Sabtu, 13 November 2021

belajar Numerasi

 Kasus 1

Perhatikan ilustrasi berikut ini.  

  1. Pak Yoga memiliki 15 meter kayu. Dia ingin membuat beberapa buah rak buku. Setiap rak buku membutuhkan 4 meter kayu dalam proses pembuatannya. Berapa banyak rak buku yang dapat dibuat oleh Pak Yoga?  
  2. 15 orang anak akan pergi ke sebuah toko buku. Mereka berencana untuk memesan taksi.  Taksi tersebut hanya dapat membawa paling banyak 4 orang penumpang. Berapa banyak taksi yang mereka butuhkan?  
  3. Kegiatan jalan santai yang akan diselenggarakan di bulan Agustus akan menempuh jarak 15 km. Lintasan tersebut akan dibagi menjadi 4 sublintasan. Berapa panjang jarak setiap sublintasan?  

Pertanyaan: 

  1. Apakah yang menarik dari ketiga ilustrasi tersebut? 
  2. Terdapat dua orang murid A dan murid B memberikan jawaban terhadap ketiga pertanyaan tersebut.  
  3. Murid A menjawab pertanyaan a, b dan c dengan jawaban yang sama yaitu 3,75.  Sementara murid B menjawab untuk pertanyaan a dengan jawaban 3 rak buku,  pertanyaan b dengan jawaban 4 taksi dan pertanyaan c dengan jawaban 3,75 km. 
  4. Berdasarkan jawaban kedua murid tersebut, manakah menurut Anda yang memiliki kemampuan numerasi yang lebih baik. Jelaskan alasan Anda dan diskusikan dengan teman sejawat Anda. 

Seorang anak diminta untuk menghitung nilai mean, median dan modus suatu data. Anak tersebut kemudian menggunakan kalkulator atau alat hitung semacamnya untuk melakukan perhitungan tersebut.  

Jika seseorang mengerjakan permasalahan matematika kontekstual seperti permasalahan di atas tetapi menghitung dengan alat hitung misalnya kalkulator apakah dapat dikatakan memiliki literasi matematika yang baik? 


 

Permasalahan yang sering muncul dalam pembelajaran matematika adalah sering ditemukan beberapa murid yang mampu mengerjakan perhitungan matematika secara formal, ketika dihadapkan dengan permasalahan kontektual yang sedikit berbeda walapun masih menggunakan konsep matematika yang sama, sering mengalami kesulitan untuk menyelesaikan masalah kontekstual tersebut.  

Diskusikan dengan peserta lainnya, tentang hal tersebut.  

Apakah kasus seperti ini ada hubunganya dengan kemampuan numerasi? Jelaskan.


KASUS 1

1. Menariknya kasus di atas adalah menggunakan angka / jumlah yang sama namun digunakan dalam konteks yang berbeda.
2. A menjawab 3,75, berarti konsep yang digunakan adalah konsep Matematika. Sementara si B memberikan jawaban yang berbeda di setiap kasus, dia menerapkan kosep numersai sesuai dengan kontekstual. B memiliki kemapuan numerasi lebih baik. 

Kasus 1 : murid B memiliki kemampuan numerasi lebih baik. Murid B memberikan jawaban yang berbeda di setiap kasus. Dia menerapkan konsep numersi sesuai dengan konteksnya.

KASUS 2

Walaupun menggunakan alat bantu kalkulator dia masih termasuk literasi matematika, karena menggunakan kalkulator jika tidak mengetahui konsep matematika tidak bisa mengerjakan

KASUS 3

Menurut saya, kasus seperti ini ada hubungannya dengan numerasi karena berdasarkan pengertiannya numerasi merupakan kemampuan seseorang untuk menggunakan konsep maupun prosedur matematika dalam menyelesaikan permasalahan sehari-hari pada berbagai konteks yang relevan. Jadi apabila ditemukan beberapa murid yang mampu mengerjakan perhitungan matematika secara formal, tetapi ketika dihadapkan dengan permasalahan kontekstual yang sedikit berbeda walapun masih menggunakan konsep matematika yang sama, sering mengalami kesulitan untuk menyelesaikan masalah.

Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai Anak yang bisa membaca saat lulus PAUD berarti perkembangan literasinya bagus.

pendapat saya biasa saja, kemampuan membaca anak saat lulus PAUD tergantung dari individunya atau tergantung kodrat alamnya. perkembangan literasinya tidak bisa diukur karena yang ditanamkan bagaimana cara lancar membaca saja

Feedback
Perkembangan literasi pada anak usia sampai 8 tahun adalah kemampuan anak menerima informasi lisan dengan tepat, menyampaikan ide, gagasan dengan cara berbicara runut dan pilihan kata beragam. Anak selesai pendidikan di PAUD yang sudah membaca lancar, sebagian besar masih perlu dibantu untuk memahami bacaan lisan disebabkan urutan stimulasi keterampilan berbahasa tidak sesuai dengan urutan yaitu menyimak, berbicara, menulis dan membaca. Aspek lain yang mempengaruhi adalah stimulasi pengetahuan bahasa yang dimulai dari visual bunyi (huruf) yang seharusnya dimulai dari bunyi ( fonem, nada, jeda, tekanan dan tempo

Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai: Cara mengukur perkembangan literasi adalah dengan tes baca tulis saat masuk SD.

saya kurang setuju, karena syarat masuk SD adalah usia sudah menginjak 6 s/d 7 tahun, perkembangan literasi tidak bisa diukur dari baca tulis, melainkan bisa secara lisan seperti bisa mengucapkan nama diri sendiri, dan menyimak penjelasan guru juga termasuk perkembangan literasi murid

Feedback

Perkembangan literasi pada anak usia di bawah 8 tahun seharusnya dilakukan dengan bahasa lisan dalam bentuk tanya jawab. Untuk mengecek pengetahuan bunyi bahasa dilakukan dengan cara mengecek bunyi yang dikenal. Keterampilan menulis dilihat dari kemampuan meggunaan alat tulis dan ide yang dituangkan dalam bentuk gambar.

Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai : Siswa SMP kurang minat baca karena lebih tertarik dengan gawai.

Siswa SMP kurang minat baca karena lebih tertarik dengan gawai, saya setuju karena mereka berada di kodrat zamannya yaitu pada generasi alpa, dimana mereka lebih senag belajar dan membaca di gadgetnya daripada buku bacaan, maka kita sebagai guru lebih banyak mereka mengembangkan literasi digital dan membaca perkembangan IPTEK yang terupdate. 

Feedback


Sebagian besar anak lebih tertarik dengan gawai karena tidak mendapatkan keterampilan membaca untuk belajar. Keterampilan membaca untuk belajar perlu dilatihkan dan diulang pada semua mata pelajaran. Anak dilatih mulai dari memilih buku, aneka teknik  membaca, dimodelkan dan diberikan aneka jenis tema untuk dibaca.  

0 komentar:

Posting Komentar