Kamis, 12 November 2020

GURU IBARAT PEMATUNG



Apa yang Diharapkan Murid ?

Seorang pematung diperintah raja membuat ratusan patung. Raja menjelaskan bahwa patung-patung itu adalah patung dirinya dan para prajurit. Patung raja akan diletakkan di taman istana, terlindung dari hujan dan panas matahari. Sedangkan patung-patung lainnya adalah patung para prajurit yang diletakkan di sekitar taman.
“Siap, Raja. Saya mau pulang untuk mulai membuat patung,” kata pematung setelah mengetahui apa yang harus dia buat.
“Tunggu dulu,” kata raja, “buat juga satu patung dirimu.”
Tanpa bertanya untuk apa, pematung mengiyakan. Sampai di rumah, dia langsung mempersiapkan diri memulai megaproyek ini.
Yang pertama dibuat adalah patung raja. Pematung mengeluaran kemampuan terbaiknya untuk membuat patung itu.
Setelah patung raja selesai, dilanjutkan membuat patung para prajurit. Patung para prajurit dikerjakan tidak sebaik patung raja. Lebih kasar pahatannya.
Semua patung sudah dibuat. Pematung ingat bahwa dia juga diminta membuat patung dirinya sendiri. Dia yakin bahwa patung dirinya tidak akan diletakkan di taman. Pasti di tempat terbuka, sepertinya halnya patung prajurit.
“Ah, patungku akan sering kena hujan dan panas. Pasti akan epat rusak. Percuma aku membuatnya dengan sempurna. Aku buat seadanya saja,” pikir pematung.
Semua patung telah selesai. Patung raja yang dipasang terlebih dahulu. Patung itu diketakkan disebuah bangunan terbuka yang beratap di tengah-tengah taman. Megah, membuat raja puas.
Patung prajurit diletakkan sesuai dengan tempatnya. Disebar di beberapa tempat di sekitar taman, seperti menjaga raja.
Patung terakhir belum punya tempat. Itu adalah patung si pematung.
“Kenapa patungmu tidak kamu buat sebagus patungku? Sebenarnya aku ingin patungmu ada di dekat patungku sebagai penghargaan atas jasamu. Namun, ternyata patung yang kamu buat ini pahatannya kasar. Ya sudah, diletakkan di luar saja, dekat para prajurit,” kata raja.
Pematung kaget, tak menduga sama sekali hal tersebut. Dia sangat menyesal tidak melakukan pekerjaan dengan maksimal.
---
Lakukan sesuatu dengan kemampuan terbaik. Semua yang kita kerjakan akan kembali kepada kita.
Mengajar dengan kemampuan terbaik adalah tanggung jawab guru. Siapa pun murid yang kita ajar, layani secara maksimal agar dia berkembang optimal.
Salah satu cara melakukan pelayanan maksimal adalah dengan memahami harapan murid. Apa yang murid harapkan dari gurunya?
  1. Mereka ingin kita menyediakan waktu untuk mengenal mereka. Jadi guru jangan hanya mikirin materi pelajaran thok. Lihat siapa yang ada di kelas. Sapa mereka. Ajak ngobrol, ajak main. Tenang saja, tidak ada waktu yang terbuang percuma.
  2. Mereka ingin dilibatkan dalam proses pembelajaran dan diberi kesempatan menunjukkan bagaimana melakukan sesuatu. Belajar itu interaksi yang hidup, bukan mati. Bukan seperti aktivitas di pabrik. Murid-murid kita berhak (dan semestinya harus) terlibat secara aktif. Mereka ingin diajak menyusun kegiatan belajar. Mereka ingin suara mereka kita dengar.
  3. Mereka ingin mendapat tantangan yang bermakna dan pengalaman belajar yang relevan.Bukan hanya tantangan, mereka juga akan bersemangat kalau apa yang mereka pelajari ada korelasi dengan pengalaman hidup mereka. Nyambung. Relevan. Nah, tugas kita menerjemahkan materi kurikulum ke dalam bahasa mereka. Membawa materi kurikulum ke dalam dunia murid-murid kita.
  4. Mereka ingin gurunya tahu bahwa mereka juga punya hari-hari yang berat.Bayangkan. Mereka dari pagi sampai siang belajar. Itu bukan aktivitas yang ringan. Energi bisa terkuras. Kadang mereka tidak fokus. Bukan saja energinya sudah habis, juga karena faktor lain yang mengganggu. Belum lagi tugas yang bukan hanya menumpuk, juga menghabiskan waktu.Ketika murid-murid kita sedang punya hari yang berat, mereka butuh dipahami. Jangan hanya disalahkan dan ditambah bebannya.
  5. Mereka ingin kegemaran dan minat mereka terakomodasi dalam proses belajar.Ini yang bikin mereka merasa asyik. Mereka akan antusias kalau minat dan kegemaran mereka tersalurkan dalam kegiatan belajar.Apa salahnya belajar lewat lagu meski punya pelajaran kesenian? Boleh saja belajar IPS dengan cara membuat film. Bisa juga IPA dipelajari dengan drama. Kenapa tidak membuat puisi tentang matematika?
  6. Mereka ingin guru bersikap jujur dan adil. Ketika kita ingin murid-murid kita jujur, mereka juga ingin kita bersikap jujur. Kalau pekerjaan mereka belum kita periksa, ya, katakan sejujurnya. Tidak usah cari kambing hitam. Kenapa? Susah nyarinya. Kalau terlambat masuk kelas, minta maaflah. Katakan apa adanya. Jangan cari….. kambing hitam? Bukan! Jangan cari alasan.
  7. Mereka ingin diperlakukan secara hormat dan bemartabat.Hubungan murid dengan guru bukan sepeti bawahan dengan atasan. Mereka punya harga diri dan kehormatan. Kita harus sadari itu. Perlakukan murid-murid kita secara hormat.
  8. Mereka ingin menjadi mitra belajar. Mereka tidak suka diajari. Mereka senang kalau kita dan mereka sama-sama belajar. Jangan posisikan diri sebagai orang yang telah sempurna dan tak mau belajar.
  9. Mereka ingin dipandang penting. Cara menghargai seseorang adalah menganggap kehadiran penting dan berarti. Murid-murid kita ingin fokus adalah mereka. Bukan kepala sekolah atau pengawas. Kita mengajar, ya untuk mereka. Bukan untuk yang lain. Ketika fokus kita adalah mereka, maka mereka merasa dihargai.
  10. Mereka ingin Anda tidak sekadar membaca tulisan ini. Mereka ingin Anda memahami harapan mereka ini.
Kadang kita terlalu fokus terhadap apa yang belum kita capai, tapi kita lupa terhadap apa yang sudah ada. Maka dari itu, muncul ketidakpuasan.
Karma tidak akan tertukar. Hukum alam adil. Semua butuh proses dan waktu. Baik berakibat menyenangkan, buruk berakibat tidak menyenangkan.
Semua akan indah pada waktunya...
Semoga semuanya berbahagia, damai, sehat dan sejahtera

1 komentar: