Sabtu, 13 November 2021

Konsteks Numerasi

 


Masalah konteks mengacu pada situasi yang nyata bagi murid, situasi yang tidak hanya berasal dari kegiatan sehari-hari murid tetapi juga dari masalah matematika formal yang nyata dalam pikiran murid (Gravemeijer & Doorman, 1999). Konteks khusus di mana tugas matematika terletak mampu menentukan tidak hanya kinerja umum tetapi pilihan prosedur matematika (Lave, 1988). Selain itu, karena karakteristik matematika yang abstrak, konteks membantu murid untuk menghubungkan fenomena dunia nyata dengan penggunaan matematika abstrak (Boaler, 1993; Gravemeijer & Doorman, 1999).

Selanjutnya, ada keyakinan bahwa konteks sehari-hari lebih mudah daripada konteks yang abstrak (Boaler, 1993). Artinya dengan menggunakan matematika konteks sehari-hari dapat membantu murid belajar matematika lebih bermakna. Karena konteks sehari-hari berkaitan dengan kehidupan mereka dan situasi dunia nyata, yang lebih mudah dipahami. Ada hubungan  timbal  balik  antara  konteks  dan matematika dalam implementasinya. Murid diharapkan membantu murid untuk menghubungkan masalah konteks dan konsep matematika serta menerapkannya pada masalah atau tugas lain yang berbeda (Boaler, 1993). Menurut Boaler (1993), konteks memiliki dua peran utama. Pertama, konteks dapat membantu murid untuk menghubungkan situasi dunia nyata dan matematika mereka. Kedua, konteks berguna untuk memotivasi murid agar belajar matematika lebih menarik dan atraktif.

Penggunaan konteks atau masalah kontekstual yang bermakna tentu akan membantu murid untuk mengembangkan kemampuan numerasinya dengan baik. Guru sebaiknya banyak menghadirkan permasalahan-permasalahan kontektual untuk membantu murid memahami kebermanfaatan matematika dalam kehidupannya sehari-hari. Steen (2001) mengatakan bahwa mustahil seseorang dapat memahami matematika dengan baik jika ia tidak sendiri gagal dalam mengenal kebermanfaatan matematika dalam kehidupan sehari- hari.  Adapun cara lain untuk membuat murid mahir menggunakan matematika adalah dengan  memberikan permasalahan matematika sehari-hari setelah  murid  memahami matematika formal untuk menyelesaikan masalah dunia nyata. Penggunaan numerasi akan kentara saat menyelesaikan masalah dunia nyata yang komplek dan diselesaikan dengan pemodelan (matematika) seperti pada bagan di bawah ini. Jika murid tidak dikenalkan dengan masalah dunia nyata maka akan sulit mengenali matematika apa yang bisa digunakan untuk membantu menyelesaikannya.


Transfer dunia nyata ke matematika

Pada bagan di bawah ini murid disajikan permasalahan dunia nyata kemudian mentransfernya ke dalam bentuk matematika. Murid membuat asumsi, memformulasikan solusi yang tepat untuk permasalahan tersebut hingga diperoleh solusi yang tepat. Tidak sampai di situ, murid kemudian mentrasfer kembali solusi tersebut sesuai dengan kenyataan dari permasalahan yang diberikan, memberikan kesimpulan sesuai dengan konteks awal yang disajikan. Solusi suatu masalah tidak hanya berupa bilangan akhir sebagai hasil perhitungan, tetapi harus disesuaikan kembali dengan konteks


Intuisi Bilangan (Number Sense)

Salah komponen penting juga yang perlu dibahas terkait dengan numerasi adalah kepekaan terhadap bilangan atau yang dikenal dengan intuisi bilangan. Intuisi bilangan sejauh ini belum banyak menjadi perhatian dalam pembelajaran matematika di Indonesia. Kepekaan terhadap bilangan perlu untuk ditumbuhkan sejak dini kepada murid. Kepekaan terhadapa bilangan terkait dengan bagaimana murid memahami makna bilangan yang sesungguhnya. Murid memahami makna dari bilangan 5 misalnya dengan menggambarkannya dengan lima buah apel, lima buah jeruk, lima batang pensil dan sebagainya. Memiliki kepekaan terhadap bilangan akan membantu murid untuk mengembangkan kemampuan numerasinya.

Sebagai contoh juga ketika murid mampu memperkirakan atau mengestimasi nilai suatu bilangan dan ini banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya murid memperkirakan berapa uang yang harus dibawanya untuk berbelanja di sebuah toko tanpa harus terlebih dahulu menghitung dengan seksama harga barang-barang yang akan dibelinya. Karena dalam prakteknya di kehidupan sehari-hari terkadang perhitungan matematika yang presisi tidak benar-benar diperlukan dan hanya membutuhkan estimasi atau pembulatan. Konteks yang berbeda seringkali membutuhkan jawaban akhir yang berbeda dan di sinilah kemampuan estimasi perlu digunakan oleh murid.

Numerasi sangat penting dikembangkan di diri murid tidak hanya untuk menyelesaikan berbagai permasalahan matematika dalam kehidupan sehari-hari tetapi diharapkan juga akan memberikan manfaat untuk aspek yang lebih luas seperti untuk bangsa dan negara. Murid atau warga yang numerat akan kritis menanggapi berita yang mengandung data ataupun fakta. Hal ini akan membantu pengurangan dampak penyebaran isu atau berita hoax.

Setelah kita mempelajari latar belakang munculnya miskonsepsi literasi dan berdiskusi mengenai beberapa miskonsepsi numerasi, mari kita perkuat pengetahuan dan pemahaman kita perihal konsep numerasi itu sebenarnya.

Silakan pelajari materi yang diberikan pada setiap halaman, dan berikan ringkasan singkat menggunakan bahasa sendiri untuk lebih memperkuat materi.

Bapak/Ibu juga dapat menyimak dan memberikan komentar terhadap jawaban peserta lainnya agar mendapatkan pemahaman lebih mendalam mengenai materi yang dipelajari.

Konsep Numerasi

Setelah kita mempelajari latar belakang munculnya miskonsepsi literasi dan berdiskusi mengenai beberapa miskonsepsi numerasi, mari kita perkuat pengetahuan dan pemahaman kita perihal konsep numerasi itu sebenarnya.

Silakan pelajari materi yang diberikan pada setiap halaman, dan berikan ringkasan singkat menggunakan bahasa sendiri untuk lebih memperkuat materi.

Bapak/Ibu juga dapat menyimak dan memberikan komentar terhadap jawaban peserta lainnya agar mendapatkan pemahaman lebih mendalam mengenai materi yang dipelajari.

0 komentar:

Posting Komentar