).
- Meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.
- Mencegah perundungan (Bullying) antar siswa selama proses pembelajaran secara jarak jauh ataupun di sekolah.
Deskripsi Aksi Nyata
Untuk dapat merancang pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak pada siswa, saya selaku guru harus terlebih dahulu mengetahui profil siswanya. Cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengetahui profil siswanya yaitu dengan melakukan asessmen diagnostik nonkognitif awal. Dengan melakukan assesmen diagnostik nonkognitif awal, maka guru dapat dengan mudah merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Adapun untuk melakukan assesmen ini penulis menggunakan google form. Setelah memperoleh hasil diagnostik awal dari siswa, kebanyakan anak menginginkan belajar tatap muka dan sudah bosan belajar di rumah dan ada laporan beberapa siswa melakukan bullying selama pembelajaran jarak jauh (PJJ). Perbuatan Bullying dilakukan lewat media sosial seperti Whatsapps ataupun lewat media lainnya. Selain itu siswa juga menginginkan pembelajaran yang variatif yang diselilingi dengan game dan kuis yang menarik sehingga mereka tertantang dalam belajar. Untuk itu penulis pun mulai merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa yaitu melaksanakan pembelajaran tatap muka tidak langsung melalui aplikasi zoom dan juga memberikan game-game serta kuis saat melaksanakan pembelajaran. Sebelum melaksanakan pembelajaran penulis pun menyiapkan media pendukung seperti aplikasi zoom, media game (TTS, wordwall, dll), dan juga media kuis (kahoot dan quizziz). Setelah semua siap barulah saya memulai melaksanakan pembelajaran sesuai yang diharapkan siswa.
Hasil Aksi Nyata
Adapun hasil yang diperoleh melalui pelaksanaan aksi nyata ini yaitu sebagai berikut.
- Guru mengetahui profil siswa nya mulai dari pembelajaran seperti apa yang mereka inginkan, apa yang membuat mereka senang belajar, bentuk tugas seperti apa yang mereka inginkan, dan bagaimana kondisi mereka untuk belajar daring. Profil yang diperoleh tersebut dapat dijadikan guru sebagai modal untuk merancang pembelajaran yang menyenangkan dan berpusat pada siswa.
- Guru dapat berinovasi dalam melaksanakan pembelajaran. Guru dapat memanfaatkan kemajuan teknologi untuk mendukung proses pembelajaran yang mereka laksanakan seperti pemanfaatan zoom meetting, pemanfaatan aplikasi untuk game dan kuis. Dengan demikian pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru akan lebih variatif dan tidak membosankan bagi siswa.
- Siswa menikmati proses pembelajaran yang mereka ikuti, tidak bosan, menyenangkan, dan tentunya bermakna. Siswa dapat menyampaikan pendapatnya terkait cara belajar seperti apa yang mereka inginkan dan bentuk tugas yang seperti apa yang mereka inginkan melalui pelaksanaan asessmen diagnostik awal. Siswa selalu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran.
- Untuk kasus bullying beberapa penanganan- penanganan yang dilakukan oleh saya selaku guru atau wali kelas
- Berusaha mendapat kejelasan mengenai apa yang telah terjadi ke siswa
- Membantu anak mengatasi ketidaknyamanan yang ia rasakan (keresahan)
- Menjelaskan apa yang terjadi dan mengapa hal itu terjadi dengan bahasa yang mudah dipahami dan dicerna oleh anak, dan jangan pernah menyalahkan anak atas tindakan bullying yang ia alami
- Meminta bantuan pihak ketiga (ahli profesional atau bimbingan konseling) untuk membantu mengembalikan ke kondisi normal, jika perlu.
- Membina kedekatan dengan teman-teman anak, cermati cerita anak dan mewasdai perubahan anak
- Mengamati perilaku emosi anak, bahkan ketika saat kejadian bullying.
Semua aksi nyata yang dilakukan memberikan perubahan yang positif bagi seluruh siswa yang saya ajarkan dan mau bersemangat dalam belajar. kasus perundungan berkurang bahkan tidak ada, sehingga proses pembelajaran bisa berjalan sesuai jadwal dan lancar
Refleksi Aksi Nyata
Setelah melaksanakan aksi nyata banyak hal yang saya dapatkan sebagai guru dan baru menyadari bagaimana seharusnya memperlakukan anak dalam proses pembelajaran disamping itu ada salah satu siswa yang di bully bisa saya tangani dengan baik. Segala kegiatan dalam pembelajaran yang awalnya sudah sangat baik menurut guru belum tentu sesuai dengan harapan siswanya. Guru harus selalu memperhatikan setiap individu siswanya, mengetahui profil siswanya, dan merancang pembelajaran yang sesuai harapan siswanya bukan hanya yang baik menurut guru..
Adapun kendala yang dialami selama pelaksanaan aksi nyata yaitu masih ada beberapa siswa yang belum bisa terlibat dalam proses pembelajaran dikarenakan keterbatasan sarana yang mereka miliki. Selain itu ada juga keterbatasan pada fasilitas sinyal/blank sinyal sehingga penggunaan aplikasi zoom yang dimiliki oleh guru sehingga tidak bisa bertatap muka secara maya dengan siswanya dalam waktu yang lama.
Untuk siswa yang kena perundungan/bullying guru melakukan pendekatan secara personal dengan mendatangi siswa tersebut dan memberikan pengertian, motivasi agar mau bersemangat ikut belajar sehingga tidak ketinggalan pembelajaran. Guru juga memberi nasehat dan membina siswa yang telah melakukan perundungan dengan memanggil ke sekolah dan berkomunikasi langsung dengan orang tuanya agar kejadian tentang perundungan/ bullying tidak terulang lagi.
Kunjungan rumah siswa
Mengklarifikasi dan membina secara personal
bagi siswa yang membully
Guru dan orang tua berdiskusi agar kejadian bully
tidak terulang dan proses belajar jarak jauh lancar
Kunjungan kedua siswa sudah berubah dan mau belajar.
Ada hal menarik yang dapat saya sampaikan dalam refleksi tentang pembelajaran pembelajaran jarak jauh yakni perundungan/bully yang dilakukan oleh siswa ternyata bermaksud bermain-main saja di kelompok game online, namun karena keaksikan main game dan kirim pesan, ternyata tidak sengaja terkirim ke teman diluar kelompok atau ke pribadi siswa lain. Meskipun demikian saya selaku guru tetap memberikan nasehat dan himbauan kepada siswa agar tidak mengulangi perbuatannya meskipun dalam kelompok tertentu. perbuatan membully bisa menyebabkan sakit hati, atau menyakiti perasaan teman yang dibully tersebut sehingga bisa merusak motivasi belajar sehingga berujung pada kegagalan.
Rencana Perbaikan di Masa Mendatang
Apa yang sudah baik yang saya lakukan selama pelaksanaan aksi nyata ini akan terus dilakukan secara berkelanjutan dan konsisten sehingga terjadi peningkatan motivasi belajar siswa serta mengurangi perbuatan perundungan/bully diantara siswa. Selain itu saya juga akan meminta masukkan dari rekan-rekan guru sejawat ataupun guru yang lain untuk perbaikan terhadap hal-hal yang masih kurang dari pelaksanaan aksi nyata ini. Saya akan mengajak rekan-rekan guru yang lain untuk melakukan cara-cara yang seperti penulis dilakukan untuk mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan dan berpusat pada siswa serta mencegah perundungan di kalangan siswa.
Lampiran .
Model Asesmen Diagnostik
Bagus beli Wayan...
BalasHapusInspiratif 👍
Mantap sekalali pak wayan. Sangat menginspiraai
BalasHapusLanjutkan pak Surik...
BalasHapus