Minggu, 14 Maret 2021

COACHING DALAM PENDIDIKAN

 

Eksplorasi Konsep - Konsep Coaching Dalam Konteks Pendidikan

1.1 Pengertian Coaching


Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak,

Untuk mengawali proses memahami konsep coaching ini, mari kita simak ilustrasi berikut:

Pak Amir adalah seorang pengemudi kendaraan di Kota Tangerang. Saat ini, ia mengantarkan Pak Handoko ke tempat tujuannya. Ternyata jalanan macet dan Pak Handoko tampak panik mengingat agendanya yang akan segera dimulai. Pak Amir menawarkan beberapa jalan alternatif dengan berbagai kemungkinan. Dengan berbagai pertimbangan, Pak Handoko akhirnya memutuskan untuk memilih satu jalan yang ia yakini lebih cepat dan lancar. Ternyata keputusan yang diambil Pak Handoko tepat. Jalanan lancar, dan Pak Handoko sampai di tempat tujuan tepat waktu.

Ilustrasi tersebut memperlihatkan bahwa untuk sampai ke tujuan dibutuhkan tindakan (action), dan terjadi perubahan (change) tempat. Ketika dikaitkan dengan aktivitas kehidupan sehari-hari, jika Pak Amir adalah seorang coach dan Pak Handoko adalah coachee, maka Pak Amir menolong dengan cara-cara tertentu, supaya Pak Handoko sampai ke sasaran yang dia inginkan. Dalam konteks ini, coaching adalah salah satu alat untuk menolong Pak Handoko. Selanjutnya, Pak Handoko lah yang membuat keputusan dengan cara yang diyakini dapat mencapai tujuannya.

Berangkat dari ilustrasi di atas, mari kita simak beberapa pengertian mengenai coaching. Para ahli mendefinisikan coaching sebagai:

  • sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999) 
  • kunci pembuka potensi seseorang untuk untuk memaksimalkan kinerjanya. Coaching lebih kepada membantu seseorang untuk belajar daripada mengajarinya (Whitmore, 2003)
Question #1

1

Response is required
Response is required

prinsip-prinsip coaching yang saya ambil yaitu tentang observasi masalah, menganalisa  masalah untuk sampai pada sasaran selanjutnya mencari solusi dan terakhir mengambil keputusan untuk mencapai suatu tujuan.

Question #2

2

Response is required
Response is required

ya. saat menangani siswa yang malas dan jarang aktif dalam belajar daring. berdasarkn prinsip coaching maka dilakukan observasi masalah yaitu bertanya kepada wali sebelumnya, bertanya kepada guru-guru mapel yang mengajar siswa tersebut, menganalisa  masalah untuk sampai pada sasaran siswa yang bermasalah dengan menduga penyebab siswa malas mungkin karena tidak punya HP, blank sinyal atau ada masalah keluarga. kegiatan selanjut menemui siswa yang bermasalah dan mencari solusi  agar terungkap penyebab siswa yang bersangkutan malas. setelah mendengar penjelasan siswa bersama orang tua, ternyata siswa terkendala karena masalah keluarga terakhir diambil keputusan untuk mencapai suatu tujuan yaitu siswa diminta ikut pembelajaran luring.

Selain definisi-definisi yang diungkapkan oleh para ahli yang telah disebutkan di atas, International Coach Federation (ICF) mendefinisikan coaching sebagai:

“…bentuk kemitraan bersama klien (coachee) untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional yang dimilikinya melalui proses yang menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif.”

Dari definisi ini, Pramudianto (2020) menyampaikan tiga makna yaitu:

  1. Kemitraan. Hubungan coach dan coachee adalah hubungan kemitraan yang setara. Untuk membantu coachee mencapai tujuannya, seorang coach mendukung secara maksimal tanpa memperlihatkan otoritas yang lebih tinggi dari coachee.
  2. Memberdayakan. Proses inilah yang membedakan coaching dengan proses lainnya. Dalam hal ini,  dengan sesi coaching yang ditekankan pada bertanya reflektif dan mendalam, seorang coach menginspirasi coachee untuk menemukan jawaban-jawaban sendiri atas permasalahannya.
  3. Optimalisasi. Selain menemukan jawaban sendiri, seorang coach akan berupaya memastikan jawaban yang didapat oleh coachee diterapkan dalam aksi nyata sehingga potensi coachee berkembang.
Menyelami makna-makna yang terkandung dalam definisi coaching membawa kita pada pertanyaan, “Apakah dengan demikian coaching ini bisa diterapkan di dunia pendidikan sehingga bisa mengoptimalkan sumber daya yang ada, baik guru maupun murid?” Apakah guru dapat berperan sebagai coach? Mari kita sama-sama membahas bagaimana coaching ini diterapkan dalam konteks sekolah dan bagaimanakah peran guru sebagai coach.

1.2. Coaching dalam Konteks Sekolah


Bapak /bu Calon Guru Penggerak,

Mari  kita bersama-sama mempelajari coaching dalam konteks pendidikan.

Ki Hadjar Dewantara menekankan bahwa tujuan pendidikan itu ‘menuntun tumbuhnya atau hidupnya kekuatan kodrat anak sehingga dapat memperbaiki lakunya. oleh sebab itu peran seorang coach (pendidik) adalah menuntun segala kekuatan kodrat (potensi) agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Dalam proses coaching, murid diberi kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar murid tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang ‘pamong’ dapat memberikan ‘tuntunan’ melalui pertanyaan-pertanyaan reflektif agar kekuatan kodrat anak terpancar dari dirinya.

Dalam konteks pendidikan Indonesia saat ini, coaching menjadi salah satu proses ‘menuntun’ kemerdekaan belajar murid dalam pembelajaran di sekolah. Coaching menjadi proses yang sangat penting dilakukan di sekolah terutama dengan diluncurkannya program merdeka belajar oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Program ini dapat membuat murid menjadi lebih merdeka dalam belajar untuk mengeksplorasi diri guna mencapai tujuan pembelajaran dan memaksimalkan potensinya. Harapannya, proses coaching dapat menjadi salah satu langkah tepat bagi guru untuk membantu murid mencapai tujuannya yaitu kemerdekaan dalam belajar. 

Masih terkait dengan kemerdekaan belajar, proses coaching merupakan proses untuk mengaktivasi kerja otak murid. Pertanyaan-pertanyaan reflektif dalam  dapat membuat murid melakukan metakognisi. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan dalam proses coaching juga membuat murid lebih berpikir secara kritis dan mendalam. Yang akhirnya, murid dapat menemukan potensi dan mengembangkannya.

Murid kita di sekolah tentunya memiliki potensi yang berbeda-beda dan menunggu untuk dikembangkan. Pengembangan potensi  inilah yang menjadi tugas seorang guru. Apakah pengembangan diri anak ini cepat, perlahan-lahan atau bahkan berhenti adalah tanggung jawab seorang guru. Pengembangan diri anak dapat dimaksimalkan dengan proses coaching.

Coaching, sebagaimana telah dijelaskan pengertiannya dari awal memiliki peran yang sangat penting karena dapat digunakan untuk menggali potensi murid sekaligus mengembangkannya dengan berbagai strategi yang disepakati bersama. JIka proses coaching berhasil dengan baik, masalah-masalah pembelajaran atau masalah eksternal yang mengganggu proses pembelajaran dan dapat menurunkan potensi murid akan dapat diatasi.

Mengingat pentingnya proses coaching ini sebagai alat untuk memaksimalkan potensi murid, guru hendaknya memiliki keterampilan coaching.  Keterampilan coaching ini sangat erat kaitannya dengan keterampilan berkomunikasi. Berkomunikasi seperti apakah yang perlu seorang coach miliki akan dibahas pada bagian selanjutnya dalam modul coaching ini. Selain keterampilan berkomunikasi, beberapa keterampilan dasar perlu dimiliki oleh seorang coachInternational Coach Federation (ICF) memberikan acuan mengenai empat kelompok kompetensi dasar bagi seorang coach yaitu:

  1. keterampilan membangun dasar proses coaching
  2. keterampilan membangun hubungan baik

  3. keterampilan berkomunikasi

  4. keterampilan memfasilitasi pembelajaran

Empat keterampilan dasar seorang coach seharusnya dapat dimiliki oleh guru ketika memerankan diri sebagai coach.

Tentunya, sebagai guru, Anda sudah memiliki keterampilan-keterampilan dasar dari coaching.  Mari kita lakukan refleksi mengenai hal tersebut dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

Question #3

3

Response is required
Response is required

  1. keterampilan membangun dasar proses coaching
  2. keterampilan membangun hubungan baik


Question #4

4

Response is required
Response is required

keterampilan berkomunikasi dan keterampilan memfasilitasi pembelajaran karena banyak hal yang perlu diperbaiki


Question #5

5

Response is required
Response is required

kendala-kendala dalam coaching pendidikan antara lain ketrampilan berkomunikasi, hal ini karena adanya pandemi covid-19 yang mana proses pembelajaran dilakukan dengan cara daring, sehingga banyak kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan coaching bagi siswa terutama dalam berkomunikasi dan memfasiltasi siswa dalam belajar. meskipun demikian saya tetap menjalankan tugas sebagai guru dan coaching dengan memberikan pendampingan baik secara daring maupun luring dengan aplikasi whatsapp dan google classroom dalam memfasilitasi siswa belajar. Pelaksanaan proses coaching akan berhasil dengan baik, masalah-masalah pembelajaran atau masalah eksternal yang mengganggu proses pembelajaran dan dapat menurunkan potensi murid akan dapat diatasi. 

Sampai disini, apakah konsep coaching sudah dapat dipahami? 

Mari kita pertajam pemahaman tentang konsep coaching dengan menyimak video dihalaman berikutnya, kemudian jawablah beberapa pertanyaan mengenai video tersebut. 

Simaklah video animasi mengenai konsep coaching berikut dan jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:

Question #6

6

Response is required
Response is required

Dengan memberikan refleksi tentang kemampuan yang dimiliki oleh sang kancil seperti smart (pintar), observe (mengobservasi) dan Adapt (mampu beradaptasi) sehingga menyakini akan skill yang dimiliki sehingga berhasil menyeberangi sungai

Question #7

7

Response is required
Response is required

Dengan sabar sambil mengorek informasi tentang apa skill yang dimiliki  sang kancil.

Question #8

8

Response is required
Response is required

pertanyaan yang merefleksi tentang perbadingan diri kancil dengan binatang lainnya serta bertanya tentang kelebihan dan kekurangan yang dimilki kancil.

Question #9

9

Response is required
Response is required

sangat senang bisa dibantu dan apa yang menjadi kesulitan bisa diatasi

Question #10

10

Response is required
Response is required

ya. karena dengan sabar dan tenang maka segala permasalah bisa dieslesaikan dengan baik

Terima kasih telah menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disajikan. Setelah menyimak video tersebut, mari kita mempelajari perbedaan coaching dengan metode-metode pengembangan diri lainnya.

1.3. Perbedaan antara Coaching, Konseling, dan Mentoring dalam Konteks Pendidikan

Sebagai guru, Anda diharapkan menjadi pemimpin pembelajaran. Sebagai pemimpin pembelajaran, Anda tentunya harus memainkan banyak peran. Terkadang, untuk menghadapi murid, Anda harus menjadi seorang konselor. Suatu saat Anda juga diharapkan menjadi mentor. Selain itu, terkadang Anda juga harus menjadi seorang coach.

Ketika Anda harus menghadapi murid dengan berbagai potensinya dan Anda berupaya untuk memaksimalkan potensi tersebut, guru harus berperan sebagai seorang coach. Mengapa Anda harus berperan sebagai coach? Mengapa bukan konselor atau mentor? Tahukah Anda mengenai perbedaan di antara ketiga peran tersebut?

Untuk memahami perbedaan peran antara konselor, mentor, dan coach tersebut, mari kita simak video berikut ini, dan jawablah pertanyaan-pertanyaan mengenai video tersebut.

Question #11

11

Response is required
Response is required

konselor membantu menyelesaikan masalah yang dialami oleh seseorang yang bermasalah dalam mengemudi mobil. 

Question #12

12

Response is required
Response is required

seorang mentor memberikan tips-tips berdasarkan pengalamnnyadalam mengendari mobil untuk membantu seseorang yang bermasalah dalam mengemudi mobil.

Question #13

13

Response is required
Response is required

Yang dilakukan seorang coach untuk membantu seseorang yang bermasalah dalam mengemudi mobil adalah memberikan dorongan kepada cochee atau ibu dalam video untuk menyelesaikan masalahnya sendiri

Agar semakin memahami perbedaan antara mentoring, konseling, dan coachingmari kita pelajari pengertian mentoring dan konseling berikut ini:

1. Definisi mentoring

Stone (2002) mendefinisikan mentoring sebagai suatu proses dimana seorang teman, guru, pelindung, atau pembimbing yang bijak dan penolong menggunakan pengalamannya untuk membantu seseorang dalam mengatasi kesulitan dan mencegah bahaya. Sedangkan Zachary (2002) menjelaskan bahwa mentoring memindahkan pengetahuan tentang banyak hal, memfasilitasi perkembangan, mendorong pilihan yang bijak dan membantu mentee untuk membuat perubahan.

2. Definisi konseling

Gibson dan Mitchell (2003) menyatakan bahwa konseling adalah hubungan bantuan antara konselor dan klien yang difokuskan pada pertumbuhan pribadi dan penyesuaian diri serta pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Sementara itu, Rogers (1942) dalam Hendrarno, dkk (2003:24), menyatakan bahwa konseling merupakan rangkaian-rangkaian kontak atau hubungan secara langsung dengan individu yang tujuannya memberikan bantuan dalam merubah sikap dan tingkah lakunya.

Jika Anda memperhatikan definisi-definisi mengenai mentoring dan konseling, kemudian membandingkannya dengan coaching, maka Anda dapat melihat perbedaan-perbedaan di antara ketiga metode pengembangan diri tersebut. Untuk lebih mudahnya, mari kita lihat tabel perbedaan antara coaching, mentoring, dan konseling berikut ini:

gbr

Dari Tabel 1, kita dapat melihat perbedaan-perbedaan antara coaching, mentoring dan konseling. Perbedaan-perbedaan tersebut dilihat dari sisi tujuan, peran, dan keahlian.

Setelah menyimak perbedaan-perbedaan antara mentoring, konseling, dan coaching, mari melakukan refleksi dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut.


Question #14

14

Response is required
Response is required

ketika siswa ada masalah yang harus dipecahkan dan harus dibantu oleh guru. caranya memanggil siswa tersebut diminta menceritakan masalahnya dan guru membantu memecahkannya.

Question #15

15

Response is required
Response is required

saat berbagi tentang sesuatu yang sudah dipahami dan berpengalaman dibidang  tertentu.  Saya memberikan ajaran tambahan tentang mapel yang dikuasai dan mengarahkan siswa menggunakan google meet dalam belajar.

Question #16

16

Response is required
Response is required

ketika memberikan tugas proyek dan tugasnya berdiferensiasi. siswa diajak memecahkan masalahnya sendiri dengan tugas proyek yang dipilih sesuai bakat dan minatnya.


Question #17

17

Response is required
Response is required

coaching, karena akan melatih siswa untuk mandiri dalam mmecahkan masalah, membiasakan diri untuk belajar memecahkan masalah yang dihadapi dengan melihat potensi yang ada pada diri siswa.

Question #18

18

Response is required
Response is required

kendala:
1. setiap masalah berbeda pemecahannya
2. motivasi dan pemahaman seseorang terhadap pemecahan masalah berbeda
3. setiap orang memiliki keterbatasan dalam memaksimalkan potensi diri 

Sekarang, tentunya Anda sudah memahami bagaimana peran Anda sebagai seorang coach di sekolah. Sebagai seorang coach, mari berupaya menguasai keterampilan dasar seorang coach, salah satunya dengan menguasai keterampilan berkomunikasi yang memberdayakan sebagaimana akan dijelaskan pada materi selanjutnya.

Eksplorasi Konsep - Pembelajaran 1

Dalam bukunya Beck, Benet dan Wall mendeskripsikannya sedemikian: Komunikasi adalah tentang diri kita, berawal dari dalam kita dan melalui kita. Komunikasi merepresentasikan keinginan diri kita untuk memiliki arti dan memberikan arti bagi kehidupan. Makna komunikasi menjadi lebih luas dan dalam ketika ada keinginan dari dalam diri manusia yang mendorong komunikasi mereka untuk menjadi lebih berdampak bagi kehidupan baik sang pemberi pesan ataupun penerima pesan, yakni komunikasi yang memberdayakan potensi setiap pihak sehingga dapat menghasilkan perubahan arti kehidupan. Komunikasi yang sedemikian dapat membentuk relasi, menciptakan kenyamanan, dan menghasilkan kreativitas serta kemerdekaan.


Gambar 1. Kutipan mengenai Komunikasi (dikutip ocali.org, 2015)

4 unsur utama yang mendasari prinsip komunikasi yang memberdayakan:

1) Hubungan saling mempercayai

Rasa aman dan nyaman akan hadir dalam sebuah hubungan jika ada rasa saling memperhatikan baik keadaan pribadi atau kesejahteraan profesionalnya. Bagi murid, bahwa kita peduli pada kualitas belajarnya akan membuat murid berasumsi bahwa komunikasi kita bertujuan untuk perbaikan mutu. Kepercayaan merupakan jalan dua arah.

2)  Menggunakan data yang benar

Dalam setiap komunikasi diperlukan data yang benar dan dinamika yang sesuai. Tanpa gambaran akurat tentang pesan atau masalah yang sedang dibahas, maka kesan subjektivitas akan hadir dalam proses komunikasi.

3) Bertujuan menuntun para pihak untuk optimalisasi potensi

Komunikasi memberdayakan seyogyanya menuntun rekan bicara kita untuk mampu berefleksi atas diri mereka dan mengenali pesan atau isu yang dibahas dengan benar. Rasa kepemilikan dan tanggung jawab atas pesan dari proses komunikasi yang ada akan membuat dampak pada jangka yang lebih panjang.

4) Rencana tindak lanjut atau aksi

Jika diperlukan, buatlah rancangan konkrit sebagai hasil dari proses komunikasi. Hal ini sebagai bentuk komitmen dari sebuah komunikasi yang bertujuan positif dan efektif.

Mari kita berefleksi sejenak:

Apakah komunikasi kita sehari-hari, secara khusus sebagai seorang pendidik sudah memberdayakan dan efektif? Adakah hasil positif dan transformatif lewat percakapan kita dengan murid di sekolah?

Bapak/Ibu CGP, coaching adalah salah satu kompetensi pemimpin di abad 21 yang perlu untuk terus dikembangkan, dan lewat keterampilan berkomunikasi yang terus diasah, kita dapat memberdayakan potensi murid kita sehingga baik mereka ataupun diri kita sendiri dapat optimal dalam belajar dan berkarya.

Pada bagian ini, kita akan membahas empat aspek berkomunikasi yang perlu kita pahami dan kita latih untuk mendukung praktik Coaching kita.
A.   Komunikasi asertif
B.   Pendengar aktif
C.   Bertanya efektif
D.   Umpan balik positif


Berkomunikasi secara asertif akan membangun kualitas hubungan kita dengan orang lain menjadi lebih positif karena ada pencapaian bersama dan kesepakatan dalam pemahaman dari kedua belah pihak. Kualitas hubungan yang diharapkan dibangun atas rasa hormat pada pemikiran dan perasaan orang lain.

Dalam coaching, sebagai seorang coach kita akan menghendaki adanya hasil yang dicapai dan ada kalanya coachee kita (murid) merasa tidak suka atau merasa ragu serta tertekan dengan komunikasi yang hendak dibangun. Karenanya, sebuah pemahaman komunikasi asertif perlu dibangun agar timbul rasa percaya dan aman. Ketika rasa aman itu hadir dalam sebuah hubungan coach and coachee, maka coachee akan lebih terbuka dan menerima ajakan kita untuk berkomunikasi. Keselarasan pada tujuan mulai terbangun.

Dalam usaha membangun keselarasan berkomunikasi, coach juga perlu belajar menyamakan posisi diri pada saat coaching berlangsung. Beberapa tips singkat yang dapat seorang coach lakukan:

1.   Menyamakan kata kunci

Memperhatikan kata kunci dalam pembicaraan memberikan kesan penerimaan hubungan coach dan coachee. Disini awal keberhasilan coaching sebab coach dan coachee mampu menyesuaikan diri dan membangun relasi.

Kata-kata kunci biasanya merupakan kata-kata yang diulang-ulang atau ditekankan oleh coachee dan ini biasanya terkait dengan nilai kehidupan. Coach dapat menggunakan kata-kata kunci ini untuk membimbing coachee untuk mencapai tujuannya.

Sebagai contoh, jika murid menggunakan bahasa dan istilah kekinian dalam bercerita, kita dapat juga menggunakan istilah yang dipakai ketika kita bertanya untuk mengklarifikasi pernyataannya.

Misal: “Pikiranmu ternyata mudah ambyar ya Nak. Bisa kamu ceritakan apa faktor yang mudah sekali membuat konsentrasi belajarmu di kelas ambyar?”; “Seberapa kecewanya kamu dengan lebaynya teman yang kamu ceritakan tadi?”

2.  Menyamakan bahasa tubuh

Bahasa tubuh memainkan peran penting dalam komunikasi sebab hal ini dalam menentukan bagaimana rekan bicara kita akan menanggapi dan berhubungan selanjutnya dengan kita. Bahasa tubuh disini meliputi mimik wajah, suara, postur tubuh, ataupun gerakan tubuh lainnya.

Coach dapat memberikan tanda setuju secara tidak langsung pada apa yang disampaikan coachee dengan senyum atau dengan anggukan. Jika coachee kita sedang bersandar ke lengan kursi misalnya, coach juga dapat mengikuti gerakannya. Ketika coachee sedang bersemangat bercerita dan mencondongkan tubuhnya ke depan, kita juga usahakan  mengikutinya. Kegiatan penyamaan ini perlu dilakukan dengan halus dan tidak kentara agar coachee tidak merasa ditiru.

3. Menyelaraskan emosi

Setelah kata dan bahasa tubuh yang kita selaraskan, emosi pun perlu kita usahakan untuk diselaraskan, terutama ketika coachee mengucapkan hal-hal yang emosional. Hal ini akan membuat coachee merasa coach-nya ada pada pihaknya dan mengerti perasaannya.

Contoh:

Murid : “Saya sudah gak bisa kerja sama Toni lagi Bu. Dia tidak pernah menerima ide yang saya berikan.”

Guru  : “Ya, Ibu dapat memahami perasaan kamu. Tidak semua orang dapat dengan mudah menerima pendapat orang lain.”

Komunikasi asertif membangun relasi. Relasi baik dan positif yang terbentuk akan menjadi modal utama dalam process coaching.






















 1.2. Coaching dalam Konteks Sekolah


Bapak /bu Calon Guru Penggerak,

Mari  kita bersama-sama mempelajari coaching dalam konteks pendidikan.

Ki Hadjar Dewantara menekankan bahwa tujuan pendidikan itu ‘menuntun tumbuhnya atau hidupnya kekuatan kodrat anak sehingga dapat memperbaiki lakunya. oleh sebab itu peran seorang coach (pendidik) adalah menuntun segala kekuatan kodrat (potensi) agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Dalam proses coaching, murid diberi kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar murid tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang ‘pamong’ dapat memberikan ‘tuntunan’ melalui pertanyaan-pertanyaan reflektif agar kekuatan kodrat anak terpancar dari dirinya.

Dalam konteks pendidikan Indonesia saat ini, coaching menjadi salah satu proses ‘menuntun’ kemerdekaan belajar murid dalam pembelajaran di sekolah. Coaching menjadi proses yang sangat penting dilakukan di sekolah terutama dengan diluncurkannya program merdeka belajar oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Program ini dapat membuat murid menjadi lebih merdeka dalam belajar untuk mengeksplorasi diri guna mencapai tujuan pembelajaran dan memaksimalkan potensinya. Harapannya, proses coaching dapat menjadi salah satu langkah tepat bagi guru untuk membantu murid mencapai tujuannya yaitu kemerdekaan dalam belajar. 

Masih terkait dengan kemerdekaan belajar, proses coaching merupakan proses untuk mengaktivasi kerja otak murid. Pertanyaan-pertanyaan reflektif dalam  dapat membuat murid melakukan metakognisi. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan dalam proses coaching juga membuat murid lebih berpikir secara kritis dan mendalam. Yang akhirnya, murid dapat menemukan potensi dan mengembangkannya.

Murid kita di sekolah tentunya memiliki potensi yang berbeda-beda dan menunggu untuk dikembangkan. Pengembangan potensi  inilah yang menjadi tugas seorang guru. Apakah pengembangan diri anak ini cepat, perlahan-lahan atau bahkan berhenti adalah tanggung jawab seorang guru. Pengembangan diri anak dapat dimaksimalkan dengan proses coaching.

Coaching, sebagaimana telah dijelaskan pengertiannya dari awal memiliki peran yang sangat penting karena dapat digunakan untuk menggali potensi murid sekaligus mengembangkannya dengan berbagai strategi yang disepakati bersama. JIka proses coaching berhasil dengan baik, masalah-masalah pembelajaran atau masalah eksternal yang mengganggu proses pembelajaran dan dapat menurunkan potensi murid akan dapat diatasi.

Mengingat pentingnya proses coaching ini sebagai alat untuk memaksimalkan potensi murid, guru hendaknya memiliki keterampilan coaching.  Keterampilan coaching ini sangat erat kaitannya dengan keterampilan berkomunikasi. Berkomunikasi seperti apakah yang perlu seorang coach miliki akan dibahas pada bagian selanjutnya dalam modul coaching ini. Selain keterampilan berkomunikasi, beberapa keterampilan dasar perlu dimiliki oleh seorang coachInternational Coach Federation (ICF) memberikan acuan mengenai empat kelompok kompetensi dasar bagi seorang coach yaitu:

  1. keterampilan membangun dasar proses coaching
  2. keterampilan membangun hubungan baik

  3. keterampilan berkomunikasi

  4. keterampilan memfasilitasi pembelajaran

Empat keterampilan dasar seorang coach seharusnya dapat dimiliki oleh guru ketika memerankan diri sebagai coach.


Agar semakin memahami perbedaan antara mentoring, konseling, dan coachingmari kita pelajari pengertian mentoring dan konseling berikut ini:

1. Definisi mentoring

Stone (2002) mendefinisikan mentoring sebagai suatu proses dimana seorang teman, guru, pelindung, atau pembimbing yang bijak dan penolong menggunakan pengalamannya untuk membantu seseorang dalam mengatasi kesulitan dan mencegah bahaya. Sedangkan Zachary (2002) menjelaskan bahwa mentoring memindahkan pengetahuan tentang banyak hal, memfasilitasi perkembangan, mendorong pilihan yang bijak dan membantu mentee untuk membuat perubahan.

2. Definisi konseling

Gibson dan Mitchell (2003) menyatakan bahwa konseling adalah hubungan bantuan antara konselor dan klien yang difokuskan pada pertumbuhan pribadi dan penyesuaian diri serta pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Sementara itu, Rogers (1942) dalam Hendrarno, dkk (2003:24), menyatakan bahwa konseling merupakan rangkaian-rangkaian kontak atau hubungan secara langsung dengan individu yang tujuannya memberikan bantuan dalam merubah sikap dan tingkah lakunya.

Jika Anda memperhatikan definisi-definisi mengenai mentoring dan konseling, kemudian membandingkannya dengan coaching, maka Anda dapat melihat perbedaan-perbedaan di antara ketiga metode pengembangan diri tersebut. Untuk lebih mudahnya, mari kita lihat tabel perbedaan antara coaching, mentoring, dan konseling berikut ini:



Setelah menyimak perbedaan-perbedaan antara mentoring, konseling, dan coaching, mari melakukan refleksi dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut.


Question #14

14

Response is required
Response is required


Question #15

15

Response is required
Response is required


Question #16

16

Response is required
Response is required


Question #17

17

Response is required
Response is required


Question #18

18

Response is required
Response is required


Sekarang, tentunya Anda sudah memahami bagaimana peran Anda sebagai seorang coach di sekolah. Sebagai seorang coach, mari berupaya menguasai keterampilan dasar seorang coach, salah satunya dengan menguasai keterampilan berkomunikasi yang memberdayakan sebagaimana akan dijelaskan pada materi selanjutnya.

1 komentar: