salingtemas melalui Group ivestigasi untuk meningkatkan Hasil Belajar IPA
ABSTRAK
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk (1) meningkatkan motivasi belajar, dan (2) meningkatkan hasil belajar IPA dengan penerapan pendekatan Salingtemas melalui model pembelajaran Group Investigation (GI dalam pembelajaran IPA.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII C SMP Negeri 1 Abang pada semester 1 tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 37 orang. Obyek penelitian ini adalah (1) Motivasi Belajar dan (2) Hasil belajar siswa. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi, dan refleksi.
Hasil analisis data penelitian ini, pada siklus I rata-rata motivasi belajar sebesar 71,69 dengan kategori tinggi. Rata-rata hasil belajar dan ketuntasan klasikal berturut-turut adalah 65,76 dan 48,64% dengan kualifikasi belum tuntas. Pada siklus II rata-rata motivasi belajar sebesar 80,11 dengan kategori sangat tinggi, rata-rata hasil belajar dan ketuntasan klasikal secara berturut-turut adalah 77,57 dan 86,48% dengan kualifikasi tuntas. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka disarankan kepada guru IPA agar mencoba menerapkan pendekatan Salingtemas melalui model pembelajaran Group Investigation (GI) dalam pembelajaran IPA sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
Pendahuluan
Kendala yang sering dihadapi sebagian besar guru dalam
proses pembelajaran motivasi dan hasil belajar siswa yang rendah. Rendahnya
hasil belajar siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Abang disebabkan oleh beberapa
faktor antara lain: 1) Dalam proses pembelajaran guru kesulitan dalam
melibatkan siswa secara aktif sehingga siswa enggan untuk bertanya bila tidak
mengerti. (2) Model belajar yang kurang variatif sehingga menimbulkan kejenuhan
dalam diri siswa saat belajar. (3) Siswa kurang termotivasi untuk belajar yang
ditunjukkan dengan siswa enggan bertanya meskipun mereka belum mengerti tentang
penjelasan guru sehingga mereka diam dan bersikap acuh terhadap pelajaran IPA.
Pendekatan Sains, Lingkungan, Teknologi, dan
Masyarakat (Salingtemas) merupakan suatu pendekatan yang menggabungkan Sains,
Teknologi, dan Masyarakat (STM) dengan ilmu lingkungan. Pendekatan Salingtemas
mendorong siswa untuk menerapkan ilmu yang dipelajari dalam kehidupan
keseharian mereka untuk mengambil keputusan dan memecahkan masalah-masalah yang
berhubungan dengan kemajuan sains dan teknologi, kebutuhan masyarakat dan
lingkungan. Salah satu model pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa
untuk melakukan eksplorasi terhadap pembelajaran IPA adalah model pembelajaran Group
Investigation. Investigasi kelompok merupakan model
pembelajaran kooperatif yang melibatkan siswa dalam perencanaan baik topik yang
dipelajari maupun bagaimana jalannya penyelidikan mereka. Dalam penerapan Group
Investigation (investigasi kelompok) ini guru membagi kelas menjadi
kelompok-kelompok dengan anggota yang heterogen. Selanjutnya siswa memilih topik
untuk diselidiki, melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang dipilih
itu. Selanjutnya menyiapkan dan mempresentasikan laporannya kepada seluruh siswa
di kelas. Bertitik tolak dari uraian masalah di atas, maka dilakukan penelitian
tindakan dengan menerapkan pendekatan Salingtemas melalui model pembelajaran Group
Investigation untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA di kelas VIII
C SMP Negeri 1 Abang.
Metode
Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian
tindakan kelas atau class room action research yang bertujuan untuk
meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran di kelas. Dalam pelaksanaan
tindakan digunakan pendekatan Salingtemas dengan model pembelajaran Group Investigation. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII
C SMP Negeri 1 Abang dengan banyak siswa 37 orang terdiri dari 21 orang siswa
laki-laki dan 16 orang siswa perempuan. Adapun objek penelitian ini terdiri
dari motivasi belajar siswa dan hasil belajar IPA. Penelitian ini menggunakan
rancangan dua siklus. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data
motivasi dan hasil belajar.
Hasil
Pembelajaran pada siklus I
jumlah siswa yang terlibat dalam siklus I ini adalah 37 orang. Selama
pelaksanaan siklus I peneliti melakukan perencanaan dengan membuat RPP tentang
bahan kimia rumah tangga, tes hasil belajar dan kuisioner motivasi. Dalam
pelaksanaan proses pembelajaran digunakan pendekatan Salingtemas dengan model
pembelajaran Group Investigation yaitu membagi siswa menjadi beberapa kelompok,
kemudian dibagikan LKS dan siswa melakukan diskusi dan penyelidikan sesuai
dengan apa yang diminta dalam LKS tersebut. Setelah selesai melakukan
penyelidikan dan melaksanakan diskusi di kelompoknya peneliti meminta salah
satu kelompok untuk melakukan presentasi hasil pekerjaannya ke depan kelas. Hasil analisis
data motivasi belajar, diperoleh skor rata-rata motivasi belajar siswa
siklus I sebesar 71,69 dengan kategori tinggi. Data hasil belajar diperoleh persentase jumlah siswa yang
termasuk kategori sangat baik sebesar 21,62%, kategori baik sebesar 21,62%, kategori cukup sebesar 27,73%, kategori
kurang sebessar 18,92% dan siswa dengan
kategori sangat kurang 5,41%. Nilai rata-rata (M) dari siklus I adalah 65,76 dan ketuntasan 75,76%.
Hasil
penelitian pada siklus II mencakup motivasi belajar dan hasil belajar IPA, dengan menerapkan pendekatan Salingtemas
melalui model pembelajaran
Group Investigation (GI) dalam
pembelajaran IPA. Data tes hasil belajar siklus II diperoleh persentase jumlah siswa yang
termasuk kategori sangat baik sebesar 32,43%, kategori baik sebesar 54,05%, kategori cukup sebesar 5,41 %, siswa dengan
kategori kurang
8,11% dan
tidak ada siswa dalam kategori sangat kurang.
Pembahasan
Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti mencoba
menerapkan pendekatan salingtemas melalui model pembelajaran Group Investigation dalam pembelajaran
IPA dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII C SMP Negeri
1 Abang yang berjumlah 37 orang terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 16 siswa
perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus dimana masing-masing
siklus terdiri dari empat pertemuan, dengan distribusi waktu tiga pertemuan
untuk pelaksanaan tindakan dan satu pertemuan untuk pemberian evaluasi.
Data-data yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis sesuai dengan
deskriptif kualitatif.
Berdasarkan hasil analisis
pada siklus I skor
rata-rata motivasi belajar sebesar 71,69 dengan kategori tinggi dan skor
rata-rata hasil belajarnya sebesar 65,76 dengan kategori cukup. Temuan ini
menunjukkan bahwa hasil belajar tersebut belum memenuhi tuntutan yang diharapkan
dan ketuntasan belajar klasikalnya masih berada di bawah standar yang
diharapkan, ketuntasan belajar klasikal pada siklus I sebesar 48,64% masih
kecil dari yang diharapkan yaitu sebesar 85%. Dari hasil refleksi pada siklus
I, terdapat kendala-kendala yang menyebabkan belum tercapainya hasil yang
diharapkan, yaitu: (1) Jumlah anggota kelompok 6-7 orang anggota kurang
efektif menyebabkan beberapa siswa ada yang kurang serius dalam belajar. (2)
Ada beberapa orang siswa yang belum mampu menjawab soal LKS dengan baik dan
tidak mau berpartisipasi dalam kelompoknya karena di kelompok tersebut tidak
ada siswa yang memiliki kemampuan akademik yang bisa diharapkan mampu
membimbing teman-temannya. (3) Pada saat menghadapi tes, masih banyak siswa
yang belum mempersiapkan diri secara maksimal, hanya ada beberapa orang siswa
saja yang mau dan berani bertanya pada guru pengajar di luar jam pelajaran.
Berdasarkan kendala-kendala yang dihadapi pada siklus I, maka pada siklus II
dilakukan upaya-upaya perbaikan yatu: (1) Peneliti mengubah kelompok yang
terbentuk sebelumnya, yaitu mengubah jumlah anggota kelompok siswa sebelumnya
6-7 orang menjadi kelompok kecil 4-5 anggotanya. (2) Peneliti menggunakan
bantuan media pembelajaran Powerpoint. (3) Pada siklus II, peneliti memberikan arahan
kepada siswa agar tidak malu bertanya, baik pada temannya maupun pada guru
pengajarnya di luar jam pelajaran jika ada soal-soal yang tidak mampu
dipecahkannya.
Dengan melakukan perbaikan
dan memecahkan masalah terhadap kendala-kendala yang dihadapi pada
siklus I, pembelajaran pada siklus II tampak lebih baik dari sebelumnya, hampir
semua siswa berperan aktif dalam pembelajaran, hal ini berdampak pada hasil
yang didapatkan. Skor rata-rata motivasi belajar siswa meningkat dari sebesar 71,69 dengan kategori tinggi pada siklus I menjadi sebesar 80,11
dengan kategori sangat tinggi pada siklus II. Skor
rata-rata hasil belajar meningkat dari sebesar 65,76 dengan kategori cukup pada siklus I menjadi sebesar 77,57 dengan kategori baik pada siklus II. Ketuntasan belajar
klasikalnya juga meningkat dari sebesar 48,64% pada siklus I menjadi sebesar 86,48% pada siklus II. Dilihat dari hasil analisis siklus I
dan siklus II telah terjadi peningkatan nilai rata-rata sebesar 11,81 dan ketuntasan klasikal sebesar 37,84%. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa penerapan pendekatan
Salingtemas melalui model pembelajaran Group
Investigation (GI) dalam pembelajaran
IPA dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar IPA siswa kelas VIII
C SMP Negeri 1 Abang.
Secara umum penelitian ini dapat dikatakan berhasil,
karena dua
butir indikator keberhasilan yang diharapkan dapat tercapai yaitu: (1) motivasi
belajar selama diterapkannya model pembelajaran Group
Investigation (GI) dalam pembelajaran
IPA telah mencapai kategori tinggi sesuai
indikator yang ditetapkan, (2) hasil belajar
selama diterapkannya pedekatan Salingtemas model pembelajaran Group Investigation (GI) dalam pembelajaran
IPA telah sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan ketuntasan belajar sesuai standar
yang diharapkan yaitu 68 dengan ketuntasan 85%, sesuai dengan harapan
penelitian ini.
Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini sejalan
dengan yang didapat Rismiati Indah (2010) yaitu
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI) dan media macromedia flash dapat
meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan penguasaan konsep biologi pada
siswa kelas VIIA SMP Negeri 2 Kartasura, Suriasa
(2010) yang menyimpulkan bahwa penerapan
model pembelajaran Group Investigation (GI) berpendekatan STM dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX D SMP Negeri 1 Abang
tahun pelajaran 2009/2010, Muaraputra Sinaga, SPd. (2009)
Model pembelajaran Group Investigation
ini membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia
nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara materi yang yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka.
Dengan model pembelajaran ini minat belajar siswa meningkat dan hasil
pembelajarannya diharapkan lebih bermakna bagi siswa.
Simpulan
Penerapan pendekatan Salingtemas
melalui model pembelajaran Group
Investigation (GI) dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa
kelas VIII C SMP Negeri 1
Abang.
DAFTAR RUJUKAN
Anonim, 2003. Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran (KTSP) , Pusat Kurikulum
Balitbang Depdiknas
Arikunto, S. 1991. Dasar-dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Binadja, Ahmad. Science in SETS (Science, Environment, Technology, and
Society) Context. Training on Improving Teaching Proficiency of
Indonesian Junior & Senior Secondary Science Teachers. 16 February-10 May
1998. Ministry of Education and Culture The Republic of Indonesia in
Coordination with Southest Asia Ministers of Education Organisation (SEAMEO)
Regional Center For Education in Science And Mathematics (RECSAM).diaksesdari
internet tanggal 20 Desember 2004.
Ibrahim, M., Fida R., Nur, M. dan Ismono. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa
Press.
Kartawan, I Made Arya. 2004. Pengaruh Metode Pembelajaran dan Motivasi
Belajar Terhadap Prestasi belajar IPA (Studi Eksperimentasi pada Siswa SMU N di
Kota Singaraja). Tesis (Tidak Diterbitkan). Singaraja :IKIP
Kemmis,W.C & Taggart,R.M. 1998. The
Action Research Planner. Geelong Victoria : Deakin University Press.
Nurkancana, Sunartana. 1990. Evaluasi Prestasi belajar. Surabaya: Usaha Nasional
Sadia, I Wayan. 1997. Implementasi Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat
(STM) dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di Singaraja. Laporan Penelitian, STKIP Singaraja.
Sadia, I Wayan. 2001b. Pengembangan Model Pembelajaran Fisika Berpendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat
(STM) untuk Meningkatkan Literasi sains Dan Teknologi Siswa SMU Negeri di
Singaraja. Laporan Penelitian IKIP Singaraja
Santyasa, I W. 2008. Model-model
pembelajaran inovatif. Makalah. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru bagi
Para Guru TK, SD, SMP, dan SMA Di Provinsi Bali, pada tanggal 24-30 November
2008 di Universitas Pendidikan Ganesha
Suastra,
I Wayan. 2002. Buku Ajar: Strategi
Belajar Mengajar Sains. Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Pendidikan MIPA
IKIP Negeri Singaraja.
Suastra, I
Wayan. 2009. Pembelajaran Sains Terkini. Universitas Pendidikan Ganesha.Singaraja.
Sudjana, N dan Ibrahim. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru.
Suriasa,I Wayan. 2008. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Berpendekatan STML untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar IPA
(Fisika) Siswa Kelas VIII F SMPN 1 Abang. Penelitian Tindakan Kelas (Tidak Diterbitkan) dalam rangka lomba
PTK di Undiksha Singaraja.
Suryabrata, Sumadi, 1993. Psikologi Pendidikan. Jakarta
: RajaGrafindo Persada.
Syah, Muhibbin. 2000. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.
Bandung : PT Remaja Rodakarya.
Tantra, Dewa Komang. 1998. Pengembangan Materi
Pelajaran dan Sumber Belajar. Singaraja. STKIP Singaraja.
Yuniati, Ni Nyoman. 2003. Efektivitas Model Pembelajaran Terhadap Prestasi
belajar IPA Ditinjau dari Motivasi Belajar (Eksperimen di SMU Negeri 1
Denpasar). Tesis (Tidak Diterbitkan). Singaraja : IKIP.
0 komentar:
Posting Komentar