Sabtu, 13 November 2021

Konsep Numerasi

 

Konsep Numerasi menurut Pakar

Apakah Bapak Ibu sudah pernah mendengar istilah numerasi? Apa yang Bapak Ibu ketahui tentang numerasi?

Dari sebuah catatan sejarah, istilah dan konsep numerasi atau numeracy pertama kali diperkenalkan di sebuah laporan bernama Crowther Report pada tahun 1959 (Cockcroft Report, 1982). Pada catatan ini numerate didefinisikan sebagai 'a word to represent the mirror image of literacy'. Numerasi mengandung dua hal yaitu kemampuan untuk menggunakan keterampilan matematika di dalam kehidupan sehari-hari dan kemampuan mengapresiasi dan memahami informasi yang disajikan dalam istilah matematika seperti tabel, grafik atau yang lainnya (Cockcroft, 1982).

Programme for International Student Assessment (PISA) menggunakan istilah literasi matematika yang tidak lain adalah numerasi. PISA menyatakan bahwa literasi matematika atau numerasi adalah kemampuan individu untuk bernalar secara matematis dan memformulasikan, menggunakan dan menginterpretasikan matematika untuk menyelesaikan masalah di berbagai konteks dunia nyata (OECD, 2018). Hal ini mencakup konsep, prosedur, fakta maupun alat matematika yang digunakan untuk menjelaskan fenomena. Kemampuan numerasi dapat membantu individu untuk memahami peran matematika dalam kehidupan sehari-hari bahkan dalam pengambilan keputusan. Hal ini juga sejalan dengan definisi yang digunakan oleh Australian Curriculum, Assessment and Reporting Authority (ACARA) yang menyatakan bahwa numerasi adalah kemampuan, keterampilan dan disposisi yang dibutuhkan murid untuk menggunakan matematika pada situasi yang lebih luas (ACARA, 2013). Di kurikulum Australia sendiri numerasi merupakan salah satu kemampuan umum yang harus dimiliki murid. Murid dikatakan memiliki kemampuan numerasi yang baik jika mereka dengan percaya diri dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk menggunakan matematika di bidang lainnya dan dalam lingkup kehidupan yang lebih luas.

Menurut Geiger, Good dan Forgasz (2015), numerasi adalah istilah yang digunakan untuk mengidentifikasi pengetahuan dan kemampuan yang dibutuhkan untuk mengakomodasi tuntutan matematika dalam kehidupan pribadi dan sosial serta untuk berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat sebagai warga negara yang terinformasi, reflektif dan berkontribusi. Numerasi berbeda dengan matematika, juga bukan sebagai alternatif matematika. Matematika merupakan sesuatu yang abstrak. Sementara numerasi menekankan pada sesuatu yang konkret dan kontekstual, serta menawarkan solusi terhadap permasalahan dunia nyata (Steen, 2001). Selain itu, menurut Askew dan Askew (1997) numerasi adalah kemampuan untuk memproses, mengkomunikasikan dan menginterpretasikan informasi numerik dalam berbagai konteks.

Numerasi merupakan kemampuan seseorang untuk menggunakan konsep maupun prosedur matematika dalam menyelesaikan permasalahan sehari-hari pada berbagai konteks yang relevan sebagai individu dan warga negara Indonesia dan dunia (Pusmenjar, 2020).   Hal   ini   terkait   dengan   bagaimana   seseorang   menggunakan   pengetahuan matematikanya untuk menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan terkait dengan hal-hal yang muncul dalam kehidupan sehari -hari.

Definisi Numerasi

Secara sederhana, numerasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengaplikasikan konsep bilangan dan keterampilan operasi hitung di dalam kehidupan sehari-hari dan kemampuan untuk menginterpretasi informasi kuantitatif yang terdapat di sekeliling kita. Kemampuan ini ditunjukkan dengan kenyamanan terhadap bilangan dan cakap menggunakan keterampilan matematika secara praktis untuk memenuhi tuntutan kehidupan. Kemampuan ini juga merujuk pada apresiasi dan pemahaman informasi yang dinyatakan secara matematis, misalnya grafik, bagan, dan tabel.

Dalam penerapannya, numerasi haruslah bersifat kontekstual. Hal ini misalnya dapat disesuaikan dengan permasalahan sehari-hari yang dihadapi oleh murid, menyesuaikan dengan kondisi geografis, sosial budaya atau ekonomi di mana konteks tersebut diangkat. Dalam penerapannya di Indonesia, penerapan numerasi diharapkan dapat dilandaskan pada cakupan matematika yang terdapat pada kurikulum 2013 yang saat ini diterapkan. Dalam pengembangkan kemampuan numerasi yang optimal, numerasi juga diharapkan dapat saling bergantung dan memperkaya unsur-unsur literasi lainnya.

Seperti yang dibahas pada bagian miskonsepsi sebelumnya, numerasi dan matematika adalah dua hal yang berbeda tetapi berkaitan satu dengan yang lainnya. Numerasi bersifat praktis dan dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dari sini dapat diamati bahwa cakupan numerasi sangat luas, tidak hanya di dalam mata pelajaran matematika.


Numerasi menurut Merrilyn Goos

Merrilyn Goos mengembangkan sebuah model numerasi yang terdiri dari beberapa elemen seperti pada tabel berikut ini (Goos, Dole, & Geige, 2012).


Pada tabel di atas ada lima elemen penting numerasi yang dijabarkan oleh Goos. Kesemua elemen tersebut adalah elemen yang penting dan dapat mendukung pengembangan kemampuan numerasi murid Bapak Ibu di sekolah. Sementara itu, Kemp dan Hogan (2000) juga menambahkan bahwa seseorang yang melek numerasi seharusnya memiliki pengetahuan matematika, pengetahuan kontekstual dan pengetahuan strategi. Dari penjelasan ini Bapak Ibu dapat melihat beberapa hal yang perlu menjadi perhatian dalam mengembangkan kemampuan numerasi murid Bapak Ibu. Tidak hanya pengetahuan matematika saja, tetapi aspek pendukung lainnya. Konteks atau permasalahn kontektual akan dibahas lebih jauh pada bagian berikutnya.

Perhatikan diagram di bawah ini.


Sumber: https://numeracyguidedet.global2.vic.edu.au/evidence-base/


  1. Menurut Bapak Ibu diagram yang manakah yang paling baik dalam menggambarkan hubungan antara numerasi (N) dan matematika (M)? Jelaskan alasan Bapak Ibu.
  2. Bagaimana lagi Bapak Ibu dapat menggambarkan hubungan numerasi dan matematika?

Masalah Konstekstual

Salah satu hal penting yang juga perlu untuk dibahas lebih lanjut karena berkaitan erat dengan numerasi adalah masalah kontekstual. Nah apa sih sebenarnya masalah kontektual itu?

Konteks dan masalah kontekstual merupakan komponen yang penting dalam numerasi. Konteks bukanlah merupakan hal yang baru dalam kegiatan pembelajaran. Konteks memegang peranan yang penting dalam menjembatani murid untuk memahami suatu konsep. Dalam pembelajaran matematika misalnya, konteks berperan dalam membantu murid untuk memahami dan memperkuat suatu konsep matematika. Secara khusus, dalam pembelajaran matematika realistik konteks menjadi unsur penting dalam membangun pemahaman matematika murid. Konteks digunakan di awal pembelajaran untuk membangun pemahaman konsep matematika murid. Berikut ini adalah salah satu cara mengkonstruk konsep matematika murid dari masalah kontekstual.




0 komentar:

Posting Komentar