Rabu, 15 April 2020

Artikel Penelitian IPA



 PBL BERBANTUAN MODUL MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII-D SMPN 1 ABANG

I Wayan Suriasa
SMP Negeri 1 Abang, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali
Email: suriasa.guruipa@gmail.com

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di kelas VIII-D karena prestasi belajar IPA masih rendah ditunjukkan dengan rata-rata ulangan harian I adalah 70 dengan daya serap siswa sebesar 70% dan ketuntasan klasikal sebesar 65%. Penelitian ini bertujuan meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas VIII-D SMP Negeri 1 Abang. Obyek penelitian ini adalah motivasi dan prestasi belajar IPA siswa. Data motivasi belajar siswa dikumpulkan dengan kuisioner dan prestasi belajar dikumpulkan melalui tes prestasi. Hasil analisis menunjukkan penerapan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan modul dapat meningkatkan motivasi belajar siswa sebesar 5% di siklus I dengan rata-rata 71 dengan standar deviasi 6,2 berkualifikasi cukup dan pada siklus II rata-rata motivasi belajar siswa pada siklus II adalah 91 standar deviasi 4,1 dan memiliki kualifikasi sangat tinggi sehingga terjadi peningkatan motivasi belajar siswa sebesar 20%. Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan bantuan modul dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII-D SMP Negeri 1 Abang tahun pelajaran 2019/2020 dengan nilai rata-rata prestasi belajar siswa meningkat dari 80 pada siklus I menjadi 89 pada siklus II. Pada siklus I ketuntasan klasikal siswa adalah 65% dengan kategori belum tuntas, dan pada siklus II adalah 92% dengan kategori tuntas.

Kata-kata kunci       :  pembelajaran berbasis masalah; motivasi belajar; prestasi belajar IPA



Pendahuluan

Peningkatan mutu pendidikan merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu sekolah. Berbagai program dilaksanakan diantaranya penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku/bahan ajar peningkatan mutu guru dan tenaga kependidikan dan peningkatan manajemen pendidikan serta pengadaan fasilitas. Namun demikian berbagai indikator menunjukkan bahwa mutu pendidikan sekolah masih rendah terutama dalam prestasi belajar. Rendahnya prestasi belajar terjadi di kelas VIII-D SMP Ngeri 1 Abang yaitu rata-rata ulangan harian I sebesar 70 masih dibawah KKM sebesar 74. Berdasarkan observasi terungkap masalah dialami oleh kelas VIII-D yaitu  motivasi belajar rendah, sebagian besar siswa kurang tertarik belajar IPA, dan kurang merespon materi yang disajikan guru selama pembelajaran berlangsung. Untuk mengoptimalkan proses pembelajaran dan meningkatkan prestasi belajar siswa digunakan model pembelajaran berbasis masalah. Pembelajaran berdasarkan masalah adalah proses pembelajaran yang titik awal pembelajaran dimulai berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata, siswa dirangsang untuk mempelajari masalah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yanng telah mereka miliki sebelumnya (prior knowledge) untuk membentuk pengetahuan dan pengalaman baru. 
Model PBL merupakan suatu kegiatan pembelajaran dimana siswa berusaha memecahkan masalah yang diberikan guru berdasarkan informasi yang mereka miliki. Dalam hal ini siswa akan aktif untuk mengidentifikasi apa yang ingin mereka pelajari untuk bisa memahami masalah secara lebih baik. Jadi PBL adalah masalah yang harus dipecahkan siswa secara aktif melalui konstruksi pengetahuan sebagai akibat dari rasa ingin tahu yang dimiliki anak secara terus menerus berusaha memahami lingkungannya. Hal ini menjadikan siswa belajar lebih bermakna, sehingga siswa mampu untuk berfikir kritis dan memecahkan masalah yang dihadapi masing-masing kelompoknya.
PBL terdiri dari lima tahap utama yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerjasama. Sintak dari pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning adalah sebagai berikut. (1) orientasi siswa pada masalah, (2) mengorganisasi siswa untuk belajar, (3) membimbing siswa dalam menyelesaikan masalah, (4) menyajikan hasil karya, dan (5) menganalisis dan mengevaluasi hasil karya.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Apakah Penerapan Model Pembelajaran PBL Berbantuan Modul dapat meningkatkan motivasi belajar IPA Siswa Kelas VIII-D SMP Negeri 1 Abang tahun pelajaran 2019/2020?; 2) Apakah Penerapan Model Pembelajaran PBL Berbantuan Modul dapat meningkatkan prestasi belajar IPA Siswa Kelas VIII-D SMP Negeri 1 Abang tahun pelajaran 2019/2020? Sedangkan tujuan dalam penelitian ini adalah Meningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPA siswa kelas VIII-D SMP Negeri 1 Abang dengan penerapan model pembelajaran PBL berbantuan modul pada tahu pelajaran 2019/2020.

 

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang bertujuan meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran di sekolah tempat berlangsungnya penelitian. Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII-D SMP Negeri 1 Abang semester Ganjil tahun pelajaran 2019/2020 dengan jumlah siswa sebanyak 37 orang. Objek penelitian adalah motivasi belajar IPA dan prestasi belajar siswa. Pada penelitian ini, motivasi belajar IPA siswa ditunjukkan oleh skor yang diperoleh berdasarkan jawaban siswa terhadap angket motivasi belajar IPA yang berisi beberapa pernyataan dan diberikan pada setiap akhir siklus pembelajaran.
Metode pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari observasi, tes, dan dokumentasi. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriptif kualitatif. Untuk menghitung ketuntasan prestasi belajar siswa setelah menggunakan model Problem Based Learnig dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut: jumlah siswa yang tuntas belajar dibagi dengan jumlah seluruh siswa dikalikan 100%. Sedangkan rumus motivasi siswa dianalisis dengan menggunakan tekhnik prosentase (%), yaitu: banyaknya frekuensi skor motivasi belajar siswa dibagi dengan skor maksimal dikalikan 100%. Motivasi belajar dikatakan tinggi bila siswa motivasi pembelajaran mencapai ≥ 75%. ketuntasan klasikal, suatu kelas dikatakan tuntas apabila terdapat minimal 75% yang telah mencapai nilai ≥ 74 (nilai KKM yang ditetapkan di SMPN 1 Abang) dari nilai maksimal 100.

Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang bertujuan meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran di kelas tempat berlangsungnya penelitian. Subyek penelitian adalah siswa kelas  VIII-D SMP Negeri 1 Abang yang berjumlah 37 orang siswa. Pemilihan kelas tersebut karena di kelas tersebut terdapat masalah-masalah pembelajaran seperti rendahnya motivasi belajar siswa dan pemahaman siswa terhadap konsep IPA sehingga menyebabkan rendahnya prestasi belajar yang dicapai siswa. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus. Hasil penelitian pada siklus I diperoleh rata-rata motivasi belajar siswa sebesar 71, standar deviasi 6,2 dan berada pada kualifikasi cukup. Hasil ini sudah lebih baik dari pemberian motivasi belajar di awal pembelajaran sebelum siklus I hanya memiliki rata-rata 66, standar deviasi 8,0 dan berada pada kualifikasi rendah. Rata-rata prestasi belajar siswa siklus I adalah 80, dengan standar deviasi 8,5 dan daya serap siswa adalah 80%. Banyak siswa yang tuntas pada siklus I adalah 24 orang sehingga ketuntasan klasikal belajar siswa kelas VIII-D SMP Negeri 1 Abang  adalah 65%. Setelah dilaksanakan observasi dan refleksi terhadap siklus I maka pada siklus II dilakukan beberapa perbaikan-perbaikan sehingga menghasilkan hasil yang lebih baik. Rata-rata motivasi belajar siswa pada siklus II adalah 91, standar deviasi 4,1 dan berada pada kualifikasi sangat tinggi. Rata-rata prestasi belajar siswa siklus II adalah 89, standar deviasi 10,5 dan daya serap siswa terhadap materi yang diajarkan adalah 89%. Banyaknya siswa yang tuntas pada siklus II adalah 34 orang sehingga ketuntasan belajar siswa kelas VIII-D SMP Negeri 1 Abang adalah 92%. Hasil ini mengindikasikan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil ini tampak dari rata-rata rata-rata prestasi belajar siswa meningkat dari 80 pada siklus I menjadi 89 pada siklus II terjadi peningkatan prestasi belajar sebesar 9. Pada siklus I ketuntasan klasikal siswa adalah 65% berada pada kategori belum tuntas, dan pada siklus II adalah 92% berada pada kategori tuntas. Perbandingan motivasi belajar siklus I dengan siklus II disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1.Perbandingan Nilai Rata-rata motivasi belajar
ASPEK
PRA PENELITIAN
SIKLUS I
SIKLUS II
Rata-Rata
66
71
91
Standar Deviasi
8,0
6,2
4,1
Kualifikasi
Rendah
Cukup
Sangat Tinggi

Rata-rata nilai motivasi belajar siswa siklus I dan siklus II sebagai berikut.
Gambar 1. Perbandingan Nilai Rata-rata Motivasi belajar Siswa Siklus I dan II

Berdasarkan Tabel 1 dan Gambar 1 dapat diketahui bahwa rata-rata motivasi belajar siswa adalah 66 dengan standar deviasi 8,0 dengan kualifikasi rendah. Setelah diterapkan model pembelajaran berbasis masalah maka terjadi peningkatan rata-rata motivasi belajar siswa sebesar 5% di siklus I sehingga rata-ratanya menjadi 71 dengan standar deviasi 6,2 berkualifikasi cukup. Hasil penelitian di siklus I masih belum memenuhi standar kriteria keberhasilan tindakan yang ditetapkan, sehingga masih perlu diadakan perbaikan. Perbaikan siklus I diterapkan di siklus II sehingga terjadi peningkatan motivasi belajar siswa sebesar 20%. Rata-rata motivasi belajar  siswa pada siklus II adalah 91 dengan standar deviasi 4,1 dan memiliki kualifikasi sangat tinggi. Berdasarkan fakta dan data tersebut mengindikasikan bahwa Penerapan model  pembelajaran berbasis masalah berbantuan modul dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas  VIII-D SMP Negeri 1 Abang semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020.
Perbandingan nilai rata-rata prestasi belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Perbandingan Nilai Prestasi Belajar Siswa
ASPEK
SIKLUS I
SIKLUS II
Rata-Rata
80
89
Standar Deviasi
8,5
10.5
Jumlah siswa Yang tuntas
24
34
Daya Serap
80%
89%
Ketuntasan Klasikal
65%
92%
Kualifikasi
Cukup
Baik
Berdasarkan Tabel 2, tampak bahwa nilai rata-rata prestasi belajar siswa meningkat dari 80 pada siklus I menjadi 89 pada siklus II hal ini mengindikasikan terjadi peningkatan prestasi belajar sebesar 9%. Pada siklus I ketuntasan klasikal siswa adalah 65% (KK<85%) berada pada kategori belum tuntas, dan pada siklus II adalah 92% (KK>85%) berada pada kategori tuntas. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran PBL dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Rata-rata nilai prestasi  belajar siswa pada masing-masing siklus dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2.           Perbandingan rata-rata prestasi belajar siswa siklus I dan siklus II


Berdasarkan prestasi belajar siswa yang diperoleh pada siklus I dan siklus II dapat dikatakan bahwa pelaksanaan tindakan yang dilakukan mampu meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa kelas VIII-D SMP Negeri 1 Abang semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020. Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian dilakukan oleh Adipura (2003) tentang penggunaan model pembelajaran PBL dalam yang berjudul Efektivitas Strategi Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dalam Meningkatkan Literasi Sains dan Teknologi dan Hasil Belajar Fisika berhasil mengungkap bahwa secara umum hasil belajar siswa dapat ditingkatkan. Menurut penelitian (Sunaryati,2014) menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang simultan hasil belajar fisika,ketrampilan berpikir kritis,dan sikap ilmiah antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran berbasis masalah (PBL) dan siswa yang belajar dengan model konvensional. Model pembelajaran berbasis masalah merangsang pembelajaran aktif dengan meminta siswa untuk meringkas kata- kata sendiri yang telah mereka pelajari dan dengan mendorong siswa untuk menemukan hubungan antara masalah yang telah mereka pelajari (Sudewi,2014).
Secara teoritis keberhasilan pembelajaran berbasis masalah dalam meningkatkan prestasi belajar dan motivasi belajar siswa tidak lepas dari landasan teoritis model pembelajaran berbasis masalah. Model pembelajaran berbasis masalah meletakkan dasar pada filosofis pendidikan John Dewey, di mana siswa akan belajar dengan baik apabila mereka terlibat secara aktif dalam segala kegiatan di kelas dan berkesempatan untuk menemukan sendiri (Ibrahim & Nur, 2008). Di samping itu, model pembelajaran berbasis masalah didasari pada motivasi intrinsik yang sesuai dengan paham konstruktivisme tentang pembelajaran, di mana siswalah yang seharusnya mengalami pembelajaran sedangkan guru hanya sebagai mediator dan fasilitator.
Pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran berwawasan konstruktivis berbasis masalah memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap motivasi belajar dan prestasi belajar IPA siswa jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Melihat hasil yang demikian maka dapat dinyatakan bahwa pembelajaran dengan berwawasan konstruktivis berbasis masalah memberikan keuntungan yang lebih terhadap motivasi belajar dan prestasi belajar IPA siswa. Ciri yang paling mendasar dalam proses dengan masalah adalah adanya aktivitas intelektual yang tinggi. Siswa yang belajar dengan melibatkan aktivitas intelektual yang tinggi, akan menggunakan segala pengetahuan, keterampilan dan penalaran yang dimilikinya. Serta tidak hanya menggunakan dalil-dalil atau teorema-teorema. Pembelajaran tersebut akan mengoptimalkan pengorganisasian intelektul. Hal ini berbeda dengan pembelajaran konvensional dengan soal rutin, yang mana prosedur penyelesaiannya telah diketahui atau dihapal oleh siswa, sehingga dalam menyelesaikan soal rutin, siswa tidak banyak melibatkan aktivitas intelektual yang tinggi. Pembelajaran IPA dengan permasalahan  akan merangsang minat siswa untuk menyelesaikannya. Inovasi-inovasi penyajian permasalahan dengan kemasan yang lebih merangsang siswa untuk mencari pemecahannya akan mengakibatkan siswa mengalami proses pembelajaran yang sebenarnya dan lebih bermakna. Hal tersebut menyebabkan siswa yang belajar dengan berbasis masalah akan cendrung memiliki prestasi belajar yang lebih baik.

Simpulan dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut. 1) Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan bantuan modul dapat meningkatkan motivasi belajar IPA  siswa kelas VIII-D SMP Negeri 1 Abang semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020. 2) Penerpan model  pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas VIII-D SMP Negeri 1 Abang semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020. Nilai rata-rata prestasi belajar siswa meningkat dari 80 pada siklus I menjadi 89 pada siklus II hal ini mengindikasikan terjadi peningkatan prestasi belajar sebesar 9%. Pada siklus I ketuntasan klasikal siswa adalah 65% (KK<85%) berada pada kategori belum tuntas, dan pada siklus II adalah 92% (KK>85%) berada pada kategori tuntas.

Berdasarkan hasil refleksi siklus II dan temuan-temuan yang diperoleh selama penelitian, maka dapat diajukan beberapa saran guna meningkatkan kualitas pembelajaran ke depan sebagai berikut. 1) Penerapan model pembelajaran PBL dapat digunakan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran dalam upaya meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa pada pembelajaran IPA. Saran kepada guru IPA pada umumnya agar dapat mengembangkan model pembelajaran ini pada pokok bahasan lainnya, bahkan dapat mengkolaborasikan model pembelajaran PBL dengan setting kooperatif lainnya, sehingga dapat memberikan suasana belajar baru yang dapat memotivasi siswa untuk tertarik dalam mempelajari IPA. 2) Pemberian modul dalam penerapan model pembelajaran PBL sebaiknya dilakukan pada pertemuan sebelumnya. Hal ini dapat memberikan kesempatan kepada siswa lebih banyak dalam memahami masalah yang ada dalam LKS yang tertuang dalam modul. 3) Penerapan model pembelajaran PBL pada awal pembelajaran disarankan agar dapat menggali lebih banyak lagi tentang masalah-masalah kontekstual mengenai materi yang akan dibelajarkan sehingga dapat memotivasi siswa untuk tertarik mempelajari materi tersebut dan belajar dapat menjadi lebih bermakna. 4) Guru harus kreatif dalam memberikan penghargaan terhadap hasil belajar siswa, sehingga motivasi siswa untuk belajar dapat ditingkatkan. 5) Guru dalam menerapankan model pembelajaran PBL disarankan agar dapat memberikan informasi tentang kemajuan kelompok pada setiap pertemuan. Pemberian informasi tentang kemajuan kelompok ini dapat meningkatkan motivasi anggota dalam suatu kelompok yang bertanggung jawab untuk memajukan kelompok, sehingga tujuan bersama siswa dalam kelompok dapat tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

Adipura, B. 2003. Efektivitas Strategi Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dalam Meningkatkan Literasi Sains dan Teknologi dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas 1 SLTP Negeri 1 Singaraja (studi kuasi eksperimen pada pokok bahasan energi dan usaha). Skripsi (tidak diterbitkan). IKIP Negeri Singaraja.

Anonim, 1997. Peningkatan Motivasi Siswa untuk Belajar. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah : Depdikbud

Ibrahim, M., & Nur, M. 2008. Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: University Press.

Kartawan, I Made Arya. 2004. Pengaruh Metode Pembelajaran dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi belajar IPA (Studi Eksperimentasi pada Siswa SMU N di Kota Singaraja). Tesis (Tidak Diterbitkan). Singaraja :IKIP


Santyasa.I.W. 2008. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Makalah. Disajikan dalam pelatihan tentang Penelitian Tindakan Kelas bagi guru-guru SMP dan SMA di Nusa Penida, tanggal 29 Juni s.d 1 Juli 2007

Sardiman, A.M. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Setiawan, Tia. (2015). Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kerjasama dan Hasil Belajar Siswa pada Pelajaran IPS Pokok Bahasan Keanekaragaman Budaya di Indonesia. Skripsi. Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pasundan Bandung: Tidak diterbitkan

Sunariyati,N.L. 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar, Ketrampilan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Fisika dada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Kuta tahun pelajaran 2014/2015.Tesis. Program Studi Administrasi Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.
Sudewi,N.L. 2014. Studi Komparasi penggunaan model pembelajaran problem based learning dan kooperatif tipe group investigation terhadap hasil belajar berdasarkan taksonomi Bloom. E-Jurnal program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA. Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha.Singaraja

Trianto. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif dan Kontekstual. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.




I Wayan Suriasa, S.Pd. adalah seorang guru IPA yang bertugas di SMP Negeri 1 Abang sejak 1 Januari 2005. Dalam kesehariaannya selain sebagai guru, ia juga sering mengisi kegiatan bimbel dan les privat pada mapel Fisika. Pada tahun 2015 mengikuti lomba Olimpiade Sains Guru Nasinal OSNG sebagai finalis nasional masuk 15 besar. Pada tahun 2016 ditugaskan sebagai Narasumber Guru Pembelajar tingkat Nasional  dan Mentororing PKB. Sejak tahun 2014 menjadi pengurus Musyawarah Guru Mata pelajaran (MGMP) IPA sampai sekarang.


Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar