PBL BERBANTUAN MODUL MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR
SISWA KELAS VIII-D SMPN 1 ABANG
I Wayan
Suriasa
SMP Negeri 1
Abang, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali
Email:
suriasa.guruipa@gmail.com
Penelitian tindakan kelas
dilaksanakan di kelas VIII-D karena prestasi belajar IPA masih rendah
ditunjukkan dengan rata-rata ulangan harian
I adalah 70 dengan daya serap siswa sebesar 70% dan ketuntasan klasikal sebesar 65%. Penelitian ini bertujuan meningkatkan
motivasi dan prestasi belajar siswa kelas VIII-D SMP Negeri 1 Abang. Obyek
penelitian ini adalah motivasi dan prestasi belajar IPA siswa. Data motivasi belajar siswa dikumpulkan dengan kuisioner dan prestasi
belajar dikumpulkan melalui tes prestasi. Hasil analisis menunjukkan penerapan model pembelajaran berbasis
masalah berbantuan modul dapat meningkatkan motivasi belajar siswa sebesar 5% di siklus I
dengan rata-rata 71 dengan standar deviasi 6,2 berkualifikasi cukup dan pada
siklus II rata-rata motivasi belajar siswa pada siklus II adalah 91 standar deviasi 4,1
dan memiliki kualifikasi sangat tinggi sehingga terjadi peningkatan motivasi
belajar siswa sebesar 20%. Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan bantuan modul dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII-D SMP Negeri 1 Abang tahun
pelajaran 2019/2020 dengan nilai rata-rata prestasi belajar siswa meningkat
dari 80 pada siklus I menjadi 89 pada siklus II. Pada siklus I ketuntasan
klasikal siswa adalah 65% dengan kategori belum tuntas, dan pada siklus II
adalah 92% dengan
kategori tuntas.
Kata-kata kunci : pembelajaran berbasis masalah;
motivasi belajar; prestasi
belajar IPA
Pendahuluan
Peningkatan mutu
pendidikan merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu sekolah.
Berbagai
program dilaksanakan diantaranya penyempurnaan kurikulum,
pengadaan buku/bahan ajar peningkatan mutu guru dan tenaga kependidikan dan peningkatan
manajemen pendidikan serta pengadaan fasilitas. Namun demikian berbagai
indikator menunjukkan bahwa mutu pendidikan sekolah masih rendah terutama dalam prestasi belajar. Rendahnya prestasi belajar
terjadi di kelas VIII-D SMP Ngeri 1 Abang yaitu rata-rata ulangan harian I
sebesar 70 masih dibawah KKM sebesar 74. Berdasarkan observasi terungkap
masalah dialami oleh kelas VIII-D yaitu
motivasi belajar rendah, sebagian besar siswa kurang tertarik belajar
IPA, dan kurang merespon materi yang disajikan guru selama pembelajaran
berlangsung. Untuk mengoptimalkan proses
pembelajaran dan meningkatkan prestasi
belajar siswa digunakan model
pembelajaran berbasis masalah. Pembelajaran berdasarkan masalah adalah
proses pembelajaran yang titik awal pembelajaran dimulai berdasarkan masalah
dalam kehidupan nyata, siswa dirangsang untuk mempelajari masalah berdasarkan
pengetahuan dan pengalaman yanng telah mereka miliki sebelumnya (prior knowledge) untuk membentuk
pengetahuan dan pengalaman baru.
Model PBL merupakan suatu kegiatan
pembelajaran dimana siswa berusaha memecahkan masalah yang diberikan guru
berdasarkan informasi yang mereka miliki. Dalam hal ini siswa akan aktif untuk
mengidentifikasi apa yang ingin mereka pelajari untuk bisa memahami masalah
secara lebih baik. Jadi PBL adalah masalah yang harus dipecahkan siswa secara
aktif melalui konstruksi pengetahuan sebagai akibat dari rasa ingin tahu yang
dimiliki anak secara terus menerus berusaha memahami lingkungannya. Hal ini
menjadikan siswa belajar lebih bermakna, sehingga siswa mampu untuk berfikir
kritis dan memecahkan masalah yang dihadapi masing-masing kelompoknya.
PBL terdiri dari lima tahap utama yang dimulai dengan
guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah dan diakhiri dengan
penyajian dan analisis hasil kerjasama. Sintak dari pembelajaran dengan model
pembelajaran Problem Based Learning
adalah sebagai berikut. (1) orientasi siswa pada masalah,
(2) mengorganisasi siswa untuk belajar, (3) membimbing siswa dalam
menyelesaikan masalah, (4) menyajikan hasil karya, dan (5) menganalisis dan
mengevaluasi hasil karya.
Rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah: 1) Apakah Penerapan Model
Pembelajaran PBL Berbantuan Modul dapat meningkatkan motivasi belajar
IPA Siswa Kelas VIII-D SMP Negeri 1 Abang tahun pelajaran 2019/2020?; 2) Apakah
Penerapan Model Pembelajaran PBL Berbantuan
Modul dapat meningkatkan prestasi belajar IPA Siswa Kelas VIII-D SMP
Negeri 1 Abang tahun pelajaran 2019/2020? Sedangkan
tujuan dalam penelitian ini adalah Meningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPA siswa kelas VIII-D SMP
Negeri 1 Abang dengan penerapan model pembelajaran PBL berbantuan modul pada tahu pelajaran
2019/2020.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research)
yang bertujuan meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran di sekolah tempat
berlangsungnya penelitian. Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII-D
SMP Negeri 1 Abang semester Ganjil tahun pelajaran 2019/2020 dengan jumlah
siswa sebanyak 37 orang. Objek penelitian adalah motivasi belajar IPA
dan prestasi belajar siswa. Pada penelitian ini, motivasi belajar IPA siswa
ditunjukkan oleh skor yang diperoleh berdasarkan jawaban siswa terhadap angket
motivasi belajar IPA yang berisi beberapa pernyataan dan diberikan pada setiap
akhir siklus pembelajaran.
Metode pengumpulan data dalam
penelitian tindakan kelas ini terdiri dari observasi, tes, dan dokumentasi.
Sedangkan analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriptif
kualitatif. Untuk menghitung ketuntasan prestasi belajar siswa setelah menggunakan model Problem Based Learnig dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut:
jumlah siswa yang tuntas belajar dibagi dengan jumlah seluruh siswa dikalikan
100%. Sedangkan rumus motivasi siswa
dianalisis dengan menggunakan tekhnik prosentase (%), yaitu: banyaknya
frekuensi skor motivasi belajar siswa
dibagi dengan skor maksimal dikalikan
100%. Motivasi belajar dikatakan tinggi bila siswa motivasi pembelajaran mencapai ≥ 75%. ketuntasan
klasikal, suatu kelas dikatakan tuntas apabila terdapat minimal 75% yang telah
mencapai nilai ≥ 74 (nilai KKM yang
ditetapkan di SMPN 1 Abang) dari nilai maksimal 100.
Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini merupakan
penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang bertujuan
meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran di kelas tempat berlangsungnya
penelitian. Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII-D SMP Negeri 1 Abang yang berjumlah 37
orang siswa. Pemilihan kelas tersebut karena di kelas tersebut terdapat
masalah-masalah pembelajaran seperti rendahnya motivasi belajar siswa dan
pemahaman siswa terhadap konsep IPA sehingga menyebabkan rendahnya prestasi
belajar yang dicapai siswa. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus. Hasil
penelitian pada siklus I diperoleh rata-rata motivasi belajar siswa sebesar 71,
standar deviasi 6,2 dan berada pada kualifikasi cukup. Hasil ini sudah lebih
baik dari pemberian motivasi belajar di awal pembelajaran sebelum siklus I hanya
memiliki rata-rata 66, standar deviasi 8,0 dan berada pada kualifikasi
rendah. Rata-rata prestasi belajar siswa siklus I adalah 80, dengan standar
deviasi 8,5 dan daya serap siswa adalah 80%. Banyak siswa yang tuntas pada
siklus I adalah 24 orang sehingga ketuntasan klasikal belajar siswa kelas
VIII-D SMP Negeri 1 Abang adalah 65%. Setelah dilaksanakan observasi dan refleksi
terhadap siklus I maka pada siklus II dilakukan beberapa perbaikan-perbaikan
sehingga menghasilkan hasil yang lebih baik. Rata-rata motivasi belajar
siswa pada siklus II adalah 91, standar deviasi 4,1 dan berada pada kualifikasi
sangat tinggi. Rata-rata prestasi belajar siswa siklus II adalah 89, standar
deviasi 10,5
dan daya serap siswa terhadap materi yang diajarkan adalah 89%. Banyaknya siswa
yang tuntas pada siklus II adalah 34 orang sehingga ketuntasan belajar siswa kelas VIII-D SMP Negeri 1
Abang adalah 92%. Hasil ini
mengindikasikan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa. Hasil ini tampak dari rata-rata rata-rata prestasi belajar siswa
meningkat dari 80 pada siklus I menjadi 89 pada siklus II terjadi peningkatan
prestasi belajar sebesar 9. Pada siklus I ketuntasan klasikal siswa adalah 65% berada pada
kategori belum tuntas, dan pada siklus II adalah 92% berada pada kategori tuntas. Perbandingan motivasi
belajar siklus I dengan siklus II disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1.Perbandingan Nilai Rata-rata motivasi belajar
ASPEK
|
PRA PENELITIAN
|
SIKLUS I
|
SIKLUS II
|
Rata-Rata
|
66
|
71
|
91
|
Standar Deviasi
|
8,0
|
6,2
|
4,1
|
Kualifikasi
|
Rendah
|
Cukup
|
Sangat Tinggi
|
Rata-rata nilai motivasi belajar siswa siklus I dan siklus II
sebagai berikut.
Gambar 1. Perbandingan Nilai
Rata-rata Motivasi belajar Siswa Siklus I dan II
Berdasarkan Tabel 1 dan Gambar 1 dapat diketahui bahwa rata-rata motivasi belajar siswa
adalah 66 dengan standar deviasi 8,0 dengan
kualifikasi rendah. Setelah
diterapkan model pembelajaran berbasis masalah maka terjadi peningkatan
rata-rata motivasi belajar siswa sebesar 5% di siklus I
sehingga rata-ratanya menjadi 71 dengan standar deviasi 6,2 berkualifikasi cukup. Hasil penelitian di siklus I masih belum memenuhi
standar kriteria keberhasilan tindakan yang ditetapkan, sehingga masih perlu
diadakan perbaikan. Perbaikan siklus I diterapkan di siklus II sehingga terjadi
peningkatan motivasi belajar siswa sebesar 20%. Rata-rata motivasi belajar
siswa pada siklus II adalah 91 dengan standar deviasi 4,1 dan memiliki
kualifikasi sangat tinggi. Berdasarkan fakta dan data tersebut mengindikasikan
bahwa Penerapan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan
modul dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
kelas VIII-D SMP Negeri 1 Abang semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020.
Perbandingan nilai rata-rata
prestasi belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2
Perbandingan Nilai Prestasi Belajar Siswa
ASPEK
|
SIKLUS I
|
SIKLUS II
|
Rata-Rata
|
80
|
89
|
Standar Deviasi
|
8,5
|
10.5
|
Jumlah siswa Yang tuntas
|
24
|
34
|
Daya Serap
|
80%
|
89%
|
Ketuntasan Klasikal
|
65%
|
92%
|
Kualifikasi
|
Cukup
|
Baik
|
Berdasarkan Tabel 2, tampak bahwa
nilai rata-rata prestasi belajar siswa meningkat dari 80 pada siklus I menjadi
89 pada siklus II hal ini mengindikasikan terjadi peningkatan prestasi belajar
sebesar 9%. Pada siklus I ketuntasan klasikal
siswa adalah 65% (KK<85%) berada pada kategori belum tuntas, dan pada siklus
II adalah 92% (KK>85%) berada pada kategori tuntas. Berdasarkan hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran PBL dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa. Rata-rata
nilai prestasi belajar siswa pada
masing-masing siklus dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Perbandingan
rata-rata prestasi belajar siswa siklus I dan siklus II
Berdasarkan prestasi belajar siswa yang diperoleh pada siklus I
dan siklus II dapat dikatakan bahwa pelaksanaan tindakan yang dilakukan mampu
meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa kelas VIII-D SMP Negeri 1 Abang semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020. Hasil penelitian ini relevan
dengan penelitian dilakukan oleh Adipura (2003) tentang penggunaan model
pembelajaran PBL dalam yang berjudul Efektivitas Strategi Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dalam
Meningkatkan Literasi Sains dan Teknologi dan Hasil Belajar Fisika berhasil mengungkap bahwa secara umum hasil belajar siswa dapat
ditingkatkan. Menurut penelitian (Sunaryati,2014) menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang simultan hasil belajar
fisika,ketrampilan berpikir kritis,dan sikap ilmiah antara siswa yang belajar dengan
model pembelajaran berbasis masalah (PBL) dan siswa yang belajar dengan model
konvensional. Model pembelajaran berbasis masalah merangsang pembelajaran aktif
dengan meminta siswa untuk meringkas kata- kata sendiri yang telah mereka
pelajari dan dengan mendorong siswa untuk menemukan hubungan antara masalah
yang telah mereka pelajari (Sudewi,2014).
Secara teoritis keberhasilan
pembelajaran berbasis masalah dalam meningkatkan prestasi belajar dan motivasi
belajar siswa tidak lepas dari landasan teoritis model pembelajaran berbasis
masalah. Model pembelajaran berbasis masalah meletakkan dasar pada filosofis
pendidikan John Dewey, di mana siswa akan belajar dengan baik apabila mereka
terlibat secara aktif dalam segala kegiatan di kelas dan berkesempatan untuk
menemukan sendiri (Ibrahim & Nur, 2008). Di samping itu, model pembelajaran berbasis masalah didasari
pada motivasi intrinsik yang sesuai dengan paham konstruktivisme tentang
pembelajaran, di mana siswalah yang seharusnya mengalami pembelajaran sedangkan
guru hanya sebagai mediator dan fasilitator.
Pembelajaran IPA dengan menggunakan
model pembelajaran berwawasan konstruktivis berbasis masalah memberikan
pengaruh yang lebih baik terhadap motivasi belajar dan prestasi belajar IPA
siswa jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Melihat hasil yang
demikian maka dapat dinyatakan bahwa pembelajaran dengan berwawasan
konstruktivis berbasis masalah memberikan keuntungan yang lebih terhadap
motivasi belajar dan prestasi belajar IPA siswa. Ciri yang paling mendasar
dalam proses dengan masalah adalah adanya aktivitas intelektual yang tinggi.
Siswa yang belajar dengan melibatkan aktivitas intelektual yang tinggi, akan
menggunakan segala pengetahuan, keterampilan dan penalaran yang dimilikinya.
Serta tidak hanya menggunakan dalil-dalil atau teorema-teorema. Pembelajaran
tersebut akan mengoptimalkan pengorganisasian intelektul. Hal ini berbeda
dengan pembelajaran konvensional dengan soal rutin, yang mana prosedur
penyelesaiannya telah diketahui atau dihapal oleh siswa, sehingga dalam
menyelesaikan soal rutin, siswa tidak banyak melibatkan aktivitas intelektual
yang tinggi. Pembelajaran IPA dengan permasalahan akan merangsang minat siswa untuk
menyelesaikannya. Inovasi-inovasi penyajian permasalahan dengan kemasan yang
lebih merangsang siswa untuk mencari pemecahannya akan mengakibatkan siswa
mengalami proses pembelajaran yang sebenarnya dan lebih bermakna. Hal tersebut
menyebabkan siswa yang belajar dengan berbasis masalah akan cendrung memiliki
prestasi belajar yang lebih baik.
Simpulan dan Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut. 1) Penerapan model pembelajaran
berbasis masalah dengan bantuan modul dapat
meningkatkan motivasi belajar IPA siswa kelas VIII-D SMP Negeri 1 Abang semester
ganjil tahun pelajaran 2019/2020. 2) Penerpan
model pembelajaran berbasis masalah
dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas VIII-D SMP Negeri 1 Abang
semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020. Nilai rata-rata prestasi belajar
siswa meningkat dari 80 pada siklus I menjadi 89 pada siklus II hal ini
mengindikasikan terjadi peningkatan prestasi belajar sebesar 9%. Pada siklus I ketuntasan klasikal siswa
adalah 65% (KK<85%) berada pada kategori belum tuntas, dan pada siklus II
adalah 92% (KK>85%) berada pada kategori
tuntas.
Berdasarkan
hasil refleksi siklus II dan temuan-temuan yang diperoleh selama penelitian, maka dapat diajukan beberapa saran guna
meningkatkan kualitas pembelajaran ke depan sebagai berikut. 1) Penerapan model pembelajaran PBL dapat digunakan sebagai salah satu alternatif
model pembelajaran dalam upaya meningkatkan motivasi dan prestasi belajar
siswa pada pembelajaran IPA. Saran
kepada guru IPA pada
umumnya agar dapat mengembangkan model pembelajaran ini pada pokok bahasan
lainnya, bahkan dapat mengkolaborasikan model pembelajaran PBL dengan setting kooperatif lainnya,
sehingga dapat memberikan suasana belajar baru yang dapat memotivasi siswa
untuk tertarik dalam mempelajari IPA. 2) Pemberian modul
dalam penerapan model pembelajaran PBL sebaiknya dilakukan pada pertemuan
sebelumnya. Hal ini dapat memberikan kesempatan kepada siswa lebih banyak dalam
memahami masalah yang ada dalam LKS yang tertuang dalam modul. 3) Penerapan
model pembelajaran PBL pada awal
pembelajaran disarankan agar dapat menggali lebih banyak lagi tentang
masalah-masalah kontekstual mengenai materi yang akan dibelajarkan sehingga
dapat memotivasi siswa untuk tertarik mempelajari materi tersebut dan belajar
dapat menjadi lebih bermakna. 4) Guru harus
kreatif dalam memberikan penghargaan terhadap hasil belajar siswa, sehingga
motivasi siswa untuk belajar dapat ditingkatkan. 5) Guru dalam menerapankan model pembelajaran PBL disarankan agar dapat memberikan informasi
tentang kemajuan kelompok pada setiap pertemuan. Pemberian informasi tentang
kemajuan kelompok ini dapat meningkatkan motivasi anggota dalam suatu kelompok
yang bertanggung jawab untuk memajukan kelompok, sehingga tujuan bersama siswa
dalam kelompok dapat tercapai.
DAFTAR
PUSTAKA
Adipura, B. 2003.
Efektivitas Strategi Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dalam
Meningkatkan Literasi Sains dan Teknologi dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas
1 SLTP Negeri 1 Singaraja (studi kuasi eksperimen pada pokok bahasan energi dan
usaha). Skripsi (tidak diterbitkan). IKIP Negeri Singaraja.
Anonim, 1997. Peningkatan Motivasi Siswa untuk Belajar.
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah : Depdikbud
Ibrahim, M., & Nur,
M. 2008. Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya:
University Press.
Kartawan, I Made Arya. 2004. Pengaruh Metode Pembelajaran dan
Motivasi Belajar Terhadap Prestasi belajar IPA (Studi Eksperimentasi pada Siswa
SMU N di Kota Singaraja). Tesis (Tidak Diterbitkan). Singaraja :IKIP
Santyasa.I.W. 2008. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Makalah. Disajikan dalam pelatihan tentang Penelitian Tindakan
Kelas bagi guru-guru SMP dan SMA di Nusa Penida, tanggal 29 Juni s.d 1 Juli
2007
Sardiman, A.M. 2010. Interaksi
dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Setiawan, Tia. (2015). Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kerjasama dan Hasil Belajar Siswa pada Pelajaran IPS Pokok Bahasan Keanekaragaman
Budaya di Indonesia. Skripsi. Prodi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pasundan Bandung: Tidak diterbitkan
Sunariyati,N.L. 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Terhadap Hasil Belajar, Ketrampilan
Berpikir Kritis dan Sikap
Ilmiah dalam Pembelajaran Fisika dada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Kuta tahun
pelajaran 2014/2015.Tesis. Program Studi Administrasi
Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.
Sudewi,N.L. 2014. Studi Komparasi penggunaan model pembelajaran
problem based learning dan kooperatif tipe group investigation terhadap hasil
belajar berdasarkan taksonomi Bloom. E-Jurnal
program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA.
Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha.Singaraja
Trianto. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif dan Kontekstual.
Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
I Wayan Suriasa, S.Pd. adalah
seorang guru IPA yang bertugas di SMP Negeri 1 Abang sejak 1 Januari 2005. Dalam
kesehariaannya selain sebagai guru, ia juga sering mengisi kegiatan bimbel dan les privat pada mapel Fisika. Pada tahun
2015 mengikuti lomba Olimpiade Sains Guru Nasinal OSNG sebagai finalis nasional
masuk 15 besar. Pada tahun 2016 ditugaskan sebagai Narasumber Guru Pembelajar tingkat
Nasional dan Mentororing PKB. Sejak tahun
2014 menjadi pengurus Musyawarah Guru Mata pelajaran (MGMP) IPA sampai
sekarang.
0 komentar:
Posting Komentar