Sabtu, 11 April 2020

Virus COVID-19


Virus COVID-19 

Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Penyakit ini pertama kali diidentifikasi pada Desember 2019 di Wuhan, ibu kota provinsi Hubei China, dan sejak itu menyebar secara global, mengakibatkan pandemi koronavirus 2019-2020 yang sedang berlangsung.


Gejala umum termasuk demam, batuk, dan sesak napas. Gejala lain mungkin termasuk kelelahan, nyeri otot, diare, sakit tenggorokan, kehilangan bau dan sakit perut. Waktu dari paparan hingga timbulnya gejala biasanya sekitar lima hari, tetapi dapat berkisar dari dua hingga empat belas hari. Sementara sebagian besar kasus menghasilkan gejala ringan, beberapa berkembang menjadi pneumonia virus dan kegagalan multi-organ. Pada 11 April 2020, lebih dari 1,77 juta kasus telah dilaporkan di 210 negara dan wilayah, mengakibatkan lebih dari 108.000 kematian. Lebih dari 402.000 orang telah pulih. 

Virus ini terutama menyebar di antara orang-orang selama kontak dekat, sering melalui tetesan kecil yang dihasilkan selama batuk, bersin, atau berbicara. Sementara tetesan ini diproduksi saat bernafas, mereka biasanya jatuh ke tanah atau permukaan daripada menular pada jarak yang jauh . Orang juga dapat terinfeksi dengan menyentuh permukaan yang terkontaminasi dan kemudian wajah mereka. Virus ini dapat bertahan di permukaan hingga 72 jam. Penyakit ini paling menular selama tiga hari pertama setelah timbulnya gejala, meskipun penyebaran mungkin terjadi sebelum gejala muncul dan pada tahap selanjutnya penyakit. 

Metode standar diagnosis adalah dengan reaksi rantai transkripsi polimerase balik (rRT-PCR) real-time dari swab nasofaring . Pencitraan CT dada juga dapat membantu untuk diagnosis pada individu jika ada kecurigaan tinggi infeksi berdasarkan gejala dan faktor risiko tetapi tidak dianjurkan untuk skrining rutin. 

Langkah-langkah yang disarankan untuk mencegah infeksi termasuk sering mencuci tangan , menjaga jarak fisik dari yang lain (terutama dari mereka yang memiliki gejala), menutupi batuk dan bersin dengan tisu atau siku bagian dalam dan menjaga tangan yang tidak dicuci menjauh dari wajah. Penggunaan masker dianjurkan bagi mereka yang curiga memiliki virus dan pengasuh mereka. Rekomendasi untuk penggunaan masker oleh masyarakat umum berbeda-beda, dengan beberapa pihak berwenang merekomendasikan penggunaannya, beberapa merekomendasikan penggunaannya dan yang lain membutuhkan penggunaannya. Saat ini, tidak ada vaksin atau pengobatan antivirus khusus untuk COVID-19. Penatalaksanaan melibatkan pengobatan gejala, perawatan suportif, isolasi dan tindakan eksperimental. 



Pengaruh virus corona/COVID-19 membawa dampak positif dan dampak negatif bagi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dampak yang ditimbulkan virus corona adalah sebagai berikut. 

a. Dampak Positif 
Seorang psikolog Samuel Paul Veissière Ph.D. menyatakan, setidaknya ada lima hal positif yang terjadi di tengah-tengah wabah virus corona Covid-19. Seperti yang telah dialihbahasakan dari situs Psichology Today berikut. 

1. Lebih peduli dengan kesehatan 

Pemberitaan mengenai wabah virus corona Covid-19 memang membuat panik di sejumlah negara. Namun dibalik itu, karena wabah tersebut kita sekarang lebih memperhatikan kesehatan dan lebih menjaga kebersihan. Kita juga jadi mengingat untuk peduli dengan sesama dan memaksa diri untuk bisa bekerja sama secara global dengan kompak melakukan social distancing juga isolasi mandiri. Dengan mengingat bahwa hidup manusia secara tidak langsung saling terhubung, kita diingatkan betapa berharganya kita satu sama lain. 


2. Seluruh dunia bekerjasama 

Situasi penanganan virus corona di salah satu rumah sakti di Italia, dokter mengenakan alat pelindung diri lengkap dan masker. Situasi penanganan virus corona di salah satu rumah sakti di Italia, dokter mengenakan alat pelindung diri lengkap dan masker. Dunia seakan sedang berbondong-bondong untuk mengalahkan musuh bersama yakni virus corona. Kerja sama dalam skala global itu belum pernah terjadi. Sebelum kepanikan mengenai Covid-19 menyita perhatian, setiap orang menghadapi masalahnya masing-masing. Seperti kecemasan, kesepian, penyakit mental, dan meningkatnya ketidakpastian tentang masa depan. Dari isu politik hingga perubahan iklim, perang budaya hingga resesi seks, kasus bunuh diri karena keputusasaan, dan bullying di media sosial yang rentan merusak mental kita. Segala masalah yang terjadi menjadi gejala individualisme yang merajalela. 

Namun kasus pandemi Covid-19 telah membuat semua orang fokus pada hal yang sama dan pentingnya koordinasi juga kerja sama. Pemerintah dunia sekarang mengoordinasikan tindakan pencegahan dengan kerja sama yang belum pernah terlihat sebelumnya. 

China telah mengerahkan dokter dan ahli kesehatan masyarakat untuk membantu Italia dengan krisis yang sedang berlangsung. Warga Israel dan Palestina bersatu untuk memerangi epidemi. Pemerintah di seluruh dunia menerapkan langkah-langkah ekonomi untuk membantu mereka yang rentan secara ekonomi. 


3. Manusia saling membantu 

Bencana alam biasanya menyatukan orang dan memicu tindakan solidaritas di antara sesama. Sementara ancaman pandemi, bagaimana pun telah menyatukan seluruh umat manusia melawan ancaman nyata. Manusia saling membantu tanpa perlu melihat suku, ras, atau kepercayaan. 


4. Kualitas udara membaik 

Kesehatan mental yang buruk hingga polusi dan polarisasi yang meningkat, seakan menjadi bukti bahwa masyarakat terlalu sibuk bekerja, konsumsi berlebihan, dan terlalu individulisme. Ketika sosial distancing sedang dilaksanakan di seluruh dunia, kualitas udara menjadi membaik. Tingkat emisi karbon mencapai titik terendah baru setiap hari karena berkurangnya perjalanan udara. 


5. Hobi tertunda bisa terlaksana saat isolasi mandiri 

Awalnya mungkin sulit untuk melakukan segala aktivitas hanya dari rumah. Tapi hal itu perlu dilakukan untuk menyelamatkan kesehatan pribadi dan saling menjaga satu sama lain. Kebijakan isolasi mandiri juga memberi kita kesempatan untuk bekerja lebih sedikit, menghabiskan waktu bersama orang-orang terkasih, dan menemukan waktu untuk mengobrol, membaca, memainkan musik, memasak, dan terlibat dalam semua kesenangan serta memanfaatkan teknologi informasi dengan maksimal. 

b. Dampak Negatif 

Selain dampak positif akibat wabah virus corona, juga ada bebrapa dampak negatif yaitu menimbulkan kepanikan, kematian masal dan anjloknya perekonomian suatu negara. Dampak virus corona bagi teknologi juga sangat besar. Pengamat Telekomunikasi Kamilov Sagala, mencatat dampak langsung Covid-19 bagi pelaku TIK yaitu keterlambatan pasokan perangkat jaringan, dan juga dukungan teknis bagi solusi atau use case layanan baru terhambat akibat terbatasnya tenaga ahli dari vendor yang berasal dari negara terdampak Covid-19. “Dampak terbesar bagi operator adalah potensi naiknya biaya belanja modal infrastruktur jaringan dan operasional maintenance, untuk mempertahankan layanan 7x24 jam. Karena itu perlu diberikan insentif bagi operator, misal penundaan implementasi validasi IMEI ponsel yang butuh investasi besar,” terang Kamilov dalam sebuah seminar yang berlangsung di Jakarta, Senin (16/3/2020). 

Sedangkan bagi pengamat telekomunikasi Mastel Nonot Harsono, Covid-19 juga bisa memberikan hikmah bagi operator seluler di Indonesia. Diprediksinya, wabah virus Corona ini akan menunda rencana sejumlah investasi besar dari pemain asing seperti Facebook dan Google di Indonesia. “Keduanya sempat melakukan pendekatan ke pemerintah dengan iming-iming akan membangun infrastruktur digital. Padahal kalau mereka berdua masuk, akan mematikan bisnis operator seluler nasional yang memperoleh pendapatan dari berjualan paket data semata,” kata Nonot. Nonot mengharapkan, pemerintah memiliki kesadaran untuk mengelola disrupsi yang tengah terjadi agar yang terjadi transformasi positif di industri TIK. Ia menambahkan, anjuran untuk bekerja dan sekolah dari rumah juga membutuhkan layanan internet yang kencang. Dampak lain dari virus corona terhadap TIK yaitu berkembangnya berita bohong/HOAX yang menimbulkan kepanikan, kecemasan di masyarakat Indonesia. 


3.1 Simpulan 

Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Penyakit ini menyebar secara global, mengakibatkan pandemi koronavirus yang sedang berlangsung sampai sekarang. 

Pengaruh virus corona/COVID-19 membawa dampak positif dan dampak negatif bagi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dampak tersebut sangat dirasakan oleh seruh masyarakat Indonesia pada khususnya dan Dunia pada umumnya. 



3.2 Saran 

Adapun saran yang disampaikan dalam makalah ini antara lain sebgai berikut. 

1. Mencegah atau mengurangi penyebaran COVID-19 dengan mengikuti arahan atau peraturan pemerintah yaitu dengan Social Distancing, sering cuci tangan pakai sabun selama 20 detik, pakai masker, dan tidak menyebar berita hoax tentang virus COVID-19. 

2. Membangun komunikasi yang baik dilingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat sehingga penyebaran atau memutus rantai virus COVID-19 bisa tercapai. 



0 komentar:

Posting Komentar