Praktik Baik Pembelajaran Jarak Jauh
I Wayan Suriasa (Guru SMP Negeri 1 Abang)
Ketika pandemik Covid-19 merambah negara kita, salah satu yang kena dampaknya adalah sektor pendidikan. Terhitung sejak Maret 2020, pemerintah mengharuskan bahwa proses belajar mengajar berlangsung dari rumah (jarak jauh). Kondisi ini tentu membuat semua pihak; pemerintah, sekolah, orang tua siswa, guru-guru dan juga siswa kalang kabut memikirkan bagaimana cara belajar jarak jauh yang efektif untuk mereka sesuai situasi dan kondisi lingkungan sekolah dan lingkungan belajar siswa di rumah.
Says sebagai guru terpaksa untuk mempersiapkan PJJ . Sebagai guru SMP yang terletak di pedesaan, tepatnya di SMP Negeri 1 Abang, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem-Bali, saya mencoba bersama teman-teman untuk merancang PJJ dengan memanfaatkan aplikasi classroom. Kebetulan, akses internet di sekolah saya bagus. Hal ini memicu pemikiran pihak sekolah memanfaatkan google classroom agar data kegiatan PBM katanya tersimpan di sistem dan bisa dipertanggungjawabkan jika ada pemeriksaan. Kami semua belajar merancang sistem pembelajaran dengan memanfaatkan google classroom.
Ketika semua sudah siap dan terkondisikan, berbagai permasalahan baru muncul, seperti HP siswa tidak support untuk mengunduh aplikasi classroom, sinyal yang kurang bagus di lingkungan siswa, paket pulsanya tidak mencukupi untuk membuka classroom, dsb. Semua itu menjadi pemikiran dan pertimbangan bagi saya untuk disampaikan pada rapat sekolah. Walaupun pihak sekolah memberikan jatah pulsa kepada siswa untuk membantu meringankan beban biaya belajarnya yang memilih daring, tetap saja berbagai kendala lain belum teratasi.
Salah satu solusi lain yang saya lakukan adalah dengan membuat WA group mata pelajaran untuk memudahkan dan mengintensifkan komunikasi dengan siswa. Akhirnya, materi, tugas atau apapun terkait pembelajaran selain diunggah di classroom, juga dikirim ke group WA. Dengan cara ini siswa yang tidak bisa membuka akses google classroom bisa terbantu untuk mengikuti proses belajar siswa.
Lalu, bagimana dengan siswa yang tidak memiliki HP karena keterbatasan kemampuan ekonomi keluarganya. Para siswa yang seperti ini dilayani dengan melakukan kolaborasi dengan apparat desa di wilayah siswa tersebut berada. Karena adanya larangan untuk bertemu langsung atau menghadirkan siswa ke sekolah, maka setiap hari Jumat pihak sekolah kami memohon bantuan pihak apparat desa, khususnya kepala dusun di wilayah tempat tinggal siswa untuk membawakan warganya materi/tugas atau soal-soal untuk dikerjakan selama seminggu. Pada Jumat berikutnya pihak sekolah akan mengambil hasil dan membawa bahan baru. Kegiatan PJJ luring seperti itu berjalan sampai akhir semester genap TP 2019/20120.
Menjelang tahun pelajaran baru 2020/2021, kami menjadi lebih siap lagi mempersiapkan bahan/materi pembelajaran, baik berupa video pembelajaran, atau shop copy materi pembelajaran yang nantinya bisa diunggah di calassroom atau WAG. Kondisi pandemic Covid-19 belum juga melandai, tetapi kebijakan pemerintah lebih pleksible. Pihak sekolah diperbolehkan mendatangkan siswa atau orang tua siswa ke sekolah untuk siswa yang belajar luring, sepanjang mematuhi protocol kesehatan. Hal ini mengubah sistem pembelajaran luring di sekolah saya dengan menghadirkan siswa atau orang tua siswa sesuai jadwal piket yang telah diatur dan mematuhi protocol pencegahan.
Perbedaan PJJ sebelum dan sesudah mengikuti program Guru Belajar seri Pandemi COVID-19
1. Sebelum mengikuti program Guru Belajar seri Pandemi COVID-19 kegiatan belajar jarak jauh secara daring memanfaatkan google classroom banyak siswa yang hanya terdaftar karena kesulitan mengirim atau mengakses tugas melalui classroom, pemanfaatan WAG cukup membantu keaktifan seluruh siswa yang memilih belajar daring. Hal itu disebabkan karena mengakses informasi secara di WAG lebih mudah dilakukan dan lebih hemat kouta internet.
2. Sebelum mengikuti program Guru Belajar seri Pandemi COVID-19 kegiatan belajar jarak jauh secara daring, saya cendrung hanya memberikan tugas-tugas kepada siswa. Setelah mengikuti program Guru Belajar seri Pandemi COVID-19 kegiatan belajar jarak jauh secara daring menjadi lebih variatif. Buktinya saya mulai menyiapkan video pembelajaran, menyiapkan bahan ajar, lembar kerja harian yang bisa membuat siswa lebih tertarik dan responsif dalam belajar. Siswa tidak lagi mengeluh karena dijejali banyaknya tugas harian yang diberikan guru.
3. Sebelum mengikuti program Guru Belajar seri Pandemi COVID-19 kegiatan belajar jarak jauh secara luring siswa setiap pertemuan diberikan tugas-tugas sebagai bukti kegiatan belajar dan dibawakan langsung ke rumahnya atas bantuan perangkat desa. Setelah mengikuti program Guru Belajar seri Pandemi COVID-19 kegiatan belajar jarak jauh secara luring siswa mulai secara berkala (seminggu/dua minggu sekali) hadir ke sekolah untuk mengambil bahan ajar atau tugas yang diberikan. Dengan demikian, saya juga bisa memberikan penjelasan kepada siswa yang masih menemukan kendala dalam belajar di rumah.
Respon Siswa terhadap Solusi Pembelajaran Jarak Jauh
Ketika pembelajaran secara daring melalui google classroom, dibantu dengan WAG Mapel, siswa menjadi lebih responsif memberikan tanggapan atau jawaban. Siswa yang memiliki akses dank outa internet aktif di classroom, sedangkan yang lain memanfaatkan WAG Mapel khusus IPA. Ketika kouta tidak memenuhi atau ada kendala jaringan internet, biasanya disusul berikutnya.
Untuk siswa yang belajar luring, siswa akan mengambil bahan belajar atau tugas-tugas secara berkala ke sekolah sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah dengan menemui wali kelasnya masing-masing.
Jadi, kegiatan PJJ secara daring/luring tetap berjalan baik sesuai solusi mengatasi permasalahan awal yang saya tetapkan.
Mantap Suri👍
BalasHapusmakasi mbok
HapusIni baruuuu...mantappppp
BalasHapusadik dama juga jauh lebih mantap
Hapus