Rabu, 15 April 2020

Artikel Pembelajaran IPA




 salingtemas melalui Group ivestigasi untuk meningkatkan Hasil Belajar IPA

ABSTRAK

     Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk (1) meningkatkan motivasi belajar, dan (2) meningkatkan hasil belajar IPA dengan penerapan pendekatan Salingtemas melalui model pembelajaran Group Investigation (GI dalam pembelajaran IPA.
       Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII C SMP Negeri 1 Abang pada semester 1 tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 37 orang. Obyek penelitian ini adalah (1) Motivasi Belajar dan (2) Hasil belajar siswa. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi, dan refleksi. 
       Hasil analisis data penelitian ini, pada siklus I rata-rata motivasi belajar sebesar 71,69 dengan kategori tinggi. Rata-rata hasil belajar dan ketuntasan klasikal berturut-turut adalah 65,76 dan 48,64% dengan kualifikasi belum tuntas. Pada siklus II rata-rata motivasi belajar sebesar 80,11 dengan kategori sangat tinggi, rata-rata hasil belajar dan ketuntasan klasikal secara berturut-turut adalah 77,57 dan 86,48% dengan kualifikasi tuntas. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka disarankan kepada guru IPA agar mencoba menerapkan pendekatan Salingtemas melalui model pembelajaran Group Investigation (GI) dalam pembelajaran IPA sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

Pendahuluan
Kendala yang sering dihadapi sebagian besar guru dalam proses pembelajaran motivasi dan hasil belajar siswa yang rendah. Rendahnya hasil belajar siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Abang disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: 1) Dalam proses pembelajaran guru kesulitan dalam melibatkan siswa secara aktif sehingga siswa enggan untuk bertanya bila tidak mengerti. (2) Model belajar yang kurang variatif sehingga menimbulkan kejenuhan dalam diri siswa saat belajar. (3) Siswa kurang termotivasi untuk belajar yang ditunjukkan dengan siswa enggan bertanya meskipun mereka belum mengerti tentang penjelasan guru sehingga mereka diam dan bersikap acuh terhadap pelajaran IPA.
 Pendekatan Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat (Salingtemas) merupakan suatu pendekatan yang menggabungkan Sains, Teknologi, dan Masyarakat (STM) dengan ilmu lingkungan. Pendekatan Salingtemas mendorong siswa untuk menerapkan ilmu yang dipelajari dalam kehidupan keseharian mereka untuk mengambil keputusan dan memecahkan masalah-masalah yang berhubungan dengan kemajuan sains dan teknologi, kebutuhan masyarakat dan lingkungan. Salah satu model pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan eksplorasi terhadap pembelajaran IPA adalah model pembelajaran Group Investigation.  Investigasi kelompok merupakan model pembelajaran kooperatif yang melibatkan siswa dalam perencanaan baik topik yang dipelajari maupun bagaimana jalannya penyelidikan mereka. Dalam penerapan Group Investigation (investigasi kelompok) ini guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota yang heterogen. Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki, melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang dipilih itu. Selanjutnya menyiapkan dan mempresentasikan laporannya kepada seluruh siswa di kelas. Bertitik tolak dari uraian masalah di atas, maka dilakukan penelitian tindakan dengan menerapkan pendekatan Salingtemas melalui model pembelajaran Group Investigation untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA di kelas VIII C SMP Negeri 1 Abang.

Metode
Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas atau class room action research yang bertujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran di kelas. Dalam pelaksanaan tindakan digunakan pendekatan Salingtemas dengan model pembelajaran Group Investigation.  Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII C SMP Negeri 1 Abang dengan banyak siswa 37 orang terdiri dari 21 orang siswa laki-laki dan 16 orang siswa perempuan. Adapun objek penelitian ini terdiri dari motivasi belajar siswa dan hasil belajar IPA. Penelitian ini menggunakan rancangan dua siklus. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data motivasi dan hasil belajar.

Hasil
            Pembelajaran pada siklus I jumlah siswa yang terlibat dalam siklus I ini adalah 37 orang. Selama pelaksanaan siklus I peneliti melakukan perencanaan dengan membuat RPP tentang bahan kimia rumah tangga, tes hasil belajar dan kuisioner motivasi. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran digunakan pendekatan Salingtemas dengan model pembelajaran Group Investigation yaitu membagi siswa menjadi beberapa kelompok, kemudian dibagikan LKS dan siswa melakukan diskusi dan penyelidikan sesuai dengan apa yang diminta dalam LKS tersebut. Setelah selesai melakukan penyelidikan dan melaksanakan diskusi di kelompoknya peneliti meminta salah satu kelompok untuk melakukan presentasi hasil pekerjaannya ke depan kelas. Hasil analisis data motivasi belajar, diperoleh skor rata-rata motivasi belajar siswa siklus I sebesar 71,69 dengan kategori tinggi. Data hasil belajar diperoleh persentase jumlah siswa yang termasuk kategori sangat baik sebesar 21,62%, kategori baik sebesar 21,62%, kategori cukup sebesar 27,73%, kategori kurang sebessar 18,92% dan siswa dengan kategori sangat kurang 5,41%. Nilai rata-rata (M) dari siklus I adalah  65,76 dan ketuntasan 75,76%.
          Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dengan jumlah siswa yang terlibat dalam siklus II ini adalah 37 orang dan selama pelaksanaan siklus II peneliti melakukan perencanaan dengan membuat RPP tentang bahan zat Adiktif dan Psikotropika, tes hasil belajar dan kuisioner motivasi. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran digunakan pendekatan Salingtemas dengan model pembelajaran Group Investigation yaitu membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan anggota 4-5 orang, kemudian dibagikan LKS dan siswa melakukan diskusi dan penyelidikan sesuai dengan apa yang diminta dalam LKS tersebut. Setelah selesai melakukan penyelidikan dan melaksanakan diskusi di kelompoknya peneliti meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya ke depan kelas. Peneliti memberikan konfirmasi dan penghargaan untuk kelompok yang melakukan presentasi dan kelompok yang mau aktif dalam proses diskusi. Dan pada pertemuan yang ke empat untuk mengetahui hasil penelitian pada siklus II peneliti memberikan tes hasil belajar dan memberikan kuisioner motivasi.
            Hasil penelitian pada siklus II mencakup motivasi belajar dan hasil belajar IPA, dengan menerapkan pendekatan Salingtemas melalui model pembelajaran Group Investigation (GI) dalam pembelajaran IPA. Data tes hasil belajar siklus II diperoleh persentase jumlah siswa yang termasuk kategori sangat baik sebesar 32,43%, kategori baik sebesar 54,05%, kategori cukup sebesar 5,41 %, siswa dengan kategori kurang 8,11% dan tidak ada siswa dalam kategori sangat kurang.
Pembahasan
Keadaan awal tentang hasil belajar siswa terhadap pelajaran IPA di kelas VIII C SMP Negeri 1 Abang tergolong rendah. Rendahnya hasil belajar IPA karena kemampuan belajar siswa berbeda-beda. Berdasarkan hasil observasi ditemukan beberapa permasalahan yang menyebabkan motivasi dan hasil belajar di kelas VIII C rendah antara lain sebagai berikut. (1) Motivasi belajar siswa masih relatif rendah, sebagian besar siswa bermain dalam menerima pelajaran siswa. (2) Siswa sering kesulitan dalam memahami konsep-konsep IPA karena banyak rumus, hitungan dan sulit. (3) Penggunaan hanya satu metode dalam pembelajaran yaitu metode ceramah masih mendominasi dalam pembelajaran tersebut.
Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti mencoba menerapkan pendekatan salingtemas melalui model pembelajaran Group Investigation dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII C SMP Negeri 1 Abang yang berjumlah 37 orang terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus dimana masing-masing siklus terdiri dari empat pertemuan, dengan distribusi waktu tiga pertemuan untuk pelaksanaan tindakan dan satu pertemuan untuk pemberian evaluasi. Data-data yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis sesuai dengan deskriptif kualitatif.
Berdasarkan hasil analisis pada siklus I skor rata-rata motivasi belajar sebesar 71,69 dengan kategori tinggi dan skor rata-rata hasil belajarnya sebesar 65,76 dengan kategori cukup. Temuan ini menunjukkan bahwa hasil belajar tersebut belum memenuhi tuntutan yang diharapkan dan ketuntasan belajar klasikalnya masih berada di bawah standar yang diharapkan, ketuntasan belajar klasikal pada siklus I sebesar 48,64% masih kecil dari yang diharapkan yaitu sebesar 85%. Dari hasil refleksi pada siklus I, terdapat kendala-kendala yang menyebabkan belum tercapainya hasil yang diharapkan, yaitu: (1) Jumlah anggota kelompok 6-7 orang anggota kurang efektif menyebabkan beberapa siswa ada yang kurang serius dalam belajar. (2) Ada beberapa orang siswa yang belum mampu menjawab soal LKS dengan baik dan tidak mau berpartisipasi dalam kelompoknya karena di kelompok tersebut tidak ada siswa yang memiliki kemampuan akademik yang bisa diharapkan mampu membimbing teman-temannya. (3) Pada saat menghadapi tes, masih banyak siswa yang belum mempersiapkan diri secara maksimal, hanya ada beberapa orang siswa saja yang mau dan berani bertanya pada guru pengajar di luar jam pelajaran. Berdasarkan kendala-kendala yang dihadapi pada siklus I, maka pada siklus II dilakukan upaya-upaya perbaikan yatu: (1) Peneliti mengubah kelompok yang terbentuk sebelumnya, yaitu mengubah jumlah anggota kelompok siswa sebelumnya 6-7 orang menjadi kelompok kecil 4-5 anggotanya. (2) Peneliti menggunakan bantuan media pembelajaran Powerpoint. (3) Pada siklus II, peneliti memberikan arahan kepada siswa agar tidak malu bertanya, baik pada temannya maupun pada guru pengajarnya di luar jam pelajaran jika ada soal-soal yang tidak mampu dipecahkannya.
Dengan melakukan perbaikan dan memecahkan masalah terhadap kendala-kendala yang dihadapi pada siklus I, pembelajaran pada siklus II tampak lebih baik dari sebelumnya, hampir semua siswa berperan aktif dalam pembelajaran, hal ini berdampak pada hasil yang didapatkan. Skor rata-rata motivasi belajar siswa meningkat dari sebesar 71,69 dengan kategori tinggi pada siklus I menjadi sebesar 80,11 dengan kategori sangat tinggi pada siklus II. Skor rata-rata hasil belajar meningkat dari sebesar 65,76 dengan kategori cukup pada siklus I menjadi sebesar 77,57 dengan kategori baik pada siklus II. Ketuntasan belajar klasikalnya juga meningkat dari sebesar 48,64% pada siklus I menjadi sebesar 86,48% pada siklus II. Dilihat dari hasil analisis siklus I dan siklus II telah terjadi peningkatan nilai rata-rata sebesar 11,81 dan ketuntasan klasikal sebesar 37,84%. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa penerapan pendekatan Salingtemas melalui model pembelajaran Group Investigation (GI) dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar IPA siswa kelas VIII C SMP Negeri 1 Abang.
Secara umum penelitian ini dapat dikatakan berhasil, karena dua butir indikator keberhasilan yang diharapkan dapat tercapai yaitu: (1) motivasi belajar selama diterapkannya model pembelajaran Group Investigation (GI) dalam pembelajaran IPA telah mencapai kategori tinggi sesuai indikator yang ditetapkan, (2) hasil belajar selama diterapkannya pedekatan Salingtemas model pembelajaran Group Investigation (GI) dalam pembelajaran IPA telah sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan ketuntasan belajar sesuai standar yang diharapkan yaitu 68 dengan ketuntasan 85%, sesuai dengan harapan penelitian ini.
Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini sejalan dengan yang didapat Rismiati Indah (2010) yaitu pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI) dan media macromedia flash dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan penguasaan konsep biologi pada siswa kelas VIIA SMP Negeri 2 Kartasura, Suriasa (2010) yang menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI)  berpendekatan STM dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX D SMP Negeri 1 Abang tahun pelajaran 2009/2010, Muaraputra Sinaga, SPd. (2009) Model pembelajaran Group Investigation ini membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara materi yang yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka. Dengan model pembelajaran ini minat belajar siswa meningkat dan hasil pembelajarannya diharapkan lebih bermakna bagi siswa.

Simpulan
           Penerapan pendekatan Salingtemas melalui model pembelajaran Group Investigation (GI) dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII C SMP Negeri 1 Abang.

DAFTAR RUJUKAN
Anonim, 2003. Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran (KTSP) , Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas
Arikunto, S. 1991. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Binadja, Ahmad. Science in SETS (Science, Environment, Technology, and
Society) Context.  Training on Improving Teaching Proficiency of Indonesian Junior & Senior Secondary Science Teachers. 16 February-10 May 1998. Ministry of Education and Culture The Republic of Indonesia in Coordination with Southest Asia Ministers of Education Organisation (SEAMEO) Regional Center For Education in Science And Mathematics (RECSAM).diaksesdari internet tanggal 20 Desember 2004.
Ibrahim, M., Fida R., Nur, M. dan Ismono. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa Press.
Kartawan, I Made Arya. 2004. Pengaruh Metode Pembelajaran dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi belajar IPA (Studi Eksperimentasi pada Siswa SMU N di Kota Singaraja). Tesis (Tidak Diterbitkan). Singaraja :IKIP
Kemmis,W.C & Taggart,R.M. 1998. The Action Research Planner. Geelong Victoria : Deakin University Press.
Nurkancana, Sunartana. 1990. Evaluasi Prestasi belajar. Surabaya: Usaha Nasional
Sadia, I Wayan. 1997. Implementasi Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat (STM) dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di Singaraja. Laporan Penelitian, STKIP Singaraja.
Sadia, I Wayan. 2001b. Pengembangan Model Pembelajaran Fisika Berpendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat (STM) untuk Meningkatkan Literasi sains Dan Teknologi Siswa SMU Negeri di Singaraja. Laporan Penelitian IKIP Singaraja
Santyasa, I W. 2008. Model-model pembelajaran inovatif. Makalah. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru bagi Para Guru TK, SD, SMP, dan SMA Di Provinsi Bali, pada tanggal 24-30 November 2008 di Universitas Pendidikan Ganesha
Suastra, I Wayan. 2002. Buku Ajar: Strategi Belajar Mengajar Sains. Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Pendidikan MIPA IKIP Negeri Singaraja.
Suastra, I Wayan. 2009. Pembelajaran Sains Terkini. Universitas Pendidikan Ganesha.Singaraja.
Sudjana, N dan Ibrahim. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru.
Suriasa,I Wayan. 2008. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Berpendekatan STML untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar IPA (Fisika) Siswa Kelas VIII F SMPN 1 Abang. Penelitian Tindakan Kelas  (Tidak Diterbitkan) dalam rangka lomba PTK di Undiksha Singaraja.
Suryabrata, Sumadi, 1993. Psikologi Pendidikan. Jakarta  : RajaGrafindo Persada.
Syah, Muhibbin. 2000. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : PT Remaja Rodakarya.
Tantra, Dewa Komang. 1998. Pengembangan Materi Pelajaran dan Sumber Belajar.  Singaraja. STKIP Singaraja.
Yuniati, Ni Nyoman. 2003. Efektivitas Model Pembelajaran Terhadap Prestasi belajar IPA Ditinjau dari Motivasi Belajar (Eksperimen di SMU Negeri 1 Denpasar). Tesis (Tidak Diterbitkan). Singaraja : IKIP.


0 komentar:

Posting Komentar