Senin, 14 Juni 2021

contoh Penerapan Strategi Directed ReadingActivity (DRA)


 


 

1. Judul Penelitian    : Penerapan Strategi Directed ReadingActivity (DRA) untuk Meningkatkan Pemahaman  Membaca Siswa Kelas X.TMO2 SMK Negeri 1 Abang Tahun Pelajaran 2008/2009

2.      Identitas Peneliti                 

a. Nama                                   : Ni Made Ari Sumantari, S.Pd          

b. NIP                                     : -

c. Tempat/Tgl lahir                  : Singaraja, 26 April 1982

d. Guru Mata Pelajaran           : Bahasa Inggris                                 

3.      Bentuk kegiatan                      : Penulisan Penelitian Tindakan Kelas

4.      Waktu Pelaksanaan                 : 15 Oktober – 20 November 2008

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1  Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, pendidikan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang sangat penting. Pendidikan merupakan jembatan yang akan menghantarkan kita pada suatu tujuan hidup berbangsa dan bernegara yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa tujuan Pendidikan Nasional adalah membentuk manusia Indonesia seutuhnya, yang cerdas, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, berkepribadian mantap dan mandiri, serta memiliki tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Dengan demikian, pendidikan pada berbagai jenis dan jenjang sangat penting dan diharapkan mampu menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang profesional dalam bidangnya, dan memiliki disiplin tinggi serta berbudi pekerti yang luhur.

Pendidikan memiliki kaitan erat dengan sekolah, karena sekolah merupakan tempat pendidikan formal. Setiap sekolah memiliki tujuan yang sama yakni ingin menghasilkan sumber daya yang berkualitas, oleh karena itu pembangunan di bidang pendidikan terus dikembangkan, kearah peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas. Berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah dalam upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia telah lama dilakukan. Berbagai inovasi dan program pendidikan juga telah dilaksanakan, antara lain: penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku/bahan ajar dan buku referensi, peningkatan mutu guru dan tenaga kependidikan melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kualifikasi pendidikan mereka, peningkatan manajemen pendidikan serta pengadaan fasilitas.

Di dalam kurikulum Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Kejuruan        (SMK) tahun 2006 dinyatakan bahwa, didalam belajar Bahasa Inggris, para siswa diharapkan menguasai atau memahami empat keahlian berbahasa yang meliputi; berbicara, mendengarkan, menulis, dan membaca. Membaca yang merupakan salah satu dari empat keahlian berbahasa tersebut harus dikuasai oleh siswa, karena ini merupakan keahlian yang paling dasar. Ini dapat dilihat dari alokasi waktu yang diberikan pada pelajaran membaca didalam proses belajar mengajar yang mana pengajaran membaca merupakan pelajaran utama yang diajarkan oleh guru. Lebih jauh, kurikulum Bahasa Inggris  menyebutkan bahwa ada empat sub keahlian atau tujuan dari pelajaran membaca yang sebaiknya dicapai oleh siswa yang meliputi; (1) menemukan ide pokok pada bacaan, (2) informasi khusus, (3) kata acuan, (4) dan makna kata.

Dalam memahami suatu wacana, siswa sebaiknya memahami keempat sub keahlian pada membaca yang disebutkan diatas. Namun, tidak semua siswa mampu memahami suatu wacana secara umum dan khususnya keempat sub keahlian tersebut yang berhubungan dengan wacana. Ini dapat diamati dari hasil penelitian awal yang dilakukan di SMK Negeri 1 Abang. Hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa kelas X TMO2 SMK Negeri 1 Abang menghadapi masalah didalam memahami suatu bacaan khususnya dalam menemukan ide pokok, informasi khusus, kata acuan, serta makna kata.

Untuk mengetahui lebih jauh masalah yang dialami oleh siswa tersebut, tes awal diberikan kepada siswa kelas X TMO2. Tes tersebut meliputi pemahaman terhadap wacana yang terdiri dari menemukan ide pokok, informasi khusus, kata acuan, serta makna kata. Hasil dari tes awal menunjukkan bahwa siswa kelas       X TMO2 mengalami masalah didalam memahami suatu wacana seperti data yang tertera pada tabel1.1 berikut ini.

Tabel 1.1. Hasil Tes Awal

No

Sub Keahlian Membaca

Rata-rata

1

Ide Pokok

45,0

2

Informasi Khusus

40,5

3

Kata Acuan

49,9

4

Makna Kata

35,5

           Total Rata-rata

42,73

 

            Kemampuan siswa dalam memahami suatu bacaan kurang memuaskan jika dilihat dari rata-rata keseluruhan yaitu 42,73. Ini menunjukkan bahwa  kemampuan siswa kelas X TMO2 belum optimal dalam memahami suatu bacaan khususnya dalam menemukan ide pokok, informasi khusus, kata acuan, serta makna kata. Nilai rata-rata pada tabel 1.1 menunjukkan  bahwa nilai siswa masih jauh dari standar minimum didalam pembelajaran yang ditetapkan dalam kurikulum yaitu lebih besar dari 65 dengan ketuntasan 85% (Depdikbud, 1994: 37).

            Untuk mengetahui penyebab rendahnya kemampuan siswa didalam membaca dan memahami isi dari bacaan tersebut, peneliti mengadakan wawancara dengan siswa. Wawancara dengan siswa dilakukan pada saat jam istirahat dan jam pelajaran kosong. Dari hasil wawancara terungkap bahwa masalah dalam memahami suatu bacaan disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya sebagai berikut.

1.      Topik dari wacana tersebut cukup baru untuk mereka, jadi mereka sulit mengetahui isi bacaan tersebut.

2.      Banyak sekali kata-kata pada wacana tersebut sulit atau baru bagi siswa dan juga struktur kalimatnya yang komplek sehingga menyebabkan siswa sulit memahami keempat sub keahlian tersebut.

Disamping itu, wawancara juga dilakukan pada guru yang mengajar dan juga observasi pada persiapan mengajarnya yaitu berupa rencana pelaksanaan pembelajarannya. Hasilnya menunjukkan bahwa guru hanya memfokuskan pelajaran membaca pada kegiatan awal saja, kemudian membiarkan siswa membaca wacana sambil menjawab pertanyaan. Ini berarti perhatian terhadap empat sub keahlian membaca sedikit diberikan didalam proses belajar mengajar, akibatnya siswa mengalami kendala dalam memahami wacana dan keempat sub keahlian tersebut.

            Menyadari akan permasalahan yang dihadapi oleh siswa, diperlukan sebuah solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Heathington (1975) didalam Alexander (1988: 308-10) menyarankan untuk menggunakan Directed Reading Activity (DRA) Strategi didalam pembelajaran membaca. DRA Strategi adalah suatu prosedur yang digunakan didalam pengajaran membaca yang terdiri dari  empat tahapan yaitu; Preparation for reading the story ( persiapan didalam membaca wacana), Guided reading (membaca terbimbing), Skill development and practice (pengembangan kemampuan dan praktek), sarta Follow-Up activity (aktivitas lanjutan). Strategi ini sangat bagus untuk membantu siswa didalam memahami wacana khususnya keempat sub keahlian tersebut karena implementasi dari Strategi ini mencakup atau mengarah ke empat sub keahlian dari membaca yaitu menemukan ide pokok, informasi khusus, kata acuan, serta makna kata. Selain itu juga, Otto dkk (1979: 147) menyatakan bahwa DRA Strategi sangat efektif diterapkan pada pembaca pemula karena didalam penerapannya guru akan selalu membimbing siswa didalam membaca.

 

1.2   Rumusan Masalah

Berkaitan dengan latar belakang masalah diatas, dapat dikemukakan bahwa siswa mengalami masalah dalam membaca khususnya didalam memahami keempat sub keahlian dari membaca yaitu menemukan ide pokok, informasi khusus, kata acuan, serta makna kata. Berdasarkan masalah yang dialami oleh siswa, rumusan masalah dapat dirumuskan sebagai berikut.

 

1.2.1. Masalah Umum

Apakah Penerapan Strategi Direct Reading Activity  (DRA) dapat meningkatkan pemahaman membaca siswa kelas X TMO2 SMK Negeri 1 Abang Tahun Pelajaran 2008/2009?

 

1.2.2 Masalah Khusus

a.       Apakah Penerapan Strategi Direct Reading Activity  (DRA) dapat meningkatkan pemahaman didalam menemukan ide pokok siswa kelas X TMO2 SMK Negeri 1 Abang Tahun Pelajaran 2008/2009?

b.      Apakah Penerapan Strategi Direct Reading Activity  (DRA) dapat meningkatkan pemahaman didalam menemukan informasi khusus siswa kelas X TMO2 SMK Negeri 1 Abang Tahun Pelajaran 2008/2009?

c.       Apakah Penerapan Strategi Direct Reading Activity (DRA) dapat meningkatkan pemahaman didalam menemukan kata acuan siswa kelas X TMO2 SMK Negeri 1 Abang Tahun Pelajaran 2008/2009?

d.      Apakah Penerapan Strategi Direct Reading Activity (DRA) dapat meningkatkan pemahaman didalam menemukan makna kata siswa kelas X TMO2 SMK Negeri 1 Abang Tahun Pelajaran 2008/2009?

 

1.3  Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa kelas X TMO2 SMK Negeri 1 Abang Tahun Pelajaran 2008/2009 didalam membaca melalui penerapan Strategi Direct Reading Activity (DRA).

 

1.3.2 Tujuan Khusus

  1. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa kelas X TMO2 SMK Negeri 1 Abang Tahun Pelajaran 2008/2009 didalam menemukan ide pokok melalui penerapan Strategi Direct Reading Activity (DRA).
  2. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa kelas X TMO2 SMK Negeri 1 Abang Tahun Pelajaran 2008/2009 didalam menemukan informasi khusus melalui penerapan Strategi Direct Reading Activity (DRA).
  3. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa kelas X TMO2 SMK Negeri 1 Abang Tahun Pelajaran 2008/2009 didalam menemukan kata acuan melalui penerapan Strategi Direct Reading Activity (DRA).
  4. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa kelas X TMO2 SMK Negeri 1 Abang Tahun Pelajaran 2008/2009 didalam menemukan makna kata melalui penerapan Strategi Direct Reading Activity (DRA).

 

1.4  Pembatasan Masalah

Ruang lingkup dari penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan siswa didalam memahami wacana atau bacaan khususnya keempat sub keahlian dari membaca yaitu menemukan ide pokok, informasi khusus, kata acuan, serta makna kata di kelas X TMO2 SMK Negeri 1 Abang tahun pelajaran 2008/2009.

 

1.5  Kegunaan Penelitian

Penelitian ini berhubungan dengan peningkatan pemahaman siswa terhadap wacana, dimana hasil dari penelitian ini diharapkan berguna bagi siswa, guru, serta peneliti.

1.5.1. Untuk siswa, penelitian ini diharapkan secara langsung dapat meningkatkan kemampuan mereka didalam memahami wacana.

1.5.2. Untuk guru, penelitian ini diharapkan dapat membantu guru Bahasa Inggris didalam memberikan pebelajaran membaca wacana dalam Bahasa Inggris

1.5.3. Untuk peneliti yang lain, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan  referensi jika memiliki ruang lingkup penelitian yang sama.

 

1.6   Definisi Kata Kunci

Untuk menghindari salah persepsi terhadap istilah-istilah yang digunakan didalam penelitian ini, maka beberapa istilah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

1.6.1. Directed Reading Activity (DRA) merupakan prosedur  pengajaran yang digunakan untuk mengajar membaca yang terdiri dari empat bagian yaitu: persiapan didalam membaca wacana, membaca terbimbing, pengembangan kemampuan dan praktek, dan aktivitas lanjutan (Otto dkk, 1979: 239)

1.6.2. Pemahaman, merupakan ‘menjadi mengerti’ mengenai apa yang telah dibaca didalam sebuah proses membaca (Miller, 1980: 231). Didalam penelitian ini pemahaman menghusus pada kemampuan dari siswa didalam menemukan keempat sub keahlian membaca yaitu: menemukan ide pokok pada bacaan, informasi khusus, kata acuan, dan makna kata.

 

 

1.7  Hipotesis

1.7.1. Hipotesis Umum

Penerapan Directed Reading Activity (DRA) dalam pelajaran Bahasa Inggris, pemahaman siswa kelas X TMO2 SMK Negeri 1 Abang tahun pelajaran 2008/2009 didalam membaca dapat ditingkatkan.

 

1.7.2. Hipotesis Khusus

a.       Jika Directed Reading Activity (DRA) diterapkan, pemahaman siswa kelas X TMO2 SMK Negeri 1 Abang tahun pelajaran 2008/2009 didalam menemukan ide pokok dapat ditingkatkan.

b.      Jika Directed Reading Activity (DRA) diterapkan, pemahaman siswa kelas X TMO2  SMK Negeri 1 Abang tahun pelajaran 2008/2009 didalam menemukan informasi khusus dapat ditingkatkan.

c.       Jika Directed Reading Activity (DRA) diterapkan, pemahaman siswa kelas X TMO2 SMK Negeri 1 Abang tahun pelajaran 2008/2009 didalam kata acuan dapat ditingkatkan.

d.      Jika Directed Reading Activity (DRA) diterapkan, pemahaman siswa kelas X TMO2 SMK Negeri 1 Abang tahun pelajaran 2008/2009 didalam menemukan makna kata dapat ditingkatkan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

LANDASAN TEORI

 

2.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman didalam  Membaca

            Kemampuan dan ketidakmampuan siswa didalam membaca dipengaruhi oleh beberapa faktor. Robinson (1949) didalam Ekwall dan Shanker (1988: 21-25) menegaskan bahwa salah satu faktornya adalah faktor pendidikan, yang mana dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu: kemampuan guru, bahan wacana, dan metode pangajaran membaca.

            Yang dimaksud dengan kemampuan guru adalah keahlian  yang dimiliki oleh seorang guru untuk memperlancar proses belajar mengajar dimana dia perlu menyajikan pengajaran yang berkualitas tinggi. Seorang guru yang baik biasanya mendorong siswanya didalam belajar dan juga membantu mereka ketika mengalami masalah. Sebaliknya, proses belajar mengajar dikatakan gagal jika guru tidak menumbuhkan sebuah harapan yang tinggi pada siswa, tetap menjaga perhatian siswa jika diberikan tugas, serta memberikan instruksi secara langsung didalam kelas yang  lingkungannya diatur dengan baik.

            Bahan wacana yang dibaca juga mempangaruhi pemahaman didalam membaca. Jika topik dari wacana tersebut baru bagi siswa, itu dapat menimbulkan masalah untuk mamahami isi wacana. Selanjutnya, banyaknya kata-kata sulit dan susunan kalimatnya yang kompleks, dapat mempersulit siswa untuk mengerti wacana tersebut.

            Faktor lain yang dianggap mempengaruhi kemampuan siswa didalam memahami wacana adalah metode pengajaran. Dengan menerapkan metode pengajaran yang baik, itu dapat meningkatkan pemahaman wacana jika dibandingkan dengan pengajaran yang metodenya kurang baik. Metode pengajaran yang baik biasanya sejalan dengan tujuan pembelajaran, contohnya jika seorang guru mengajar membaca yang mencakup kemampuan menemukan keempat sub keahlian membaca, dia dapat menggunakan sebuah metode yang mencakup keempat sub keahlian tersebut.

2.2. Strategi Directed Reading Activity (DRA)

            Strategi Direct Reading Activity (DRA) yang digunakan didalam membaca pertamakali dikemukakan oleh Heathington (1975) didalam Alexander (1988: 308-09). Heathington mengatakan bahwa DRA merupakaan alat yang baik jika diterapkan didalam pengajaran membaca karena Strategi ini mencakup keempat sub keahlian membaca. DRA terdiri dari empat tahapan yaitu: Preparation for reading the story (persiapan didalam membaca wacana), Guided reading (membaca terbimbing), Skill development and practice (pengembangan kemampuan dan praktek), sarta Follow-Up  activity (aktivitas tindak lanjut. Didalam penerapan Strategi ini, biasanya siswa belajar berkelompok atau berpasangan.

 

2.2.1. Preparation for Reading the Story (Persiapan didalam Membaca

 Wacana)

            Tahap pertama dari DRA adalah persiapan didalam membaca wacana. Fase awal ini dirancang untuk memotivasi siswa untuk membaca wacana, menciptakan tujuan membaca, menyediakan pengetahuan awal tentang topik dari wacana, serta pemberian konsep yang ada di wacana yang dianggap penting untuk siswa. Beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan topik wacana perlu dipersiapkan guru untuk memancing pemahaman siswa agar siswa tertarik terhadap isi wacana yang akan diberikan. Hal ini dikarenakan adanya asumsi yang mendasari yaitu, siswa mau membaca jika mereka termotivasi. Selanjutnya, guru memperkenalkan beberapa kata sulit yang ada dalam wacana sebelum mereka membacanya. Didalam memperkenalkan kata-kata sulit, penting bagi guru untuk meluangkan waktu lebih lama agar siswa paham betul terhadap kata-kata kunci pada wacana.

 

2.2.2. Guided Reading (Membaca Terbimbing)

            Setelah memperkenalkan kata-kata sulit, langkah selanjutnya adalah fase membaca terbimbing. Dalam fase ini ada beberapa kegiatan yang terlibat yaitu: interpretasi gambar, membaca nyaring, membaca dalam hati, serta pemahaman konsep. Siswa diarahkan untuk mengamati dan mendiskusikan gambar pada awal wacana, lalu membaca beberapa bagian dari wacana dalam hati. Biasanya siswa tidak membaca wacana sekali melainkan berulang-ulang. Guru akan mengarahkan siswa untuk membaca beberapa bagian atau paragrap pada wacana dalam hati untuk mancari informasi khusus atau tujuan tertentu. Guru dan siswa lalu mendiskusikan hal-hal yang penting pada wacana setelah proses membaca dalam hati. Tahapan tersebut berlangsung sampai seluruh isi wacana dibahas. Kadang-kadang membaca nyaring juga bisa dilakukan jika dipandang penting, dan juga guru akan memberi pertanyaan tentang apa yang sudah mereka baca.

 

2.2.3. Skill Development and Practice (Pengembangan Kemampuan dan Praktek)

            Fase ini berlangsung setelah proses membaca dalam hati dan nyaring. Disini, guru memberikan beberapa instruksi atau kegiatan dalam beberapa hal seperti, pengembangan kosa kata, menemukan informasi umum/khusus, dan pemahaman. Didalam fase ini guru dapat melakukan evaluasi serta mencatat para siswa yang dapat memahami wacana serta siswa yang masih mengalami masalah membaca. Sehingga melalui tahapan ini guru tahu betul tingkat kamampuan siswa dan selanjutnya dapat merancang beberapa tipe pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa.

 

2.2.4. Follow-Up  Activity (Aktivitas Lanjutan)

            Pada  tahap akhir, para siswa melakukan kegiatan lanjutan secara individu. Pada aktivitas ini, guru memberikan siswa tugas atau latihan yang masih ada hubungannya dengan topik yang sudah dibahas sebelumnya seperti kegiatan menulis, atau memberikan wacana tambahan sebagai pengayaan, tetapi masih berhubungan dengan topik yang sudah dibahas.

 

2.3. Keuntungan dari Penerapan DRA Strategi

            Minimal ada enam keuntungan yang dapat diperoleh dari penerapan Strategi Direct Reading Activity didalam pengajaran membaca yaitu sebagai berikut.

a.      Siswa termotivasi didalam membaca sebuah wacana

Didalam fase pertama dapat dilihat bahwa tujuan utamanya adalah memotivasi siswa untuk membaca sebuah wacana, ini dapat dilaksanakan dengan cara menstimulasi siswa tentang bagian  atau konsep yang penting pada wacana. Guru memberikan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan topik agar siswa tertarik terhadap cerita pada wacana. Diasumsikan bahwa siswa akan mau membaca jika mereka benar-benar termotivasi (Alexander, 1988: 308).

 

b.      Siswa memiliki tujuan membaca

Direct Reading Activity menekankan pada penanaman tujuan membaca. Didalam memberikan pertanyaan bebas yang berhubungan dengan topik tidak hanya memotivasi siswa untuk membaca, melainkan juga memancing siswa agar memiliki  pertanyaan sebanyak-banyaknya yang berhubungan dengan wacana. Sehingga guru akan membimbing siswa untuk menemukan jawaban dari pertanyaan tersebut didalam proses membaca. Kesimpulannya, ketika siswa memiliki pertanyaan yang berkaitan dengan wacana, mereka akan membaca wacana dengan seksama agar menemukan jawaban dari pertanyaan tersebut.

 

c.       Pengetahuan awal siswa diperkaya

Ini merupakan  aspek yang paling mendasar yang terdapat pada fase pertama didalam Strategi DRA. Didalam kegiatan awal dalam Strategi ini, pertanyaan acuan diberikan pada siswa agar pengetahuan awal mereka dihubungkan dengan topik dari wacana yang akan diberikan. Jadi, didalam fase awal ini semua siswa diharapkan mengetahui informasi umum tentang wacana walaupun ada beberapa siswa yang baru mendengarnya pertama kali.

 

d.      Siswa dibimbing didalam proses membaca.

Pada fase kedua (Membaca terbimbing), para siswa dibimbing didalam membaca secara efektif dimana melibatkan membaca dalam hati dan nyaring. Tujuan utama dari fase ini adalah siswa  diarahkan untuk membaca bagian-bagian yang penting atau frase pada wacana. Lalu guru membahasnya dengan siswa  bertujuan agar siswa memahami isi wacana dengan baik. Dengan mengetahui hal-hal yang penting pada wacana, maka siswa akan mudah untuk memahami isi wacana (Meckenna dan Robinson, 1997: 65)

 

e.       Siswa dibimbing didalam memahami isi wacana

Keuntungan ini didapat ketika fase yang ketiga (pengembangan kemampuan dan praktek) diterapkan. Hal yang paling penting pada afase ini yaitu  para siswa dibimbing tentang bagaimana cara  memahami wacana secara detail. Ini meliputi pemahaman didalam menemukan keempat sub keahlian dalam membaca. Pada kegiatan ini, siswa diarahkan  tentang cara menemukan keempat sub keahlian tersebut, yang mana memerlukan Strategi untuk menemukannya, contohnya seperti menemukan makna kata berdasarkan kontek dalam kalimat.

 

f.        Siswa memiliki banyak waktu untuk praktek membaca

Dengan menerapkan Strategi Direct Reading Activity, siswa memiliki banyak waktu untuk membaca, seperti pada fase kedua dan keempat yaitu membaca terbimbing dan aktivitas lanjutan. Pada fase kedua, siswa diminta untuk membaca dalam hati dan juga nyaring, semua siswa diberikan kesempatan membaca wacana lebih dari sekali agar bisa memahami lebih dalam. Dan juga pada fase terakhir, siswa biasanya diberikan wacana tambahan yang masih berkaitan dengan wacana. Ini berarti siswa diminta membaca lebih banyak untuk memperoleh semua informasi pada wacana.

 

2.4.    Teori yang Mendasari Strategi Direct Reading Activity (DRA)

Penerapan  Strategi Direct Reading Activity menekankan pada latar belakang kemampuan siswa (Prior Knowledge) seperti yang terdapat pada fase pertama (persiapan didalam membaca wacana). Langkah yang paling utama pada tahap ini adalah, guru menggali pengetahuan awal siswa agar mereka dapat mengerti wacana sepenuhnya. Berkaitan dengan hal tersebut, Teori schemata (Pearson, 1982: 26, seperti dikutip oleh Ekwall dan Shanker, 1988: 230) mengatakan bahwa “semakin tahu si pembaca tentang isi wacana, maka semakin mudah  memahami isi wacana tersebut”. Ini menunjukkan bahwa adanya hubungan yang erat antara pengetahuan awal dengan membaca. Alexander (1988: 163) juga mengatakan bahwa menurut teori schemata segala kejadian ataupun pengalaman dan juga penanaman konsep yang diperoleh, direkam pada memori. Sehingga jika siswa tidak mengalami proses tersebut atau mengalami masalah, meraka akan sulit memahami wacana yang berhubungan dengan proses yang pernah mereka alami.

 

2.5.    Hubungan antara Strategi Direct Reading Activity (DRA) dengan Membaca

Pada pemaparn sebelumnya telah dijelaskan bahwa membaca merupakan keahlian yang penting didalam belajar bahasa, dimana pemahaman siswa didalam membaca diharapkan dapat meningkat melaui penerapan Strategi Direct Reading Activity (DRA). Pada bagian ini, dirangkum menganai bagaimana Strategi Direct Reading Activity (DRA) dapat membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman membaca seperti dijelaskan dibawah ini:

a.       Strategi Direct Reading Activity (DRA) mencakup keempat sub keahlian membaca didalam aplikasinya, sehingga dapat membantu siswa untuk memahami suatu wacana.

b.      Strategi Direct Reading Activity (DRA) berkaitan dengan teori schemata dimana dikatakan bahwa semakin tahu siswa tentang topik pada wacana, semakin mengerti siwa terhadap wacana tersebut.

c.       Strategi Direct Reading Activity (DRA) dapat meningkatkan motivasi membaca dimana diyakini bahwa itu merupakan kunci utama didalam belajar bahasa.

d.      Penerapan Strategi Direct Reading Activity (DRA) dapat menstimulasi kesiapan siswa didalam membaca. Dengan kesiapan yang dimiliki siswa, mereka akan mampu memahami isi wacana dengan baik

e.       Sebagian besar penerapan Strategi ini berkelompok atau berpasangan, sehingga siswa dapat saling berbagi pengetahuan.

 

2.6.    Data Empiris

Disamping memiliki teori yang mendukung terhadap penerapan Strategi Direct Reading Activity (DRA), ada juga beberapa penelitian tentang masalah ini. Otto dkk (197: 234) menegaskan bahwa Strategi Direct Reading Activity (DRA) sudah pernah diterapkan dan teruji secara empiris. Hasilnya sangat positif khususnya pada wacana yang panjang dan juga beberapa tipe wacana seperti sains dan pendidikan sosial. Lebih jauh lagi Otto dkk (1979: 247) menemukan bahwa Strategi Direct Reading Activity (DRA) merupakan suatu alat untuk meningkatkan pemahaman membaca bagi pembaca pemula. Ini berarti Strategi Direct Reading Activity (DRA) sangat cocok jika diterapkan pada siswa yang baru belajar bahasa.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

 

3.1. Seting  Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan ini adalah penelitian tindakan kelas atau class room action research yang secara umum bertujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran di sekolah pada umumnya dan dalam kelas pada khususnya. Penelitian ini dilaksanakan di kelas kelas X TMO2 SMK Negeri 1 Abang tahun pelajaran 2008/2009 dari bulan September 2008 sampai dengan Desember 2008. Dalam pelaksanaan tindakan digunakan model pembelajaran Strategi Direct Reading Activity (DRA) yang dilaksanakan dalam dua siklus.

 

3.2 Subyek Penelitian

Subyek  dari penelitian ini adalah siswa kelas X TMO2 SMK Negeri 1 Abang tahun pelajaran 2008/2009. Kelas X TMO2 terdiri dari 36 orang siswa yaitu 35 laki-laki dan 1 perempuan. Kelas X TMO2  dipilih sebagai subyek penelitian karena berdasarkan penelitian awal menunjukkan bahwa kelas tersebut mengalami masalah dalam membaca khususnya menemukan keempat sub keahlian yaitu menemukan ide pokok pada bacaan, informasi khusus, kata acuan, dan makna kata pada membaca.

 

3.3. Rancangan Penelitian

            Bertalian dengan masalah yang dikemukakan diatas, sebuah penelitian tindakan kelas dilaksanakan bertujuan untuk mengatasi masalah tersebut. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas dengan mengikuti beberapa tahapan seperti yang dikemukakan Kemmis & Taggart (1998) dalam Suhandana (2000: 8) yaitu: 1) tahap perencanaan (planing), 2) tahap tindakan (action), 3) tahap observasi/ evaluasi (evaluation), dan 4) tahap refleksi (reflection), kemudian kembali lagi ke tahap perencanaan, tahap tindakan dan seterusnya, sehingga membentuk siklus seperti yang digambarkan pada gambar 3.1.

 

 

 


                 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 3.1. Skema Desain Penelitian Tindakan

 

 

 

 

 

 

            Keempat tahapan tersebut dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam membaca. Jika terdapat kelemahan didalam penerapannya, akan dilanjutkan ke siklus kedua dan seterusnya. Hal ini dikarenakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang berkelanjutan sampai masalah dapat diatasi. Pada siklus pertama terdapat tiga kali pertemuan, dimana pada akhir siklus diberikan tes akhir. Sebelum siklus pertama dilakukan, tes awal diberikan terlebih dahulu untuk mengetahui pemahaman awal siswa didalam membaca.

 

3.3.1 Refleksi Awal

Pada observasi awal, ada beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu pertama, mengamati proses belajar mengajar yang dilakukan di kelas X TMO2 SMK Negeri 1 Abang. Lalu memberikan tes awal pada siswa (Kelas X TMO2) untuk mengetahui masalah siswa didalam memahami wacana. Keadaan awal tentang pemahaman siswa dalam kemampuan membaca dan menemukan keempat sub keahlian yaitu menemukan ide pokok, informasi khusus, kata acuan, serta makna kata masih rendah setelah diberikan tes. Kemudian wawancara terhadap siswa juga dilakukan  untuk mengatahui sumber masalah yang dialami oleh siswa. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, ditemukan beberapa permasalahan antara lain sebagai berikut.

(a)    Topik dari wacana tersebut cukup baru untuk mereka, jadi mereka sulit mengetahui isi bacaan tersebut.

(b)   Banyak sekali kata-kata pada wacana tersebut sulit atau baru bagi siswa dan juga struktur kalimatnya yang komplek sehingga menyebabkan siswa sulit memahami keempat sub keahlian tersebut.

Berdasarkan hal ini, peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran Strategi Direct Reading Activity (DRA) dalam membaca bahasa Inggris.

 

3.3.2. Langkah-langkah Penelitian

3.3.2.1. Siklus 1

            Beberapa kegiatan dilakukan pada siklus 1 dipaparkan sebagai berikut.

 

1.      Perencanaan

Dalam tahap perencanaan hal-hal yang dipersiapkan untuk ke tahap tindakan adalah sebagai berikut.

a.       Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

b.      Mempersiapkan wacana

c.       Mempersiapkan kuesioner

d.      Mempersiapkan tes akhir 1

 

2.      Tindakan

Pada tahap tindakan, perlakuan terhadap siswa diberikan pada proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar disajikan pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.1. Rencana pembelajaran pada siklus 1

No

Kegiatan Guru

Kegiatan Siswa

Waktu

Pertemuan I

1

 Persiapan didalam Membaca Wacana

·    Guru menyuruh siswa membuat kelompok 2 atau 4 orang

·    Guru membangkitkan pengatahuan awal siswa dengan memberikan pertanyaan acuan yang berhubungan dengan topik

·    Guru memperkenalkan kata-kata sulit dengan menuliskan di papan lalu membahasnya dengan siswa

 

 

·  Siswa membuat kelompok 2 atau 4 orang

·  Siswa merespon pertanyaan guru

 

 

·  Siswa menebak kata-kata tersebut berdasarkan kontek dalam kalimat

 

 

 

10 menit

2

Membaca Terbimbing

·  Guru membimbing siswa untuk menganalisa dan membahas ganbar yang ada pada wacana

·  Guru menyuruh siswa membaca wacana berjudul  “Steve’s Favorite Sport” dalam hati

·  Guru membimbing beberapa siswa untuk melakukan membaca nyaring

·  Guru membimbing siswa untuk membaca bagian yang penting pada wacana

·  Guru membahas begian – bagian penting tersebut dengan siswa

 

·   Siswa menganalisa dan membahas gambar yang ada pada wacana

 

·   Siswa membaca wacana dalam hati

 

 

·   Siswa membaca nyaring beberapa bagian dari wacana

·   Siswa membaca bagian-bagian penting tersebut

 

Siswa berdiskusi dengan guru

 

20 menit

3

Pengembangan Kemampuan dan Praktek

·   Guru membimbing siswa didalam memahami wacana (Menemukan ide pokok, informasi khusus, kata acuan dan makna kata)

 

 

·  Siswa mengikuti bimbingan siswa dan mencari keempat sub keahlian dalam membaca

 

 

15 menit

4

Aktivitas Lanjutan

·   Guru menyuruh siswa  membuat ringkasan pendek tentang wacana yang dibahas secara individu

 

·  Siwa membuat ringkasan pendek secara individu

 

5 menit

Pertemuan II

1

 Persiapan didalam Membaca Wacana

·    Guru menyuruh siswa membuat kelompok 2 atau 4 orang

·    Guru membangkitkan pengatahuan awal siswa dengan memberikan pertanyaan acuan yang berhubungan dengan topik

·    Guru memperkenalkan kata-kata sulit dengan menuliskan di papan lalu membahasnya dengan siswa

 

 

·  Siswa membuat kelompok 2 atau 4 orang

·  Siswa merespon pertanyaan guru

 

 

Siswa menebak kata-kata tersebut berdasarkan kontek dalam kalimat

 

10 menit

2

Membaca Terbimbing

·  Guru membimbing siswa untuk menganalisa dan membahas ganbar yang ada pada wacana

·  Guru menyuruh siswa membaca wacana berjudul  “Our School” dalam hati

·  Guru membimbing beberapa siswa untuk melakukan membaca nyaring

·  Guru membimbing siswa untuk membaca bagian yang penting pada wacana

·  Guru membahas begian – bagian penting tersebut dengan siswa

 

·   Siswa menganalisa dan membahas gambar yang ada pada wacana

 

·   Siswa membaca wacana dalam hati

 

 

·   Siswa membaca nyaring beberapa bagian dari wacana

·   Siswa membaca bagian-bagian penting tersebut

 

·   Siswa berdiskusi dengan guru

 

20 menit

3

Pengembangan Kemampuan dan Praktek

·   Guru membimbing siswa didalam memahami wacana (Menemukan ide pokok, informasi khusus, kata acuan dan makna kata)

 

 

·  Siswa mengikuti bimbingan siswa dan mencari keempat sub keahlian dalam membaca

15

menit

4

Aktivitas Lanjutan

·   Guru memberikan wacana tambahan yang pendek dan menyuruh siswa menemukan keempat sub keahlian tersebut sebagai pekerjaan rumah

 

·  Siwa mengerjakan tugas yang diberikan

5 menit

3.      Observasi

Pada kegiatan ini, guru memberikan tes akhir 1 pada siswa untuk mengetahui apakah tindakan yang diberikan pada siswa bekerja dengan baik atau tidak. Lalu hasil tes akhir dibandingkan dengan tes awal siswa.

 

4.      Refleksi

Pada akhir siklus, refleksi terhadap tindakan yang diberikan dilakukan untuk mengetahui apakah rencana yang disusun berjalan dengan lancar. Selanjutnya, hasil refleksi digunakan untuk mencari hal-hal yang dianggap penting untuk ditambahkan atau dikurangi pada siklus selanjutnya.

            Jika pada siklus 1 masih belum bisa mengatasi masalah, maka penelitian akan dilanjutkan ke siklus yang kedua. Pada siklus kedua, peneliti berencana mengkombinasikan Strategi Direct Reading Activity (DRA) dengan tehnik pengajaran lain. Hal ini bertalian dengan pernyataan Asher didalam Richards dan Rodgers (1986: 92);

We are not advocating only one strategy of learning. Even if the imperative is the major or minor format of training, variety is critical for maintaining continued students interest. The imperative is a powerful facilitator of learning but it should be used in combination with many other techniques. The optimal combination will vary from instructor to instructor and class to class” (Asher, (1977: 28) didalam didalam Richards dan Rodgers (1986: 92)

 

Ini berarti kombinasi dari suatu Strategi diperlukan jika suatu Strategi tidak bekerja dengan baik. Kombinasi yang diperlukan biasanya saling mendukung terhadap masalah yang dialami oleh siswa didalam penerapan Strategi yang utama.

 

            Pada siklus 2, peneliti mengkombinasikan Strategi Direct Reading Activity (DRA) dengan Semantik mapping Strategi. Semantik mapping merupakan suatu Strategi yang melibatkan penyusunan konsep-konsep dan hubungan untuk membuat ‘peta’ semantik, diagram dimana terdapat satu konsep kunci / utama yang dihubungkan dengan konsep-konsep pendukung yang berkaitan melalui tanda panah atau garis (Oxford, 1990: 61-62). Semantik mapping digunakan sebagai pendukung karena adanya kelemahan yang peneliti amati pada siklus 1 yaitu sebagian besar siswa mengalami kesulitan untuk menemukan ide pokok serta informasi khusus. Hal ini didukung oleh Naughton (1993), didalam Suhartana (2002: 4) menegaskan bahwa semantik mapping strategy sangat berguna diterapkan didalam memahami wacana khususnya menemukan ide pokok dan informasi khusus, seperti pada kutipan dibawah ini:

The creative mapping strategy uses pictorial images to help students recognize the organization of information in content reading and reorganize the main idea and detail of the text. It combines the concept of graphic organizers and visual arts to display information which nit only promotes reading and thinking but also encourages memory development (Naughton, 1993).

Sejalan dengan pendapat tersebut, Oxford (1990: 61) menyatakan bahwa penggunaan gambaran dan suara berguna untuk mengingat konsep yang baru didengar ataupun dilihat. Artinya, semantik mapping dapat menghubungkan si pembaca dengan konsep-konsep pada wacana.

3.3.2.2. Siklus 2

            Berdasarkan hasil refleksi pada siklus 1, peneliti kemudian merencanakan kegiatan yang akan dilaksanakan pada siklus 2 sebagai berikut.

1.      Perencanaan

Dalam tahap perencanaan hal-hal yang dipersiapkan untuk ke tahap tindakan adalah sebagai berikut.

a.       Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

b.      Mempersiapkan wacana

c.       Mempersiapkan kuesioner

d.      Dan mempersiapkan tes akhir 2

2.      Tindakan

Keseluruhan kegiatan yak dilaksanakan pada siklus 2 dapat dilihat pada tabel 3.2 dibawah ini.

 

Tabel 3.2. Rencana pembelajaran pada siklus II

No

Kegiatan Guru

Kegiatan Siswa

Waktu

Pertemuan I

1

 Persiapan didalam Membaca Wacana

·    Guru menyuruh siswa membuat kelompok 2 atau 4 orang

·    Guru membangkitkan pengatahuan awal siswa dengan memberikan pertanyaan acuan yang berhubungan dengan topik

·    Guru memperkenalkan kata-kata sulit dengan menuliskan di papan lalu membahasnya dengan siswa

 

 

·  Siswa membuat kelompok 2 atau 4 orang

·  Siswa merespon pertanyaan guru

 

 

·  Siswa menebak kata-kata tersebut berdasarkan kontek dalam kalimat

10 menit

2

Membaca Terbimbing

·  Guru membimbing siswa untuk menganalisa dan membahas ganbar yang ada pada wacana

·  Guru menyuruh siswa membaca wacana  berjudul “ An Elephant” dalam hati

·  Guru membimbing beberapa siswa untuk melakukan membaca nyaring

·  Guru membimbing siswa untuk membaca bagian yang penting pada wacana

·  Guru membahas begian – bagian penting tersebut dengan siswa

 

·   Siswa menganalisa dan membahas gambar yang ada pada wacana

·   Siswa membaca wacana dalam hati

·   Siswa membaca nyaring beberapa bagian dari wacana

·   Siswa membaca bagian-bagian penting tersebut

 

·   Siswa berdiskusi dengan guru

20 menit

3

Pengembangan Kemampuan dan Praktek

·   Guru membimbing siswa didalam memahami wacana (Menemukan ide pokok, informasi khusus, kata acuan dan makna kata)

 

 

·  Siswa mengikuti bimbingan siswa dan mencari keempat sub keahlian dalam membaca

15 menit

4

Aktivitas Lanjutan

·   Guru menyuruh siswa  membuat ringkasan pendek tentang wacana secara umum

·   Guru membimbing siswa menggambar semantik mapping dari wacana yang sudah dibahas

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

·  Siwa membuat ringkasan pendek

 

·  Siswa menggambar semantik mapping

10 menit

No

Kegiatan Guru

Kegiatan Siswa

Waktu

Pertemuan II

1

 Persiapan didalam Membaca Wacana

·    Guru menyuruh siswa membuat kelompok 2 atau 4 orang

·    Guru membangkitkan pengatahuan awal siswa dengan memberikan pertanyaan acuan yang berhubungan dengan topik

·    Guru memperkenalkan kata-kata sulit dengan menuliskan di papan lalu membahasnya dengan siswa

 

 

·  Siswa membuat kelompok 2 atau 4 orang

·  Siswa merespon pertanyaan guru

 

 

·  Siswa menebak kata-kata tersebut berdasarkan kontek dalam kalimat

 

10 menit

2

Membaca Terbimbing

·  Guru membimbing siswa untuk menganalisa dan membahas ganbar yang ada pada wacana

·  Guru menyuruh siswa membaca wacana berjudul  “Australia” dalam hati

·  Guru membimbing beberapa siswa untuk melakukan membaca nyaring

·  Guru membimbing siswa untuk membaca bagian yang penting pada wacana

·  Guru membahas begian –bagian penting tersebut dengan siswa

 

·   Siswa menganalisa dan membahas gambar yang ada pada wacana

 

·   Siswa membaca wacana dalam hati

·   Siswa membaca nyaring beberapa bagian dari wacana

·   Siswa membaca bagian-bagian penting tersebut

 

·   Siswa berdiskusi dengan guru

20 menit

3

Pengembangan Kemampuan dan Praktek

·   Guru membimbing siswa didalam memahami wacana (Menemukan ide pokok, informasi khusus, kata acuan dan makna kata)

 

 

·  Siswa mengikuti bimbingan siswa dan mencari keempat sub keahlian dalam membaca

15 menit

4

Aktivitas Lanjutan

·   Guru memberikan wacana tambahan yang pendek dan menyuruh siswa menemukan keempat sub keahlian tersebut

 

·   Guru dan siswa membahas wacana tersebut

·   Guru membimbing siswa menggambar semantik mapping dari wacan yang sudah dibahas

 

 

 

 

 

 

 

·  Siwa mengerjakan tugas yang diberikan

 

 

 

·  Bersama guru membahas wacan tersebut

·  Siswa menggambar semantik mapping

5 menit

3.      Observasi

Didalam observasi, peneliti melakukan hal yang sama pada siklus 1, peneliti memberikan tes akhir 2 lalu menganalisa hasil tes sambil membandingkannya dengan hasil tes akhir 1.

4.      Refleksi

Refleksi juga dilakukan  untuk mengetahui hasil tindakan serta observasi, sehingga dapat dilihat apakah pemahaman siswa dapat ditingkatkan setelah tindakan kedua dilakukan. Jadi berdasarkan hasil tes akhir 2 dapat disimpulkan apakah penelitian dilanjutkan  atau dihentikan.

 

3.4 Pengumpulan Data

3.4.1. Instrumen

            Untuk memperoleh data, beberapa intrumen digunakan dalam penelitian  ini adalah tes dan kuesioner. Tes dan kuesioner tersebut akan dipaparkan sebagai berikut.

a.         Tes

Tes diberikan pada awal pertemuan dan akhir pertemuan untuk memperoleh skor siswa didalam pemahaman membaca. Pada penelitian ini tes awal dan tes akhir berjumlah 30 soal yang terdiri dari ide pokok  (3 soal), informasi khusus (9 soal), kata acuan (9 soal), dan makna kata (9 soal). Jenis tes yang diberikan adalah obyektif tes (pilihan ganda).

b.      Kuesioner

Kuesioner ini terdiri dari 6 buah soal mengenai pendapat siswa terhadap penerapan Strategi Direct Reading Activity (DRA). Kuesioner ini diberikan pada akhir siklus.

3.5. Analisis Data

            Tipe data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data interval yang diperoleh dari hasil tes awal, tes akhir 1 dan tes akhir 2. Data yang terkumpul kemudian dianalisa secara deskriptif.

3.5.1. Langkah – Langkah Analisis Data

1.      Nilai setiap siswa dapat dirumuskan sebagai berikut.

            a. Untuk pemahaman ide pokok

                       

            b. Untuk pemahan informasi khusus

 

c. Untuk Pemahaman kata acuan

                       

 

d.       Untuk Pemahaman makna kata

 

2.      Nilai rata-rata keseluruhan siswa diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

 
 

 

 

 


Dimana:          

                   = Rata-rata

                                       = Total nilai siswa

                         n                     = Jumlah siswa

 

 

 

3.      Standar Deviasi (S)

 
 

 

 

 


(Hinkle dkk, 1986:174)

 

Kriteria penilaian  yang digunakan adalah:

Tabel 3.3. Kriteria Nilai

Nilai

Kriteria

Nilai

Kriteria

0

Buruk

60

Cukup

10

Sangat Jelek

70

Lebih dari Cukup

20

Jelek

80

Baik

30

Sangat Rendah

90

Sangat Baik

40

Rendah

100

Istimewa

50

Hampir Cukup

 

            Kriteria diatas dikutip dari buku raport siswa SMK, yang dikeluarkan oleh Pendidikan Nasional Provinsi Bali.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

 HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN

 

4.1. HASIL TEMUAN

4.1.1. Temuan pada Observasi Awal

a. Hasil Temuan Tes Awal

            Hasil dari tes awal disajikan pada tabel berikut dimana hasil tersebut diidentifikasi untuk mengetahui pemahaman awal siswa didalam membaca.

Tabel 4.1. Hasil Tes Awal

No

Sub Keahlian Membaca

Rata-rata

Standar Deviasi

1

Ide Pokok

45,0

18,7

2

Informasi Khusus

40,5

13,9

3

Kata Acuan

49,9

12,5

4

Makna Kata

35,5

16,1

Total Rata-rata

42,73

 

Total Standar Deviasi

 

8,6

 

            Data tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata pemahaman siswa didalam membaca pada tes awal adalah 42,73, dimana tingkat pemahaman siswa dapat dikatakan rendah. Lebih khusus lagi, pemahaman siswa  terhadap keempat sub keahlian membaca juga rendah. Nilai rata-rata siswa didalam menemukan ide pokok adalah 45,5 (sangat rendah), informasi khusus adalah 40,5 (rendah), kata acuan adalah 49,9 (hampir cukup). Dan didalam menemukan makna kata juga rendah (35,5).

            Berdasarkan temuan pada tes awal, secara umum pemahaman siswa terhadap wacana masih bermasalah. Ini dikuatkan dengan nilai rata-rata siswa yang rendah yaitu 42,73. Sejalan dengan kurangnya pemahaman siswa pada membaca, kemampuan untuk menemukan keempat sub keahlian membaca juga bermasalah.

            Rendahnya pemahaman siswa didalam membaca dikarenakan oleh beberapa faktor seperti topik pada wacana serta metode guru mengajar. Hal ini dapat dilihat dari observasi awal pada saat proses belajar mengajar berlangsung sebelum tes awal diberikan. Ditemukan bahwa kebanyakan siswa kurang mengerti tentang isi wacana, ini dikarenakan topik pada wacana baru serta banyaknya kata-kata sulit yang ditemui. Akibatnya sebagian besar siswa sulit memahami isi wacana khususnya menemukan keempat sub keahlian membaca tersebut. Ini terlihat ketika guru memberikan pertanyaan tentang isi wacana pada siswa, hanya beberapa siswa yang mau menjawab itupun banyak yang salah. Sementara itu metode guru mengajar hanya memberikan penekanan pada kegiatan awal membaca saja, lalu membiarkan siswa membca wacana secara individu tanpa adanya bimbingan oleh guru. Akibatnya siswa tidak memiliki Strategi yang baik didalam memahami wacana secara keseluruhan.

            Lebih jauh lagi, ketika diberikan tes awal sebagian siswa tampak kebingungan didalam menjawab tes kerena kesulitan menjawabnya. Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa mereka tidak tertarik belajar membaca ketika menemukan banyak kata-kata sulit pada wacana, dan juga mereka kurang dibimbing oleh guru. Berdasarkan hasil observasi awal, peneliti melaksanakan siklus pertama agar pemahamn siswa didalam membaca meningkat melalui penerapan Strategi Direct Reading Activity (DRA).

 

4.1.2. Siklus 1

            Pada Siklus 1 berlangsung tiga kali pertemuan, dimana dua pertemuan digunakan untuk menerapkan Strategi Direct Reading Activity (DRA), dan pada pertemuan ketiga diberikan tes akhir. Topik yang diberikan pada siklus ini adalah dua sub pokok bahasan yaitu “Steve’s Favorite Sport” dan “Our School ”.

Data yang disajikan berbentuk kuantitatif data yang diperoleh dari hasil tes akhir, serta kualitatif data yang diperoleh dari hasil kuesioner.

 

 

 

 

4.1.2.1. Hasil Tes Akhir  1

            Hasil dari tes tersebut dapat digunakan untuk mengetahui pemahamn siswa didalam membaca khususnya memahami keempat sub keahlian membaca tersebut. Dengan membandingkan hasil tes akhir 1 dengan tes awal dapat menunjukkan apakah pemahaman siswa didalam membaca dapat ditingkatkan atau tidak. Lengkapnya hasil tes akhir 1 disajikan pada tabel berikut ini.

 

Tabel 4.2. Hasil Tes Akhir 1

No

Sub Keahlian Membaca

Rata-rata

Standar Deviasi

1

Ide Pokok

55,0

22,6

2

Informasi Khusus

60,1

17,0

3

Kata Acuan

60,4

13,4

4

Makna Kata

61,8

19,0

Total Rata-rata

58,8

 

Total Standar Deviasi

 

8,7

 

            Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai rata-rata pemahaman siswa didalam memembaca berdasarkan hasil tes akhir 1 adalah 58,8, dimana pemahaman siswa dapat dikelompokkan menjadi ‘Cukup’. Secara khusus, rata–rata pemahaman siswa didalam menemukan ide pokok adalah 53,0 (hampir cukup), informasi khusus adalah 60,1 (cukup), kata acuan adalah 60,4 (cukup), dan makna kata adalah 61,8 (cukup)

 

4.1.2.2. Hasil Kuesioner

            Pada akhir tes, kuesioner yang terdiri dari enam buah soal diberikan pada siswa dan dijawab dengan jujur. Agar yakin bahwa siswa mengerjakan kuesioner dengan benar, peneliti mendampingi siswa didalam pengisiannya. Tujuan dari pemberian kuesioner pada siklus 1 agar mengetahui pendapat siswa tentang penerapan Strategi Direct Reading Activity (DRA) pada pelajaran membaca.     

            Hasil dari kuesioner menunjukkan bahwa 12,82% dari siswa sangat menyukai penerapan Strategi Direct Reading Activity (DRA), 51,28% menyatakan suka, dan sisanya (35,89%) menyatakan biasa-biasa saja. Selanjutnya, 12,82 % siswa mengatakan bahwa Strategi Direct Reading Activity (DRA) sangat membantu mereka didalam memahami wacana secara keseluruhan, 53,84% siswa mengatakan Strategi Direct Reading Activity (DRA) dapat membantu, dan sisanya (33,33%) menyatakan biasa saja.

Berkaitan dengan keempat sub keahlian pada membaca, 20,05% dari siswa mengatakan Strategi ini sangat membantu didalam menemukan ide pokok, 53,84% mengatakan itu dapat membantu, dan sisanya 25,64% biasa saja. Didalam menemukan informasi khusus, mereka mengatakan bahwa Direct Reading Activity (DRA) sangat membantu (10,25%), 61,53% dari siswa mengatakan membantu, dan sisanya (28,20%) mengatakan biasa saja. Hasil kuesioner juga menunjukkan bahwa 15,38% siswa mengatakan Strategi ini sangat membantu didalam menenukan kata acuan, 53,84% siswa menyatakan dapat membantu, serta sisanya (30,76%) menyatakan biasa saja. Didalam menemukan makna kata, 12,82% dari siswa mengatakan Direct Reading Activity (DRA) sangat membantu, 61,53% siswa menyatakan cukup membantu, dan 25,64% menyatakan biasa saja.

 

4.1.2.3. Refleksi

            Ketika pertemuan ketiga sudah berakhir, berarti siklus pertama pada penelitian ini telah berakhir. Untuk mengetahui lebih ditail mengenai apa yang telah terjadi pada siklus satu, refleksi perlu dilakukan.

            Hasil dari kuesioner menunjukkan hasil yang positif dimana lebih dari setengah siswa menyatakan bahwa mereka suka penerapan Strategi Direct Reading Activity (DRA) didalam pelajaran membaca. Secara khusus, sebagian besar siswa menyatakan bahwa Strategi Direct Reading Activity (DRA) dapat membantu mereka didalam menemukan ide pokok, informasi khusus, kata acuan, serta makna kata.

            Berkaitan dengan hasil tes akhir, ditemukan bahwa rata-rata pemahaman siswa didalam membaca yaitu 58,8. didalam tingkat pemahaman, ini dapat digolongkan menjadi cukup. Jika nilai siswa dibandingkan dengan hasil tes awal, nilai rata-rata meningkat 43,77% (dari 42,73 ke 58,8). secara mengkhusus, peningkatan juga terjadi pada keempat sub keahlian membaca. Nilai rata-rata siswa didalam menemukan ide pokok meningkat 51,43% (dari 45,0 ke 53,0), demikian pula didalam menemukan informasi khusus meningkat 41,41% (dari 40,5 ke 60,1). selanjutnya, didalam menemukan kata acuan, nilai rata-rata siswa meningkat 21,04% (dari 49,9 ke 60,4), dan juga nilai siswa meningkat didalam menemukan makna kata yaitu 69,04% (dari 35,5 ke 61,8).

            Walaupun penerapan Strategi Direct Reading Activity (DRA) terbukti effektif meningkatkan kemampuan siswa didalam membaca khususnya didalam menemukan keempat sub keahlian, tapi masalah masih ditemukan. Hal ini dikarenakan nilai rata-rata keseluruhan siswa masih dibawah 65, akibatnya, penelitian ini akan dilanjutkan ke siklus yang kedua.

            Pada siklus selanjutnya, peneliti merencanakan untuk menerapkan Strategi yang sama (Direct Reading Activity (DRA), tetapi dikombinasikan dengan semantik mapping Strategi sebagai tehnik pelengkap. Strategi ini (semantik mapping) dipilih karena berdasarkan  refleksi pada siklus 1 dimana nilai rata-rata siswa masih belum memuaskan khususnya didalam menemukan ide pokok dan informasi khusus. Semantik mapping Strategi dipilih sebagai variasi tehnik karena ini dapat membimbing siswa untuk memahami ide pokok dan informasi khusus (Naughton, 1993, seperti dikutip oleh Suhartana, 2002)

 

4.1.3. Siklus 2

            Berdarkan hasil refleksi pada siklus 1, dimana peningkatan nilai rata-rata siswa didalam memahami wacana belum memuaskan, maka siklus 2 dipandang perlu untuk dilakukan. Pada siklus 2 juga terdiri dari tiga pertemuan, dua untuk penerapan Strategi yang dikombinasikan dengan semantik mapping Strategi dan lagi satu untuk tes akhir. Topik yang diberikan pada siklus ini adalah dua sub topik yaitu  “An Elephant” dan “Australia”.

 

4.1.3.1. Hasil Tes Akhir 2

            Berdasarkan dari hasil dari tes tersebut dapat diketahui pemahaman siswa didalam membaca khususnya memahami keempat sub keahlian tersebut. Dengan membandingkan hasil tes akhir 2 dengan tes akhir 1 dapat menunjukkan apakah pemahaman siswa didalam membaca dapat ditingkatkan atau tidak. Lengkapnya hasil tes akhir 2 disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.3. Hasil Tes Akhir 2

No

Sub Keahlian Membaca

Rata-rata

Standar Deviasi

1

Ide Pokok

76,1

21,2

2

Informasi Khusus

70,4

11,8

3

Kata Acuan

71,1

13,0

4

Makna Kata

70,7

12,4

Total Rata-rata

72,1

 

Total Standar Deviasi

 

07,2

 

            Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai rata-rata pemahaman siswa didalam memembaca berdasarkan hasil tes akhir 2 adalah 72,1, dimana pemahaman siswa dapat dikelompokkan menjadi ‘lebih dari cukup’. Secara khusus, rata –rata pemahaman siswa didalam menemukan ide pokok adalah 76,1 (baik), informasi khusus adalah 70,4 (lebih dari cukup), kata acuan adalah 71,1 (lebih dari cukup), dan makna kata adalah 70,7 (lebih dari cukup)

 

4.1.3.2. Hasil Kuesioner

            Seperti pada siklus 1, Pada akhir tes, kuesioner yang terdiri dari enam soal juga diberikan pada siswa dan harus dijawab dengan jujur. Agar yakin bahwa siswa mengerjakan kuesioner dengan benar, peneliti juga mendampingi siswa didalam pengisiannya. Tujuan dari pemberian kuesioner pada siklus 2 agar mengetahui pendapat siswa tentang penerapan Strategi Direct Reading Activity (DRA) yang dikombinasikan dengan semantik mapping Strategi pada pelajaran membaca.      

            Hasil dari kuesioner menunjukkan bahwa 40,41% dari siswa sangat menyukai penerapan Strategi Direct Reading Activity (DRA) yang dikombinasikan dengan semantik mapping Strategi, 46,15% menyatakan suka, dan sisanya (12,82%) menyatakan biasa-biasa saja. Selanjutnya, 38,46 % siswa mengatakan bahwa Strategi Direct Reading Activity (DRA) sangat membantu mereka didalam memahami wacana secara keseluruhan, 38, 46% siswa mengatakan Strategi Direct Reading Activity (DRA) yang dikombinasikan dengan semantik mapping Strategi dapat membantu, dan sisanya (23,08%) menyatakan biasa saja.

Berkaitan dengan keempat sub keahlian, 28,21% dari siswa mengatakan Strategi ini sangat membantu didalam menemukan ide pokok, 58,97% mengatakan itu dapat membantu, dan sisanya (12,82%) biasa saja. Didalam menemukan informasi khusus, mereka mengatakan bahwa Direct Reading Activity (DRA) sangat membantu (46,15%), 38,46% dari siswa mengatakan cukup membantu, dan sisanya (13,58%) mengatakan biasa saja. Hasil kuesioner juga menunjukkan bahwa 30,77% siswa mengatakan Strategi ini sangat membantu didalam menenukan kata acuan, 51,28% siswa menyatakan dapat membantu, serta sisanya (17,95%) menyatakan biasa saja. Didalam menemukan makna kata, 43,59% dari siswa mengatakan Direct Reading Activity (DRA) sangat membantu, 38,46% siswa menyatakan cukup membantu, dan 17,95% menyatakan biasa saja.

 

4.1.3.3. Refleksi

            Setelah semua kegiatan sudah terlaksana, refleksi yang detail mengenai apa yeng telah berlangsung dilakukan.

            Hasil dari kuesioner menunjukkan hasil yang sangat positif seperti yang tercantum pada halaman 30 yang mana sebagian besar dari siswa menyatakan bahwa mereka suka penerapan Strategi Direct Reading Activity (DRA) yang dikombinasikan dengan semantik mapping Strategi didalam pelajaran membaca. Secara khusus, sebagian besar siswa menyatakan bahwa Strategi DRA dapat membantu mereka didalam menemukan ide pokok, informasi khusus, kata acuan, serta makna kata.

            Berdasarkan hasil tes akhir, ditemukan bahwa rata-rata pemahamn siswa didalam membaca yaitu 72,1. didalam tingkat pemahaman, ini dapat digolongkan menjadi lebih dari cukup. Jika nilai siswa dibandingkan dengan hasil tes akhir 1, nilai rata-rata meningkat 22,44% (dari 58,8 ke 72,1). Secara mengkhusus, peningkatan juga terjadi pada keempat sub keahlian membaca. Nilai rata-rata siswa didalam menemukan ide pokok meningkat 43,58% (dari  53,0 ke 76,1), demikian pula didalam menemukan informasi khusus meningkat 17,14% (dari  60,1 ke 70,4). selanjutnya, didalam menemukan kata acuan, nilai rata-rata siswa meningkat 17,72% (dari 60,4 ke 71,1), dan juga nilai siswa meningkat didalam menemukan makna kata yaitu 14,40% (dari  61,8 ke 70,7).

            Penerapan Strategi DRA yang dikombinasikan dengan semantik mapping ditemukan sangat effektif didalam meningkatkan pemahaman siswa didalam membaca khususnya didalam menemukan keempat sub keahlian membaca. Hal ini juga dikarenakan para siswa diberikan lebih banyak kesempatan berlatih didalam memahami wacana khususnya didalam menemukan ide pokok dan informasi khusus. Berdasarkan hasil data tes akhir 2, total nilai rata-rata siswa adalah 72,1 (diatas 65) yang dapat dikategorikan lebih dari cukup dalam hal tingkat pemahaman. Jadi masalah siswa didalam memahami wacana khususnya menemukan keempat sub keahlian pada membaca dapat diatasi dengan hasil yang lebih dari cukup. Oleh karena itu, penelitian ini dihentikan sampai siklus 2.

 

4.2. PEMBAHASAN

Seperti yang disebutkan sebelumnya, tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa didalam membaca. Secara khusus untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap wacana, keempat sub keahlian pada membaca dianalisa. Dari keempat elemen yang ada didalam membaca, total nilai rata-rata siswa dapat diperoleh. Didalam segmen ini dibahas mengenai pemahaman siswa didalam membaca setelah dilakukan tindakan serta tanggapan siswa terhadap Strategi yang digunakan.

Rumusan masalah yang ada pada bab 1 dapat dijawab dengan pasti yaitu apakah Strategi DRA dapat meningkatkan pemahaman siswa didalam membaca khususnya didalam menemukan keempat sub keahlian pada membaca. Ini berarti hasil temuan menunjukkan bahwa pemahaman siswa didalam membaca dapat ditinggatkan. Ini dapat dilihat dengan membandingkan hasil tes awal dangan tes akhir 1, dan juga tes akhir 2, seperti pada tabel berikut yang dikutip dari tabel 4.1, 4.2, dan 4.3;

 

 

 

 

Tabel 4.4. Rangkuman pemahamn siswa didalam membaca

Sub Keahlian Membaca

Tes Awal

Siklus

I

Suklus

II

 

R

S

R

S

R

S

IP

45,0

18,7

53,0

22,6

76,1

21,2

IK

40,5

13,9

60,1

17,0

70,4

11,8

KA

49,9

12,5

60,4

13,4

71,1

13,0

MK

35,5

16,1

61,8

19,0

7.0,7

12,4

Total rata-rata

42,73

 

58,8

 

72,1.

 

Total std. Dev.

 

8,6

 

8,7

 

7,2

 

            Berdasarkan tabel diatas jelas terlihat bahwa nilai rata-rata siswa pada saat tes awal rendah (42,73), namun setelah siklus 1 dilaksanakan, terjadi peningkatan menjadi 58,8 nilai ini digolongkan cukup. Jika dibandingkan dengan hasil tes awal, nilai rata-rata siswa meningkat 43,77%. Pada siklus yang ke dua, nilai siswa meningkat menjadi 72,1, meningkat 22,44% dari siklus 1, ini dikategorikan lebih dari cukup.

            Peningkatan nilai rata-rata pemahaman siswa terhadap membaca didukung oleh peningkatan nilai rata-rata keempat sub keahlian pada membaca. Dari tabel diatas tampak bahwa terjadi peningkatan nilai yang positif didalam menemukan ide pokok. Pada tes awal nilai rata-rata siswa 45,50 (rendah), setelah tindakan diberikan, nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 53,0 (hampir cukup) pada siklus 1. Pada siklus kedua, nilai rata-rata meningkat sampai 76,1 (bagus). Hasil peningkatan tersebut dapat dilihat pada grafik dibawah ini

Grafik 4.1. Peningkatan didalam menemukan ide pokok dari wacana

 

            Didalam menemukan informasi khusus, pada siklus 1 meningkat menjadi 60,1 (cukup) dari 40,5 (rendah) pada tes awal. Lalu pada siklus kedua, nilai rata-rata siswa meningkat sampai 70,4 (lebih dari cukup). Peningkatan tersebut secara jelas dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

 

Grafik 4.2. Peningkatan didalam menemukan informasi khusus dari wacana

            Berkaitan dengan pamahaman didalam menemukan kata acuan, nilai rata-rata siswa pada tes awal hampir cukup (49,9), lalu meningkat menjadi 60,4 (cukup) pada siklus pertama. Pada siklus kedua meningkat sampai 71,1 (lebih dari cukup), peningkatan tersebut dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Grafik 4.3. Peningkatan didalam menemukan kata acuan dari wacana

            Hal yang sama juga terjadi pada peningkatan didalam menemukan makna kata. Pada tes awal nilai rata-rata siswa rendah (35,5), setelah siklus 1 diterapkan, nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 61,8 (cukup). Pada siklus 2 meningkat lagi menjadi 70,7 (lebih dari cukup), seperti pada grafik dibawah ini:

Grafik 4.4. Peningkatan didalam menemukan makna kata dari wacana

 

            Dari tabel dan grafik diatas, dapat secara jelas terlihat bahwa Strategi Direct Reading Activity (DRA) dapat meningkatkan nilai rata-rata siswa didalam memahama wacana khususnya menemukan keempat sub keahlian pada membaca. Pada akhir penelitian nilai rata-rata siswa dapat melewati kriteria minimum ketuntasan dalam belajar yaitu > 65 (72,1)

            Lebih jauh, hasil yang memuaskan tersebut mencerminkan bahwa proses belajar mengajar berjalan dengan lancar sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Para siswa terlibat secara aktif didalam penerapan keempat fase didalam Strategi Direct Reading Activity (DRA). Hampir seluruh siswa mengikuti tahapan-tahapan dari Strategi tersebut dengan tekun agar dapat memahami wacana dengan baik. 

            Disamping itu juga, mereka menyatakan bahwa mereka menyukai proses belajar membaca dengan penerapan Strategi Direct Reading Activity (DRA). Ini dapat dilihat dari hasil kiesioner yang diberikan tiap akhir siklus. Mereka  mengakui bahwa penerapan Strategi DRA dapat membantu mereka didalam memahami wacana secara keseluruhan, khususnya didalam menemukan keempat sub keahlian didalam membaca.

            Dapat disimpulkan bahwa keberhasilan siswa didalam belajar  membaca disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, tepatnya Strategi yang dugunakan didalam membaca wacana, minat siswa didalam membaca, banyaknya latihan yang dilakukan oleh siswa didalam proses belajar mengajar, dan juga variasi yang diberikan (semantik mapping) telah memberikan kntribusi yang bagus terhadap pemehamn siswa didalam membaca.

Berkaitan dengan hipotesis, hasil penelitian ini membuktikan bahwa Strategi Direct Reading Activity (DRA) secara effektif dapat meningkatkan pemahaman siswa didalam membaca khususnya didalam menemukan keempat sub keahlian pada membaca (menemukan ide pokok pada wacana, informasi khusus, kata acuan, dan makna kata).

 

 

           

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

 

 

5.1. Kesimpulan

            5.1.1. Kesimpulan Umum

            Secara umum dapat disimpulkan bahwa pemahaman siswa kelas X TMO2 SMK Negeri 1 Abang  didalam membaca dapat ditingkatkan melalui penerapan Strategi Direct Reading Activity (DRA). Ini dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata dari tes awal dengan tes akhir 1 serta tes akhir 2. Nilai rata-rata siswa pada tes awal adalah 42,73 (rendah), lalu pada siklus 1 meningkat 43,77% (58,8), dan pada siklus 2 juga meningkat sebesar 22,44% dari siklus 1 (72,1).

            5.1.2. Kesimpulan Khusus

5.1.2.1. Secara khusus Strategi Direct Reading Activity (DRA) juga dapat meningkatkan pemahaman siswa didalam menemukan ide pokok. Nilai rata-rata siswa pada tes awal adalah 45,0 (sangat rendah), nilai rata-rata meningkat menjadi 53,0 (hampir cukup) pada siklus 1, pada siklus 2 meningkat menjadi 76,1 (baik)

5.1.2.2.Nilai rata-rata siswa didalam menemukan informasi khusus meningkat sampai 60,1 (cukup) pada siklus 1 dari 40,5 (rendah) pada tes awal. Pada siklus 2, nilainya meningkat sampai 70,4 (lebih dari cukup)

5.1.2.3. Nilai rata-rata siswa didalam menemukan kata acuan 49,9 (hampir cukup) pada tes awal, lalu meningkat menjadi 60,4 (cukup) pada siklus 1, dan juga meningkat menjadi 71,1 (lebih dari cukup) pada siklus 2.

5.1.2.4. Akhirnya didalam menemukan makna kata, nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 61,8 (cukup) pada siklus 1 dari 35,5 (rendah) pada tes awal. Pada siklus 2 nilainya meningkat menjadi 70,7 (lebih dari cukup)

            Ketika membandingkan hasil dari setiap siklus ditemukan bahwa, Strategi Direct Reading Activity (DRA) dengan sebuah variasi (Semantik mapping) lebih effektif meningkatkan pemahaman siswa didalam membaca dibandingkan dengan penerapan Strategi DRA tanpa variasi.

 

5.2. Saran-saran

            Berdasarkan kesimpulan diatas dapat disarankan sebagai berikut:

5.2.1       Untuk guru, disarankan untuk memanipulasi atau mengkombinasikan Strategi pembelajaran berdasarkan situasi siswa, sehingga penerapannya sesuai terhadap siswa.

5.2.2       Untuk siswa SMK, disarankan untuk menerapkan Strategi ini didalam membaca segala jenis wacana.

5.2.3       Kepada pengambil kebijakan di sekolah hendaknya penerapan Strategi Direct Reading Activity (DRA)  bisa dijadikan bahan pertimbangan untuk diterapkan pada pelajaran lain yang memiliki permasalahan serupa dengan yang ditemukan oleh peneliti.

5.2.4       Kepada pembaca, jika berkeinginan mengadakan penelitian lebih lanjut lagi mengenai penerapan Strategi Direct Reading Activity (DRA) dalam pembelajaran bahasa Inggris diharapkan mengambil materi yang lain atau materi yang lebih luas lagi untuk meyakinkan hasil penelitian ini, dan juga diharapkan  mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam penelitian ini sehingga hasil yang diperoleh lebih optimal

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

Alexander, J. E. et al. 1998. Teaching Reading. Boston : Scott, Foresman and        Company

 

Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan           Menengah, Diretorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Kurikulum 2006

Sekolah Menengah Kejuruan.

 

Ekwall, E. E and Shanker, J. L. 1988. Diagnosis and Remediation of the Disabled Reader : Third Edition. Boston : Allyn and Bacon, Inc.

 

Hinkle et al. 1986. Applied Statistics for the Behavioral Sciences, Boston :

Houghton Mifflin Company.

 

McKenna, M. C & Robinson, R. 1997. Teaching Through Text. New York :           Longman Publishers.

 

Miller, W. H. 1980. The Reading Activities Handbook, New York : Holt, Rinehart and Winston.

 

Otto, W.et al. 1979. How to Teach Reading. California : Addison – Wesley            Publishing Company, Inc.

 

Oxford, R. L.1990. Language Learning Strategy : What Every Teacher Should      Know. New York : Harper & Row, Publisher, Inc.

 

Rahman Hadiri, A. 2008. Access to English Competence X. Sidoarjo : Galuh Sansekerta Inti.

 

Richards, J. C and Rodgers, T.S.1986. Approaches and Methods in Language        Teaching : a Description and Analysis. Cambridge : Cambridge University            Press.

 

Soeprapto, F.A and Mariana Darwis. 2006. Linked to the World 1. Jakarta : Yudistira

 

Suhandana, I. G. A, 2000. Penelitian Tindakan Kelas. STKIP Negeri Singaraja :    Handout.

 

___________.2000. Global Access to the World of Work. Second Edition. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Diretorat Pendidikan Menengah Kejuruan

 

 

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar